3.1

19 4 0
                                    

||Masa Lalu Alexa||

2 Minggu Kemudian

Alexa berlari kesana dan kemari untuk mencari secercah makanan, agar bisa ia berikan kepada kedua adiknya, Alexa terus mencuri kesebuah kios-kios kecil ataupun kadang Alexa memungut makanan sisa yang telah dibuang di tempat sampah.

"Huh... Huh.... Mungkin ini bisa membuat mereka merasakan kenyang sesaat" Ucap Alexa senang, saat mendapatkan sekotak kecil kentang rebus hangat yang telah ia dapatkan setelah membantu seorang nenek.

Bruk

Kentang rebus yang terlihat sangat menggiurkan itu, seketika semuanya terjatuh dari genggaman Alexa.

"BAJINGAN!! APA YANG KAKAK LAKUKAN??!!" Teriak Alexa yang mencoba untuk menjauhkan Adrian dari Aldeo.

Adrian tersungkur akibat perbuatan Alexa yang telah mendorongnya, "Cih! Kupikir, kamu membuangnya, ternyata kamu masih saja memungut barang tidak berguna" Gumam Adrian, lalu ia segera berdiri untuk menarik tangan Alexa.

"Apa??!! Apa yang Kakak lakukan??!! Lepaskan!!!" Ucap Alexa sembari meronta-ronta agar genggaman Adrian terlepas.

"Alexa~ Alexa~ Bukankah kamu tahu, kalau aku paling menyukaimu diantara para saudara kita? Tetapi, kenapa tindakanmu tidak sesuai apa yang aku harapkan?"

"Dan.... Bukankah sudah kukatakan, 'jika berguna pungutlah, jika tidak, buanglah'. Apa kamu melupakan ucapanku?" Bisik Adrian tepat ditelinga Alexa.

Alexa tidak membalas ucapan Adrian, melainkan Alexa hanya melototi Adrian dengan tatapan kesalnya.

Adrian yang mendapati sikap berontak dari Alexa merasa kesal, ia langsung mendorong Alexa agar jatuh tersungkur, dan yang tidak Adrian duga, ternyata saat Alexa terjatuh membuat kepala Alexa membentur sebuah batu, dan tak lama kemudian Alexa pingsan. Adrian menoleh sesaat pada Alexa, namun ia tidak memperdulikan kondisi Alexa yang tengah pingsan, ia memilih untuk mendekati Aldeo yang kini sedang merintih kesakitan akibat demam. Kedua tangan Adrian menjulur kearah leher Aldeo, lalu tangan itu mulai mencekik leher mungil Aldeo. "Khek!" Ucap Aldeo sembari meronta-ronta, Adrian yang melihatnya hanya terus melanjutkannya, hingga Aldeo yang meronta seperti anak ayam kini menjadi tenang.

"Huh!" Adrian segera melepaskan kedua tangannya, mengecek keadaan Aldeo, setelah itu Adrian menangis dengan kondisi yang menyedihkan.

Bukankah Adrian yang membunuhnya? Kenapa dia harus menangis?

Setelah Adrian membunuh para saudaranya, hingga tersisa Alexa dan Teana, Adrian memilih untuk mengakhiri hidup Teana, Adrian berpikir jika Teana telah menyusahkan Alexa, dan Adrian berpikir jika Alexa kelak bisa membalaskan dendam para saudaranya kepada Raean sang raja iblis.

Adrian meraih salah satu kaki Teana yang sedang tertidur pulas, dan juga salah satu kaki Aldeo yang sudah tak bernyawa lagi menuju sungai. Adrian membawa mereka berdua dengan tubuh yang terbalik, sesampainya di sungai, Adrian melemparkan kedua adik-adiknya itu, hingga keduanya terseret menjauh karena derasnya arus sungai.

-Kenapa Adrian tidak membunuh Teana? Itu... Karena Adrian berpikir Teana akan mati dengan sendirinya jika dirinya tidak bisa bernapas dan tenggelam di sungai, dan Adrian tahu betul, jika Teana tidak bisa berenang-

Dengan langkah gontai, Adrian berjalan kearah Alexa, ia memangku kepala Alexa, menangis di atas Alexa dan meminta maaf telah melakukan hal keji pada Alexa.

"Alexa, adikku tersayang. Kakak.... Kakak minta maaf.... Kakak.... Kakak ingin kamu hidup damai, dan Kakak ingin kamu bisa membalaskan dendam kami semua..... Kakak tau jika perbuatan Kakak sangatlah tidak terpuji, tetapi, Kakak tetap memilih untuk melakukannya"

"Alexa.... Kakak berdoa agar kamu dimasa depan diberikan kehidupan damai, yaitu kehidupan yang kamu inginkan, dimana semua orang yang kamu cintai tidak pergi meninggalkanmu lagi"

"Alexa.... Maafkan Kakak.... Untuk yang terakhir kalinya...." Setelah mengatakan salam perpisahan untuk Alexa, Adrian memilih untuk menjauh dari pemukiman, dan mengasingkan diri hingga kematian mendatanginya.

Adrian meninggal akibat luka yang dipinggangnya mengalami tetanus, dan akhirnya membusuk.

Alexa yang terjatuh pingsan akibat luka dikepalanya, segera dibawa oleh seseorang dan Alexa mendapatkan perawatan serta tempat tinggal untuknya.

🌦️

3 Hari kemudian

Alexa mengerjapkan matanya beberapa kali, mengamati keadaan sekitar, lalu mencoba untuk bangun dan berjalan menyusuri tempat asing itu.

"Ini... Dimana?" Gumam Alexa bingung. Alexa terus berjalan tanpa henti, hingga Alexa tidak sengaja menabrak tubuh seseorang. "Aduh" Ucap Alexa yang terjatuh akibat kesalahannya.

Wanita yang ditabrak oleh Alexa menoleh, lalu berjongkok untuk membantu Alexa berdiri.

"Hai. Apa kamu sudah merasa baikan? Sini, Tante bantu berdiri" Tawarnya dengan senyum manis.

Alexa hanya memandangnya dengan tatapan terbengong-bengong, yang ada dipikirannya, kenapa wanita ini sangat baik padaku? Dan... Siapa dia? Pikirnya.

Wanita itu tersenyum, lalu mengusap lembut pucuk kepala Alexa, dan mengatakan, "Kamu pasti bingung, ya, siapa Tante? Tapi, kamu gak perlu khawatir, karena Tante bukan orang jahat" Ujar wanita itu.

Alexa memicingkan matanya, menatap wanita itu lekat-lekat, "Bagaimana bisa Tante menyimpulkan, jika Tante bukan orang jahat?" Tanya Alexa.

Wanita itu kembali tersenyum, meraih Alexa untuk digendongnya membuat Alexa terkejut, "Ta-tante! Turunkan saya!! Saya, bisa jalan sendiri!" Alexa mencoba untuk memberontak, tetapi tenaga Alexa masih belum cukup pulih.

"Kamu tenang saja, Tante hanya membawamu ke ranjang agar kamu kembali istirahat. Oh iya, perkenalkan, nama Tante Andini Moey, um... Kalau sekarang nama Tante Andini Jonathan" Ucap Andini sembari berjalan menuju kamar Alexa.

Alexa mengerutkan keningnya, "Kenapa nama belakang Tante diganti?"

Andini tersenyum, "Um... Karena Tante sudah menikah?" Jawabnya, lalu menidurkan kembali Alexa.

"Benarkah? Lalu, dimana suami Tante? Kenapa Alexa tidak melihatnya?"

Andini duduk di samping Alexa, "suami Tante sekarang tinggal di luar negeri dikarenakan pekerjaan, jadi, sekarang Tante ada disini hanya berdua bersama dengan anak Tante yang perempuan" Jelasnya.

Alexa semakin bingung dengan kehidupan Andini, dalam pikirannya, kenapa Andini mau saja menikah, jika akhirnya ditinggal?

"Tapi Tante, kenapa Tante menyelamatkan saya? Saya kan, buka siapa-siapanya Tante? Dan saya, adalah anak yatim-piatu.... Um... Sebenarnya Ayah saya masih hidup, tetapi Ayah saya memperlakukan kami tidak seperti anak sendiri, melainkan seperti barang investasi, dan ibu kami telah meninggal, jadi... Saya sama saja seperti anak yatim-piatu" Setelah mengucapkannya, Alexa menundukkan kepalanya sendu, tak lama kemudian, Alexa menangis, ia memikirkan para saudaranya yang telah mati akibat ulah Raean.

Andini tidak menjawabnya, ia langsung menarik Alexa kedalam pelukannya. Didalam pelukan Andini, tangis Alexa semakin menjadi, Andini yang melihatnya merasa iba apa yang terjadi pada Alexa.

Dasar iblis! Apa yang telah dilakukan Ayahnya, sehingga anak sekecil ini, menyebutkan dirinya sebagai barang investasi? Jika saja aku tahu siapa pelakunya, aku akan membunuhmu - Andini

"Ibu...?" Panggil seorang gadis cilik yang usianya lebih muda dari Alexa.

Tbc.

Bleeding Souls (Psychopath 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang