Prologue

9 3 1
                                    

Happy reading...

°°°

Apa kalian pernah jatuh cinta? Orang bilang, cinta adalah bagian terindah dalam hidup ini. Menimbulkan tanya di benakku, "benarkah demikian?" Namun kurasa, cinta adalah hal yang abstrak, sulit untuk dijabarkan. Dan tentunya, tidak semua cinta terbalaskan.

"Ini," ucap Nao seraya menyodorkan secarik kertas--yang sudah dilipat sedemikian rupa--di atas mejaku.

"Apa ini?" Aku bertanya seraya menatap hambar kertas itu. "Kenapa tidak langsung kau kembalikan saja?"

Nao terdiam sejenak, matanya terlihat sendu, namun di detik berikutnya dia tersenyum. "Itu karena orang yang memberikan surat ini spesial," ucapnya kemudian duduk di tempat duduknya yang ada di belakangku.

"Spesial ya," pikirku kemudian membuka kertas itu lalu membaca tulisan yang ada di dalamnya. Tidak terdapat banyak rentetan kata, hanya ada satu baris kalimat. "Temui aku di taman belakang sekarang." Isi dari surat itu.

Aku menghela nafas. "Ini surat dari siapa?" tanyaku pada Nao tanpa menoleh sedikit pun kepadanya. Namun gadis itu tak bersuara sedikit pun.

Aku menghela napasku, kemudian meremas surat itu hingga menjadi buntelan, lalu melemparnya ke bak sampah yang ada di ujung belakang ruang kelasku. Nao yang melihat perlakuanku itu terlihat tak suka, ada sedikit kekesalan yang dapat kulihat dari wajahnya.

"Kenapa dibuang?" Tanya Nao dengan nada kesal.

"Ga penting," jawabku enteng.

Nao tersenyum kecut. "Ahaha iya, ga penting," ucapnya sembari tertawa hambar. Tak terlihat seperti Nao yang biasanya.

"Nao?" ucapku bingung dengan sikap Nao.

"Aku mau ke toilet dulu ya," kata Nao lalu meninggalkanku yang masih tak paham dengan sikapnya.

Apakah aku sudah melakukan kesalahan? Kenapa Nao terlihat begitu kesal padaku hari ini? Dan yang lebih membuatku bingung, kenapa Nao bilang kalau orang yang mengirimiku surat itu adalah orang spesial? Siapa sebenarnya orang itu? Haruskah aku menemuinya? Ah, ini sungguh merepotkan, tapi sepertinya aku memang harus menemui orang itu.

°°°

Bersambung....

Makasih sudah baca, jangan lupa kasih kritik dan saran..

See you next part...

Kristalisasi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang