48. Melepas rindu.

91.6K 10.7K 3.4K
                                    

Anna meremas leher Gabriel ketika lelaki itu mulai menyambar bibirnya. Ia memejamkan mata dan mempersilahkan Gabriel melumat bibirnya untuk beberapa saat.

Keduanya mulai sulit meraup oksigen, sibuk beradu lidah lagi. Setelah kurang lebih dua menit, Gabriel yang berada di atas Anna pun menjauhkan bibirnya.

Mereka tersengal-sengal sambil bertatapan. Tepat pada saat itu ponsel Gabriel berdering.

"Angkat aja," Ujar Anna.

Gabriel pun menuruti apa kata kekasihnya itu, ia meraih ponsel yang berada di meja dekat ranjangnya. Di sana, terdapat nama Fero yang sedang memanggilnya.

"Hm?" Gabriel membuka suara seraya berpindah posisi duduk di dekat Anna.

"Turun, udah gue pesenin," Jawab Fero.

"Iya bentar lagi gue turun," Ucap Gabriel sambil melirik Anna.

"WOI TURUN ANJING, KANGEN KANGENAN DARI SORE JUGA GA TURUN TURUN LO PADA!" Tiba-tiba Ray berseru, membuat Anna terkekeh mendengarnya.

"Dih, urusin noh babi lo!" Sembur Anna sambil mendekatkan bibirnya ke ponsel Gabriel.

Gabriel dengan cepat mematikan sambungan telepon dari Fero. Ia masih saja tak ingin berpaling dari aktivitas yang sedang ia lakukan. Melihat bibir Anna yang baru saja mendekati ponselnya, membuatnya ingin menciumnya lagi.

"Apa?" Tanya Anna ketika Gabriel menatapnya lebih dari tiga detik.

"Ayo kebawah," Ajaknya.

"Bentaran lagi, ya?" Gabriel menawar.

"Ih, aku udah laper. Nanti aja!" Kata Anna yang hendak turun dari ranjang. Namun dengan cepat Gabriel menahan bahunya.

"Bentar lagi ya ya ya ? Pleaseee," Rengek Gabriel seraya melingkarkan tangannya ke badan Anna.

"Bukan aku aja loh ini yang laper," Kata Anna.

"Yaudah, nanti malem beneran ya?" Gabriel menawar lagi.

"Iyaaaa iyaaaa," Jawab Anna.
"Yaudah lepasin."

"Yes!" Gabriel tersenyum memperlihatkan deretan giginya sembari melepaskan pelukannya. Ia mempersilakan Anna untuk memakai bajunya kembali.

•••oOo•••

"JANGAN!"

Ray berteriak sangat keras ketika mendapati tangan Fero hendak memegang suatu kotak besar berwarna putih.

"Dih apaan megang juga belom," Kata Fero seraya menurunkan tangannya.

Mereka berdua sedang berada di ruang makan, malam ini. Sembari menunggu pesanan tiba, Ray sibuk membuat jus alpukat untuknya dan Fero.

"Jangan pokoknya!" Kata Ray lagi seraya berbalik badan, kembali dengan aktivitasnya yang belum selesai.

"Emang apaan isinya? Liat kek dikit," Kata Fero, menggoda.

"Kado dari Violin, jangan anjing gue aja belom liat!" Sahut Ray.

"Lu diem diem masih sama si ono ye gue kira udahan!" Ujar Fero.

"Ya sama kan kaya lu, taunya masih sama Laudya!" Sembur Ray.

Fero seketika bungkam. Ah, seharusnya dia tak membahas soal ini. Sudah pasti Ray menyemburnya. Sekarang, dirinya malah jadi ingat lagi dengan Laudya.

"SELAMAT MALAM SEMUANYA!" Seru Anna ketika ia sampai di ruang makan.

Fero mengalihkan pandangannya. Akhirnya, ada alasan untuk melupakan pikiran tentang Laudya malam itu.

Dangerous DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang