Pagi hari yang sangat cerah ini, semua orang berlalu-lalang untuk melakukan aktifitas mereka, dan membuat diri mereka menjadi sesibuk mungkin, entah apa yang dilakukan orang-orang tetapi itu semua hanya dipandang remeh oleh Alexa, dan Alexa sangatlah tidak tertarik dengan aktifitas mereka.
Berbeda dengan orang-orang pada umumnya, di pagi hari yang sangat cerah itu, Alexa memilih untuk berjalan menuju kampus yang letaknya terbilang cukup jauh juga tidak, jika dibilang cukup dekat juga tidak. Hum...
Alexa berjalan memasuki kampusnya dengan langkah yang sangat santai, ia berjalan dengan memasang sepasang earphonenya ke telinganya. Tujuan Alexa ke tempat kuliah, bukanlah untuk kuliah seperti yang dilakukan mahasiswa/i lainnya. Melainkan, ia sedang mengintai atau lebih tepatnya, ia sedang mencari mainan/mangsa selanjutnya yang akan ia gunakan untuk kesenangannya!
Hum...?
Tetapi, dibalik perbuatan Alexa yang sadis itu, tentu saja bukan secara cuma-cuma.
Dengan langkah santai, Alexa memasuki kelasnya. Semua siswa maupun siswi disana menatap Alexa sinis, lalu mereka menunjukkan sifat acuh terhadap Alexa. Alexa yang mendapat perlakuan seperti itu tidak mempermasalahkannya, bahkan Alexa sangat menikmati keadaannya saat ini.
Alexa berjalan menuju kursi kosong, lalu ia melepaskan ranselnya dan menaruhnya di atas meja. Tepat saat dosen memasuki ruangan, seorang laki-laki datang dengan tergesa-gesa dan langsung saja duduk tepat disebelah Alexa, Alexa hanya memandangnya datar, lalu pandangannya kembali fokus pada dosen yang sedang mengajar. Disaat Alexa sedang menulis materi yang tengah diterangkan oleh dosen, tanpa rasa takut terhadap Alexa, lelaki yang duduk disamping Alexa mencoba untuk mangajak Alexa berkenalan.
"Hai~ aku Alex. Tepatnya, Alex Jonathan. Kamu bisa panggil aku Alex, atau... Kak Alex? Haha... Itu karena aku rehat 1thn" ujar Alex dengan nada berbisik, dan tak lupa tatapan tajamnya.
Alexa melirik Alex sekilas, lalu ia kembali menghiraukan Alex.
Alex yang merasa sedang diabaikan, bersikeras untuk mencoba mengetahui siapa nama gadis yang disampingnya. Saat Alexa menutup buku catatannya, Alex yang melihat itu, dengan cekatan langsung menarik buku Alexa dan segera melihat siapa namanya.
"Alexa Carolline Josie? Hum... Alexa, ya? Hai~ nama kita ternyata sama, ya? Alex dan Alexa seperti takdir saja~ Hehe" ucap Alex, lalu ia segera mengembalikan buku catatan itu kepada pemiliknya kembali.
Alexa tidak mengubrisnya sama sekali, ia memilih untuk memberikan tatapan tajamnya, bagi Alex yang melihat Alexa seperti burung pipit yang akan berkicau, berbeda jika para penghuni kelas yang melihatnya, mereka melihat tatapan Alexa seperti tatapan membunuh. Karena tatapan Alexa sangat jelas bagi mereka, dan tertuliskan 'Kau, ingin mati?!' seperti itulah arti tatapan itu bagi para siswa/i dikelas. Setelahnya, Alexa berdiri dan segera pergi keluar dari kelas. Alex yang melihatnya, bergegas akan mengejar Alexa namun, tangannya segera dicekal oleh beberapa siswa.
Alex menoleh, menatap mereka bingung, lalu bertanya, "Ada apa? Kenapa tiba-tiba dicegat?" Tanyanya bingung.
Salah satu pria dikelas itu maju, "Bro, gausah basa-basi. Asal kau tahu saja, gadis yang tadi sempat kau goda itu seorang Psychopath! Jadi, mendingan kau jangan dekat-dekat dengannya, itu berlaku kalau kau masih mau hidup! Kalau kau masih membantah, kita juga gak mau tahu, apa yang terjadi selanjutnya! Karena, kita sudah memperingatimu!" Jawabnya, lalu segera berbalik meninggalkan Alex yang masih bingung dengan alasan yang sangat tak masuk akal itu.
Alex membalikkan tubuhnya, "Tunggu!" Teriaknya, segera menyusul beberapa siswa itu.
"Aku mau tanya, maksud kalian tadi.... Serius, kalau dia seorang psycho?" Tanya Alex dengan wajah yang amat-sangat penasaran.
"Duarius! Dan kau jangan harap untuk mempunyai umur panjang, itu kalau kau masih nekat!" Sahut siswa disebelahnya.
Seketika tubuh Alex menegang, yang ada dipikirannya saat ini, apakah semua yang dikatakan anak kelasnya nyata? Atau hanya bualan saja? Toh, Alex masih belum melihat buktinya dengan kedua matanya sendiri.
"Baiklah~ aku gak akan deket sama dia. Tapi... Aku mau memastikannya dulu, apa benar, gadis yang terlihat polos itu seorang psycho?"
Pemuda itu dan teman-temannya menatap Alex kesal, mereka sudah muak dengan perkataan Alex yang terbelit-belit layaknya hubungan seseorang.
"Terserah, aku gak peduli, karena kau sendiri bukan temen kita! Jadi, apa yang akan terjadi denganmu, juga bukan urusan kami!" Sahutnya dengan nada yang tegas. Setelah itu, mereka segera pergi dari sana.
Alex menatap kepergian pemuda itu dan teman-temannya datar, "Dasar! Junior sekarang tidak ada yang sopan!" Gerutu Alex, lalu memutar tubuhnya dan berjalan meninggalkan kelas.
"Psycho, ya? Hum..... Menarik~?" Gumamnya.
🌤️
"Aish! Sial! Kenapa bisa ketahuan, sih??!!" Gerutu seorang gadis yang tubuhnya pun sangat mungil, sehingga orang-orang sering salah dengan status dewasanya.
"HEI KATEE!!! JANGAN BERANI-BERANINYA MENCOBA UNTUK KABURR!!" Teriak seorang wanita paruh baya yang terlihat sedang mengejar gadis itu.
Sebut saja dia Kate atau jika orang terdekatnya akan memanggilnya dengan Joa.
Kate Jonathan, Gadis polos, tetapi ia sangatlah ceroboh, ia merupakan gadis yang sangat-sangat menyukai tentang bolos!
Ya, singkatnya, ia selalu saja meninggalkan kelas sewaktu pelajaran dimulai. Bahkan, ia rela menghabiskan waktunya seharian di perpustakaan, guna untuk tidak mengikuti pelajaran!
Apa dia gila?
Bukankah, perpustakaan adalah tempat perkumpulan para kertas yang sudah dibentuk dan masing-masing diberi sampul dan juga judul?
Dan lagi.... Lebih baik mengikuti kelas, dibandingkan dengan perpustakaan?
Yah... Memanglah ciri dari Kate, gadis yang amat-sangat luar biasa! Dia bisa membuat siapa saja berpikir keras. Maka, siapa saja yang akan berurusan dengan Kate, kalian harus menyiapkan mental yang penuh!
Tetapi... Dibalik sifat itu semua, ternyata Kate juga memiliki jiwa psychopath! Hum....?
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bleeding Souls (Psychopath 2)
Random[ON GOING] Alexa termasuk salah satu gadis terkaya, bahkan ia keturunan konglomerat yang kekayaannya tidak akan pernah bisa habis. Namun, kehidupan Alexa berubah secara drastis setelah kematian sang Kakek. Hingga suatu hari, keseharian Alexa menjadi...