Password.
❓
"Yeji unnie, temani aku belanja dong!" Pinta Ryujin, gadis berambut pink itu menunjukkan wajah memelasnya pada Yeji, si gadis bermata kucing.
Yeji mendengus, "kau ini seperti anak kecil saja!"
"Ayolah, unnie, temani aku!" Rengek Ryujin sambil memanyunkan bibir merahnya.
Yeji yang tidak tega dan merasa gemas dengan sikap Ryujin pun menghela napasnya, "ya, ya, kutemani kau belanja."
"Yeay!" Sorak Ryujin sambil melompat lompat kegirangan, memamerkan senyuman khasnya dengan lesung kucing terlukis di pipi chubby itu.
Yeji hanya menatapi Ryujin, merasa gemas tapi tetap memasang wajah coolnya.
"Unnie, setelah belanja nanti, kita makan ayam kentucky, ya?" Pinta Ryujin lagi.
Yeji mendecak, "kau ini makan terus," ia mencubit pipi kanan Ryujin, "lihat ini! Sudah seperti bakpau."
Ryujin mendengus, "biarin saja."
~•~
Yeji menghempaskan tubuhnya ke atas sofa di ruang TV apartmentnya, melepaskan penat karena saat belanja tadi Ryujin benar benar membuatnya berolahraga.
"Kau ini, membuat orang lelah saja. Belanja macam apa berlari ke sana ke sini tanpa henti?" Protes Yeji pada Ryujin yang tengah menjilati ice cream rasa coklatnya.
Ryujin mengangkat bahunya, "kau saja yang lemah, aku sih tidak lelah."
"Dasar anak kecil!" Ucap Yeji, berdiri dari sofa empuknya lalu berjalan ke dapur untuk mengambil mocha bread untuk Ryujin dan segelas americano untuk dirinya sendiri.
Ia kembali berjalan ke ruang TVnya dan menyodorkan mocha bread itu pada Ryujin.
Mata Ryujin membulat, "Wah! Terima kasih, unnie."
Yeji berdeham, merespon ucapan Ryujin. Ia merebahkan dirinya kembali di sofanya, memejamkan matanya dan menarik napas panjang sebelum menghembuskannya dengan kasar.
Sementara Ryujin menggerakan bola matanya, untuk melihat ke sekeliling, memindai isi apartment Yeji, sambil menghabiskan ice creamnya. Matanya terhenti pada sebuah benda, modem wifi.
"Unnie, sejak kapan kau punya wifi?" Tanya Ryujin.
"Sudah sejak lama, kau baru menyadarinya, huh?" Jawab Yeji.
Ryujin mendengus, "kenapa tidak bilang kalau kau punya wifi?!"
"Kau tidak pernah bertanya, jadi, ya sudah."
Ryujin memasang wajah cemberutnya, ia membuka ponselnya dan mencoba menyambungkan wifi Yeji —yang diberi nama 'Light Fury'— dengan ponselnya.
Wifi itu butuh password, dan Ryujin malas bertanya pada Yeji.
Ia mencoba berbagai macam kata yang berhubungan dengan Yeji, mulai dari nama lengkap Yeji, kedua anjing peliharaan Yeji di kampung, makanan kesukaan Yeji, tanggal lahir Yeji, sampai berbagai perabotan di rumah Yeji.
Ia mulai kesal karena tidak ada satupun kata yang benar, dan tersisa tinggal dua kali lagi percobaan memasukkan passwordnya sebelum terkena blokir karena salah memasukkan password berulang kali berturut turut.
Setelah berpikir cukup lama, senyum jahil pun mengembang di bibirnya, bagaimana kalau aku coba mengetikkan namaku?
Sekedar iseng, ia pun tidak berharap itu benar, karena ia berpikir itu pasti salah.
Jari jarinya bergerak, mengetik namanya pada layar ponselnya sebelum ia menekan 'connect'.
Bingo!
Namanya adalah password wifi apartment Yeji.
Matanya membelalak, mulutnya menganga, jantungnya berdegup kencang, ia tidak mengerti mengapa namanya dijadikan kata sandi untuk sambungan internet apartment Yeji.
Otaknya tidak dapat mencerna dengan baik, apa yang baru saja terjadi.
"Yeji unnie..." Panggil Ryujin pelan.
Yeji berdeham sebagai respon dari panggilan Ryujin.
"Passwordnya.."
Jeda sebentar, Ryujin benar benar gugup untuk bertanya.
"Passwordnya k-kenapa namaku?" Tanya Ryujin dengan suara yang sangat pelan namun mampu membuat Yeji tiba tiba membelalakan mata sipitnya dan bangkit dari tidurnya.
"A-apa?" Tanya Yeji gugup, keringat mulai mengalir dari pelipisnya.
"Aku sedang mencoba menyambungkan koneksi internetku dengan wifi di sini, lalu aku iseng menuliskan namaku sebagai passwordnya, ternyata benar." Jawab Ryujin dengan kepala menunduk.
Yeji duduk tegap, ia menghembuskan napasnya panjang, "Ryujin, lihat aku!"
Ryujin mendongak, lalu kemudian menunduk kembali.
"Ryujin!" Panggil Yeji pelan, ia meraih dagu Ryujin dan mengangkat wajahnya agar ia bisa melihat mata cantik Ryujin, "lihat aku!"
Ryujin menatap mata kucing Yeji.
"Tidakkah kau mengerti?" Tanya Yeji.
"Mengerti apa?" Ucap Ryujin, alisnya mengkerut, ia bingung.
Yeji menunduk singkat lalu mengusap tengkuknya sendiri yang sedikit berkeringat karena gugup, "aku ini menyukaimu, Ryujin."
Lagi lagi Yeji membuat Ryujin menganga.
"Jangan bercanda, unnie!"
"Apakah aku terlihat seperti sedang bercanda?" Ucap Yeji menatap tepat pada mata Ryujin.
Ryujin menunduk, "maaf, unnie, tapi aku belum bisa membalas perasaanmu."
Yeji mencengkram ujung bajunya, tentu saja itu menyakitkan, tapi ia berusaha menenangkan dirinya.
"Tidak apa-apa, Ryujin, tapi bolehkah aku minta satu hal?" Pinta Yeji.
"Apa?" Tanya Ryujin.
Yeji meraih tangan Ryujin, menggenggamnya lembut, "izinkan aku berjuang untuk mendapatkanmu."
❓
KAMU SEDANG MEMBACA
ITZY ONESHOTS
FanfictionITZY's fictions compilation that i wrote. Written in Bahasa. (I don't do SMUT!) rycjiniez, 2021.