52. Setelah pemberkatan.

85.2K 10.5K 3.6K
                                    

"LEPAS!" Revanda menepis tangan Fero dengan paksa. Kini mereka berdua berada di lorong sepi yang tak banyak dilalui oleh tamu undangan.

"Lo nggak seharusnya bicara omong kosong kayak gitu, Re!" Tegas Fero.

Revanda hanya tersenyum santai sambil mengalihkan pandangannya. "Terus? Lo mau gue gimana?" Tanyanya sambil memegang pelan dada Fero.

"Gue lagi nggak becanda, tolong jangan ganggu Anna sama Gabriel dulu." Suara Fero memelan, lebih terdengar seperti bisikan.

Wanita di depannya itu menepis jas yang menutupi dadanya.

"Lo mau semalem sama gue?" Tanya Revanda seraya menatap wajah Fero.

"Ternyata lo belum berubah," Sahut Fero.

"Kenapa lo tahu—" Revanda menarik kerah Fero hingga tubuh mereka saling menempel. "Berubah apa nggaknya gue?" Bisiknya.

"Perhatiin sikap lo–"

"Gue mau tau ... " Potong Revanda sambil mengusap pelan bibir Fero. "Gimana kabar pacar lo?" Tanyanya.

"Jangan sebut dia di depan gue," Jawab Fero dengan tatapan tajam.

"Jangan natap gue kayak gitu, nggak akan bikin gue takut. Malah bikin gue semakin—" Revanda mendekatkan bibirnya ke arah telinga Fero. "Pengen milikin lo."

Perlahan tangan Revanda meraba dada Fero dan membuka kancing lelaki itu satu persatu.

"Jangan macem-macem," Kata Fero sambil menahan tangan Revanda.

"Huuuuuuhh." Bukannya menjawab, Revanda malah memberikan hembusan nafas lembut di dekat telinga Fero

Fero memejamkan matanya sejenak seraya mendongak. Ia merasakan darahnya yang hangat mengalir begitu cepat dari atas menuju bagian bawah.

"Nggakpapa, sekali ini aja." Suara Revanda mampu membuat Fero menatapnya hingga beberapa detik.

Sejenak, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Pasti berat selama ini, pacaran sama—"

Dengan cepat Fero menyambar bibir wanita di depannya untuk membungkamnya. Yah, meski begitu. Fero juga seorang laki-laki. Terlebih lagi dengan keadaannya yang sekarang mampu menjadi alasan bagi Fero untuk membuat kesalahan.

Sekali ini saja.

Revanda mendorong kedua bahu Fero dan bernapas tersengal-sengal karena lelaki itu tiba-tiba saja menyambar bibirnya tanpa aba-aba.

"Lo lebih kasar dari yang gue kira," Kata Revanda sambil tersenyum miring.

Tangannya ia angkat lalu dilingkarkan ke leher Fero. Sedangkan tangan Fero memegang kedua pipi Revanda. Siap untuk melumat bibir wanita di depannya itu, lagi.

Perlahan ia mendekatkan bibirnya lalu dengan kasar ia melumatnya. Tangan kirinya yang tadinya memegang pipi Revanda kini turun ke paha wanita tersebut. Ia mengangkatnya dan mengelusnya lembut.

•••oOo•••

"Carlos dateng tadi?" Bisik Gabriel di tengah-tengah dansanya bersama Anna.

"Iya. Sama Flo juga," Jawab Anna.

"Kenapa aku tadi nggak lihat pacar Ray?" Tanya Gabriel.

"Nggak tau. Aku belum lihat juga," Jawab Anna.

Mereka menghentikan percakapan singkat itu dan kembali fokus untuk berdansa malam ini. Setelah acara pemberkatan tadi pagi, kini saatnya melanjutkan pesta informal yang dihadiri oleh orang-orang terdekat. Tentu saja pesta itu berlangsung di markas Dangerous Dragon

Dangerous DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang