5

6 1 0
                                    

Setelah penat karena terus berkutat pada buku - buku pelajaran, akhirnya aku bisa bersantai - santai ria di Sabtu yang cerah ini. Ah.. senang sekali rasanya.

Oh iya, hampir saja aku lupa. Hari ini kan ada jadwal kartun kesayanganku di tv. Aku beranjak dari kasur kesayanganku untuk pergi ke ruang tv.

Sekitar sepuluh menit aku duduk, tiba - tiba terdengar notif pesan dari ponselku.

Elon

Re. Gw maen k'tmpat lo y

Maen aja tp gada cmilan d rmh gw

Oke

Tak lama, terdengar suara ketukan pintu yang kubuka dengan malas.

"Hai!" Elon tersenyum lebar dan menunjukkan plastik berisi entah apa di jarinya.

"Cepet banget?! Perasaan, baru aja lo ngomongnya" heranku.

"Iya dong. Express kan?" Tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.

"Yaudah, masuk gih."

"Oh iya, nih gue yang dermawan bawain jajanan buat lo." Ucapnya dengan percaya diri yang luar biasa setelah duduk dan menaruh plastik yang ternyata berisi berbagai macam snack dan minuman kaleng itu di atas meja.

"Wih.. peka juga lo. Tumben lo baek sama gue?" Sembari kubuka bungkusan snack itu.

"Minta dicium ya bibir lo? Sembarangan kalo ngomong. Gue kan emang selalu baik dan peka sama lo. Lo tuh yang ada sombong banget sama gue. Hehe" kekehnya.

"Najisun!"

"Hahahaha. Biasa aja kali, Re. Baper?"

Jujur, kesal sekali rasanya melihat tawanya saat ini. Lebih tepatnya, jadi kemana - mana pikiranku.

"Dih, amit - amit!"

"Amit - amit apa amin - amin nih?" Godanya lagi.

"Paan sih, Lon. Garing lo, nggak lucu."

"Emang gue serius kok."

"Oke, fine. Kalo lo masih pengen di sini, mending lo diem dan tonton aja tv nya. Tapi kalo enggak, silahkan bisa pulang sekarang. Ya... Elon pliss jangan bawel?" Pintaku sedikit tak tahu malu dengan wajah memelas yang kentara dibuat - buat.

"Hahaha.. yaudah oke. Sini dong lo duduk, berdiri aja kayak tiang." Elon berkata sembari menepuk - nepuk sofa kosong di sebelahnya.

Benar juga, sibuk dengan para snack ini membuatku lupa untuk sekadar duduk. Kuputuskan untuk duduk pada sofa, tegak lurus dengan sofa yang Elon duduki. Namun bukannya tenang, ia malah kembali bersuara.

"Re, jangan LDR-an gitulah.. sinian napa"

"Diem bentar dong, Elon pinter... bisa kan?" Kataku menahan emosi padanya. Bukan apa - apa, aku tak mau fokusku terganggu.

"Iya deh, iya." Barulah ia diam setelahnya. Namun tak berselang lama,

"Eh, lo nonton apaan sih Re ini? Kayak bocah banget. Gue ganti ya?"

Aku berpikir sejenak....

"Ck! Jangan, gue suka ini." Aku mencoba lagi untuk bersabar dan menahan kekesalanku.

"Beneran?" Elon memastikan.

"Iyalah?"

"Ya tapi, masa udah gede masih suka yang beginian sih Re?"

Tiba - tiba, kurasakan getaran pada ponselku. Yang ternyata, itu adalah pesan dari grup kelas.

"Bentar" ucapku padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Say "No" to first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang