12. Dandelion

11 2 0
                                    

Happy Reading 🌼


Hari ini, Alea kembali mendapatkan hukuman karena tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh bu Nia–guru bahasa Indonesianya. Sebagai hukumannya, Alea disuruh untuk ke perpustakaan untuk membaca sebuah novel ataupun cerita lainnya dan setelah itu menuliskan ringkasan ceritanya.

Sebenarnya itu bukan hal yang sulit bagi Alea, apalagi gadis ini sangat suka membaca. Namun, yang menjadi masalah adalah ringkasannya, Alea tidak tahu dalam hal seperti itu, bisa-bisa Alea malah kebablasan menuliskan semua isi novelnya dari pada membuat ringkasannya. Pernah suatu hari, kelasnya mendapat sebuah tugas yang sama dari guru biologinya untuk membuat ringkasan dari materi yang ada di buku, tapi yang ada Alea malah menuliskan semuanya dengan alasan bahwa semuanya penting.

Alea memasuki perpustakaan setelah terlebih dahulu menitipkan kartu perpustakaan pada guru yang bertugas. Aroma khas dari buku menyeruak memasuki Indra penciumannya, entah mengapa terasa sangat menenangkan. Alea melangkahkan kakinya menuju rak yang berisi buku novel–memilih cerita mana yang menarik untuk dibuat ringkasan.

Pilihan Alea terpaku pada sebuah novel dengan cover berwarna hitam yang di tengahnya terdapat gambar topeng yang cukup menyeramkan. 'Rahasia Topeng Darah.’ Itulah judulnya, kalian sudah bisa menebak 'kan genre dari novel ini.

Alea membawa novel tersebut ke tempat duduk yang berada di ujung perpustakaan. Dia memilih tempat ini karena tempatnya yang dingin, iyalah orang di atasnya ada AC. Alea mulai membuka halaman pertama dari novel tersebut, cukup menarik.

Karena terlalu larut dalam bacaannya yang semakin lama semakin menyeramkan, Alea sampai lupa dengan tujuan awalnya ke perpustakaan. Bahkan, kehadiran seseorang di depannya pun tidak disadarinya.

Hingga akhirnya, orang itu menarik novel yang dibaca oleh Alea.

“AKHH ... AMPUN!?” Alea menjerit dengan keras karena terkejut yang membuat sang pelaku menutup telinganya. Coba bayangin, kalian sedang asyik-asyiknya membaca cerita horor dan bagian yang kalian baca adalah hal yang menyeramkan, lalu tiba-tiba ada yang datang mengagetkan kalian? Bagaimana rasanya? Kaget nggak? Kaget nggak? Ya kaget lah masa nggak.

“Hei, ini gue,” ujar orang tersebut berusaha untuk menenangkan Alea.

Gadis itu membuka matanya perlahan, seketika matanya melotot melihat orang yang sudah membuat dirinya kaget setengah mati kini tersenyum manis ke arahnya.

“KAMPRET LO YA ERICK, NGAPAIN LO PAKE ACARA NGAGETIN GUE SEGALA HAH?” Alea mengambil sebuah buku lain yang ada di dekatnya dan memukuli orang yang membuat jantungnya hampir copot. Ya, orang itu adalah Erick, lelaki menyebalkan yang dia kenal beberapa hari yang lalu.

Namun, sama seperti pertama kali mereka bertemu Erick tetap saja tertawa terbahak-bahak. Alea berhenti memukuli orang di depannya itu dan menatapnya kesal, mungkin juga sedikit ngeri karena melihat Erick yang dipukul tapi malah tertawa.

Hmm ... Patut dicurigai, mungkin saja dia kerasukan penunggu perpustakaan sekolah ini atau mungkin hantu dari novel yang dia rampas dari tangan Alea tadi.

“Kenapa berhenti mukulnya?” tanya Erick yang tawanya sudah reda.

“Lo gila?” Alea malah balik bertanya kepada Erick, tatapan matanya memicing penuh curiga kepada Erick.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang