“Tapi, ‘kan. Papah udah janji sama aku.” Dea mengerutkan bibirnya. Mata bulatnya memandang penuh harap.
Daton menghela napasnya cukup panjang, ia menatap bu Ningsih yang tengah tersenyum keibuan.
“Bu, saya boleh bicara sama Rasti?”
“Silahkan, siapa yang melarang.”
“Makasih Oma cantik, makin sayang deh Dea sama oma.” Dea berdiri, memutari meja dan memeluk Ningsih dari samping. “Tante cantiknya aku pinjem dulu ya, oma. Dea janji, dibalikinnya nggak bakal lecet. Tetep utuh, nggak ada yang kepotong.”
oOo
Daton mengemudikan mobil Audi hitam miliknya ke arah Taman Menteng. Dea yang berada di kursi belakang masih sibuk berceloteh ria dengan Rasti. Disepanjang perjalanan, Rasti dan Daton hanya berdiam diri. Tepatnya, tidak ada diantara mereka yang berbicara satu sama lain.
Malam hari ini, Taman begitu ramai dikunjungi para muda-mudi Jakarta. Dari anak Skate, Dance, sampai ke musisi jalanan. Memenuhi beberapa sudut tempat, berkumpul menjadi satu. Banyak pula pemuda yang beraktraksi dengan menggunakan sepeda BMX mereka. Banyak juga beberapa pedagang kaki lima yang memenuhi satu sudut untuk berjualan. Seperti tukang kerak telor sampai ke tukang nasi goreng.
Kursi-kursi plastik beserta meja-meja berderet rapi. Rata-rata, setengah dari keseluruhan meja dan kursi sudah di penuhi para pengunjung taman.
“Papah, Dea mau kerak telor.”
“Dea ‘kan tadi udah makan.” Daton berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Dea. Mengusap rambut hitam anak semata wayangnya itu dengan sayang.
Dea mengetuk-ngetukan jemari telunjuknya di pipi chubynya. “Iya, juga sih. Eh tapi, Dea tiba-tiba laper. Pah, mungkin pengaruh musim pancaroba, pah.”
Daton mengerutkan keningnya, detik berikutnya ia menggeleng melihat tingkah putri kesayangannya itu. Daton melirik Rasti yang dari tadi hanya diam sambil tersenyum melihat tingkah Dea.
“Kamu mau juga?” tawar Daton.
Rasti menggelengkan kepalanya “Gu-err Saya masih kenyang.”
Daton menegakkan badannya, tangan kirinya mengganggam jemari Dea. menggiring malaikat kecilnya itu ke arah pedagang kerak telor. Dalam genggaman Daton, Dea cemberut. Dea langsung melepaskan jemarinya dari Daton
“Papah gimana sih, jalannya barengan dong.” Gerutu Dea yang menghampiri Rasti dan langsung mengamit lengan kanan Rasti. Membawanya sejajar dengan Daton.
“Ayok!”
Seru Dea bersemangat dengan tangan Kiri mengamit lengan Rasti sedangkan tangan kanannya mengenggam jemari Daton. Mengisi ruas-ruas besar itu dengan jemari mungilnya. Wajahnya tersenyum sangat lebar. Andaikan Dea adalah pemeran iklan di salah satu iklan pasta gigi. Dea adalah bintang kecil yang menyakinkan dengan gigi kecil putih berderet rapi. Hati Daton menghangat tatkala melihat binar kebahagiaan di mata Dea. Mata yang diturunkan Shinta kepada anak perempuannya itu.
“Abang yang cakep, Dea pesen satu ya kerak telornya.”
Dea mengalihkan pandangannya ke arah Daton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda Vs Duda
Chick-LitJanda tapi masih perawan. Duda udah punya ekor satu. Bagaimana mereka menyatu? "Sekali-kali main dong ke kamar aku, siapa tahu kita khilaf."