13

25.8K 2.1K 363
                                    

"Bear" Panggil Jaehyun lembut namun tak ada jawaban, membuat sang Presdir menghela napas dan berjalan mendekati ranjang.

Disana, diujung ranjang besarnya ada Haechan yang berbaring miring memunggungi Jaehyun sembari memeluk gulingnya erat. Sama sekali tak menghiraukan panggilan sayang sang suami.

"Bear" Panggilnya lagi sembari duduk bersila disisi sang istri yang masih betah menatap dinding daripada wajah tampannya. Tangan putih itu terjulur, mengelus rambut Haechan lembut dan menghembuskan napas panjang.

Jaehyun tak mengerti, sama sekali tak mengerti. Sedari sore Haechan terus mendiaminya seperti ini, memang benar istrinya itu tetap menjalankan kewajibannya melayani Jaehyun saat makan, menyiapkan pakaiannya bahkan membantu menggosok punggungnya saat mandi tadi. Namun Haechan melakukan semua itu dalam bisu, tak bicara sama sekali. Boro-boro bicara, melihatnya saja tak mau.

Membuat Presdir Jung itu dilema tanpa sebab, apa dia telah berbuat salah? Tapi seingatnya dia tak melakukan kesalahan sama sekali hari ini.

"Bear, apa aku ada salah hari ini?"

Bibir Haechan menekuk lalu menggeleng pelan sebagai jawaban dan mengeratkan pelukannya pada guling, membuat Jaehyun kembali menghela napas. Jaehyun tahu istrinya ini tengah merajuk dan masalahnya dia tak mengerti karena apa.

Bahkan ini adalah pertama kalinya dia melihat Haechan merajuk, seumur dia hidup bersama Haechan tak pernah sekalipun pemuda manis itu bertingkah seperti ini. Haechan orang yang cukup mandiri untuk merajuk- ah bukan, terlampau mandiri malah.

Ya, walau harus Jaehyun akui istrinya itu sangat gemas saat ini. Tapi tetap saja percuma gemas jika tak bisa ia peluk.

"Lalu kenapa kau terus mendiami ku? Hm?"

Haechan remat gulingnya kuat dan menyembunyikan wajah manisnya dengan guling membuat Jaehyun mendengus gemas. Serius, istrinya ini sangat menggemaskan! Tapi akan lebih gemas lagi jika wajah merajuk itu mendesah dibawahnya- ah sial, Jaehyun jadi berpikiran yang iya-iya.

"Aku bahkan sudah pakai baju piyama yang kau pilihkan dan tak memakai parfum sama sekali" Ya, malam ini Jaehyun sudah rapi dengan satu setelah piyama panjang ditubuhnya. Menutupi tubuh atasnya yang tak pernah ditutup saat malam dan dia sama sekali tak memakai parfum. Sesuai keinginan Haechan.

Dengan perlahan Haechan menoleh, menatap wajah melas sang suami dengan wajah menekuknya. Bibir merah plumnya mengerucut dengan mata berkaca-kaca. "Aku kesal" Lirihnya.

"Kesal kenapa, hm? Katakan padaku, apa yang membuatmu kesal"

Haechan bangkit, duduk dihadapan sang suami masih dengan guling dipelukannya. Membuat Jaehyun tak tahan untuk tak menangkup wajah cantik itu, dielusnya lembut pipi gembul Haechan dengan senyum tipis. Menanti jawaban sang istri.

"Kesal kenapa?"

Haechan menunduk sejenak dan kembali menatap wajah tampan suaminya lamat. "Yu-yuta.."

Jaehyun mengernyit. "Yuta? Apa yang dia lakukan padamu?"

Kedua mata bulat itu semakin berkaca-kaca membuat Jaehyun mengeram dengan sorot tajam, bersiap menyusun rencana memutilasi sang sopir. Apa yang dia lakukan sampai Haechan begini!

"Di-dia.."

Jaehyun genggam kedua tangan Haechan erat. "Katakan apa yang dia lakukan padamu?" Desisnya penuh bahaya.

Haechan terisak dengan wajah merengutnya. "Di-dia tak mau di suapi huwaa" Tangis Haechan membuat Jaehyun terdiam speechless.

"Tunggu- kau mendiami ku seharian hanya karena Yuta tak mau di suapi?!"

Mrs. JUNG | HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang