“Kata papah, Mamah Dea selalu ada di sini.” Dea menunjuk dadanya, tepat di mana jantung berada. “Mamah selalu berdetak buat Dea sama papah. Mamah nggak pergi selamanya kok, kata papah, Dea juga suatu saat nyusul mamah, tapi nanti. Kalau waktunya tiba.”
Rasti memperhatikan Dea yang masih menunduk menyelesaikan gambarnya. “Tapi, setiap Dea tanya, kapan Dea bisa ketemu mamah. Papah Cuma bilang, ‘nanti’. Nanti itu kapan si tante? Dea ‘kan juga mau kalau hari ibu Dea bisa ngasih mamah kartu ucapan, bisa ngasih mamah kue buatan Dea.”
Kini, mata Rasti perlahan mulai berembun. Rasti mengamati Dea yang bahunya mulai bergetar. Rasti tahu, anak itu hanya berusaha terlihat kuat. “Aduh! Maaf tante, mata Dea kelilipan. Boleh minta tisue nggak, Tan?” Rasti mengangkat dagu Dea. “Kamu itu masih kecil. Jangan pura-pura kuat. Kalau mau nangis, nangis aja. Nih, tante pinjemin bahu tante.” Dea memeluk Rasti erat. Menangis di bahu Rasti.
“Tante jahat. Masak nyuruh Dea nangis. Papah aja ngajarin Dea supaya kuat....hiks...hiks...hiks..”
“Iya deh iya, tante jahat.”
Dea mengangkat wajahnya lalu tersenyum, senyum sampai ke matanya. “Nih, tan. Gambaran aku udah jadi. Nilainya harus 85 yah.”
“Ada gitu nilai nawar?” kekeh Rasti.
Rasti mengambil kertas dari tangan Dea, tiba-tiba senyumnya menghilang.
‘Ini Papah Daton,ini Mamah Shinta, dan yang ini Mamah Rasti, dedek bayi, dan ini Dea yang paling cantik’
oOo
“DADAH TANTE CANTIK.... MAKASIH NILAINYA...” Dea melambai dari jendela mobil. Rasti membalasnya dengan lambaian dan senyuman tulusnya.
“Cepet juga ya lo deket sama Dea.”
Rasti menoleh, di dapatinya Farah tersenyum ke arahnya. Rasti membalasnya dengan ikut tersenyum juga.
“Hampir satu tahun Shinta pergi, dalam waktu itulah gue bisa ngeliat perubahan di diri Daton sama Dea. Semenjak kakak gue pergi, Daton udah kaya zombie tau nggak sih?”
Rasti melotot, jadi istri papahnya Dea kakaknya Farah?
“Berhenti dari pekerjaannya sebagai pilot, jarang makan, penampilan selalu berantakan. Rapi Cuma disaat ada acara penting aja. Sekarang, dia disibukin sama hotel keluarganya sama tempat makan yang dia kelola bareng Shinta. Dan beberapa Kafe yang baru dia buka tiga bulan lalu. Hemmttt gue duluan ya, udah ada jemputan. Bye.” Rasti hanya tersenyum.
Farah berbalik saat Rasti masih menatapnya. “Omong-omong, makasih ya. Kehadiran lo bisa buat Dea ceria lagi.”
oOo
“Gimana hari pertama lo?”
“Bagus, lumayan sih. Anaknya nurut-nurut.” Kecuali beberapa anak yang punya mulut nggak pake saringan.
“Semoga lo betah deh. Ayo cepet masuk, Salma udah nungguiin lo dari kemaren.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Vs Duda
ChickLitJanda tapi masih perawan. Duda udah punya ekor satu. Bagaimana mereka menyatu? "Sekali-kali main dong ke kamar aku, siapa tahu kita khilaf."
