2

22 15 0
                                    

||Sejarah Keluarga Josie||

Alexa kecil yang masih berusia sekitar 6thn, ditunjukkan dengan pemandangan yang sangat tidak pantas bagi anak seusianya. Yaitu, sebuah tragedi di mana Alexa harus memilih antara hidupnya, dengan keluarga.

Keluarga Josie merupakan keluarga dengan kekayaan yang melimpah, bahkan kekayaannya bisa digunakan hingga tujuh turunannya. Tetapi, sesaat pemegang saham perusahaan utama, yang tak lain adalah Kakek Alexa meninggal, seketika hidup Alexa yang awalnya damai, kini seperti dilanda ombak. Setelah kematian Kakek Alexa, Ayah Alexa memutuskan untuk membuat kompetisi kepada para penerus. Kompetisi itu berlaku bagi Alexa, Kakak-kakak Alexa, dan juga adik Alexa yang baru saja berusia 7minggu.

Dengan sadisnya, Ayah Alexa mengumumkan kompetisi yang tidak masuk akal, dan itu hanya terjadi diantara keluarga Josie saja.

Raean Josie yang berstatus sebagai Ayah Alexa, memutuskan untuk siapa diantara ke-6 anaknya yang berhasil bertahan hidup, dia akan memberikan semua hak waris padanya, Raean juga memberikan seluruh wewenang kepada sang pemenang nantinya. Mulai dari wewenang menjadi CEO, wewenang akan harta, atau pun wewenang yang bahkan ilegal pun dapat dengan mudahnya didapatkan.

Setelah Raean memutuskan kompetisi tersebut, Adrian Josie yang merupakan Kakak pertama Alexa segera melakukan tugasnya, dengan tak berperikemanusiaan, Adrian rela membunuh Karyn Josie yang merupakan Kakak ke-3 Alexa. Sonia Josie Kakak ke-2 Alexa merasa jika dirinya harus melindungi adik-adiknya, segera membawa Alexa, Teana Josie anak Raean yang ke-5, dan juga Aldeo Josie anak Raean yang masih berusia 7minggu. Sonia terus berlari menyusuri koridor rumahnya, dengan salah satu tangan yang menggendong Aldeo, dan salah satunya menggenggam tangan Teana, disusul dengan Alexa yang berlari dibelakangnya. Sonia segera menggiring adiknya untuk segera keluar dari pintu rahasia, namun, disaat Sonia akan menyusul ketiga adiknya, kaki Sonia segera dipotong oleh Adrian.

"Aaakkkkhhh" Teriak Sonia.

Alexa, dan Teana menoleh kebelakang, mereka melihat jika salah satu kaki Sonia telah terpotong, dengan cepat Alexa memberikan Aldeo pada Teana untuk menggantikannya menggendong, namun Sonia segera mencegat langkahnya dengan teriakan.

"Jangan kesini! Terus lari!! Kakak akan menghalangi Kak Adrian!! Alexa, mulai saat ini, kamulah yang akan menjadi orang dewasa bagi Teana dan Aldeo!! Cepat lari!! Cepat!!!" Teriak Sonia, dan dibalas anggukan oleh Alexa.

Alexa segera berbalik, meraih kembali Aldeo kedalam pelukannya, menggenggam tangan kecil Teana, lalu mereka segera berlari sekuat tenaga hingga mereka menjauh dari kediaman yang menyesakkan bagaikan neraka.

Sonia yang melihat kepergian ketiga adiknya merasa senang. Adrian yang melihat Sonia tersenyum, langsung saja menyayat paha Sonia hingga kulit daging milik Sonia terkelupas dan mengeluarkan banyak darah. "Kalau lemah, jangan sok buat lindungi mereka, lindungi diri aja gak becus, tapi berlagak seperti super hero" Decak Adrian kesal.

"Hei, Sonia. Ingat! Aku membiarkanmu hidup, karena selama ini kamu selalu membantuku, yah... Aku tahu, kalau aku memang dari awal hanya memanfaatkanmu. Tetapi, aku tidak akan membunuhmu, seperti Karyn, maka dari itu, jangan halangi aku" Lanjutnya.

Adrian akan melangkahkan kakinya meninggalkan Sonia, namun, entah takdir atau hanya kebetulan, sebuah kapak tergeletak tepat disebelah Sonia. Sonia yang tidak mau meninggalkan kesempatan yang ada padanya, langsung melemparkan kapak itu pada Adrian, dan kapak yang Sonia lempar mengenai pinggang Adrian. "Aaaaaaaa!!! Bitch!!! Apa yang kamu lakukan??!!!" Teriak Adrian kesakitan, lantaran pinggangnya terdapat kapak berkarat yang tengah menancap, sehingga darah mulai bercucuran sangat deras.

Dengan salah satu kaki yang tersisa, Sonia segera merebut alat pemotong kayu yang ada digenggaman Adrian.

Dengan salah satu kaki yang tersisa, Sonia segera merebut alat pemotong kayu yang ada digenggaman Adrian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adrian membelalakkan kedua matanya, "A-apa yang akan kamu lakukan?! Sonia.... Bukankah kamu anak yang baik? Ka-kamu tidak akan tega melukai Kakakmu ini, kan?" Tanya Adrian, dengan sedikit demi sedikit memundurkan tubuhnya. Sonia yang melihat Adrian ketakutan akan kematian yang mendatanginya tersenyum kecut, seketika Sonia teringat akan kejadian saat Adrian dengan kejinya membunuh Karyn tanpa belas kasih.

"Kakak~ apa Kakak takut? Bukankah, saat Kakak membunuh Karyn dengan memutilasinya, Kakak tidak ada rasa takut sama sekali?" Tanya Sonia, yang perlahan mendekati Adrian dengan kaki pincang.

"S-s-sonia... Ak-aku tidak akan membunuhmu, akh... A-a-aku tidak akan membunuh ketiga adik kita, ja-jadi, ka-kamu jauhkan benda itu dariku? Ya?" Adrian mencoba untuk meminta belas kasih Sonia.

Sonia yang terpancing sesaat menjadi lengah, alat pemotong kayu yang ada di tangannya, kini berpindah tangan. Dengan percaya dirinya, Adrian menodongkan alat pemotong kayu itu ke arah Sonia.

"Stupid! Itulah sebabnya, aku selalu memanfaatkanmu! Kamu selalu saja lemah terhadap orang-orang yang lebih lemah darimu!!" Ucap Adrian lantang.

Adrian berjalan maju kearah Sonia dengan mengayunkan alat pemotong kayu itu, Sonia yang melihatnya terus berjalan mundur hingga dirinya terpojokkan. Adrian yang melihatnya tersenyum simpul, "Adikku sayang~ maafkan aku karena harus membunuhmu, dan aku juga tidak perlu kamu maafkan, karena ini memang tugas yang Ayah berikan, jadi, jika kamu ingin balas dendam, balas dendamlah kepada Ayah~"

"Dan.... Aku akan mencari ketiga anak sialan itu, aku juga harus memastikannya, mereka layak untuk dilenyapkan, atau tidak"

Sonia menatap Adrian dengan mata yang memerah, Sonia sempat melirik kapak yang masih setia bertengger di pinggang Adrian.

"Kakak, jika aku mati, Kakak juga harus mati. Karena aku.... Tidak akan membiarkan Kakak untuk menyentuh adik-adik!!" Teriak Sonia, lalu berlari untuk meraih kapak yang menyangkut di pinggang Adrian. Adrian yang melihat Sonia mendekat, segera mengayunkan pemotong kayu padanya.

Hasilnya, dada Sonia tersayat sangat dalam, bahkan tulang rusuk Sonia patah akibat pemotong kayu itu. Sedangkan Adrian, ia masih hidup dan memilih untuk meninggalkan Sonia yang sekarat.

"A-adik... Aku harap.... Kalian bisa.... Membalaskan dendam kami...." Ucap Sonia untuk terakhir kalinya.

2 Minggu Kemudian

Alexa berlari kesana dan kemari untuk mencari secercah makanan, agar bisa ia berikan kepada kedua adiknya, Alexa terus mencuri kesebuah kios-kios kecil ataupun kadang Alexa memungut makanan sisa yang telah dibuang di tempat sampah.

"Huh... Huh.... Mungkin ini bisa membuat mereka merasakan kenyang sesaat" Ucap Alexa senang, saat mendapatkan sekotak kecil kentang rebus hangat yang telah ia dapatkan setelah membantu seorang nenek.

Bruk

Kentang rebus yang terlihat sangat menggiurkan itu, seketika semuanya terjatuh dari genggaman Alexa.

Tbc.

Bleeding Souls (Psychopath 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang