Di kelas. Aku agak heran melihat bangku yang biasa diduduki oleh Bonita, tepat di depan mejaku kosong. Teman sebangkuku, Sindi juga terlambat sepertinya. Padahal aku berangkat mepet seperti biasa hari ini. Tak biasanya, anak - anak itu berangkat lebih siang dariku.
Kuputuskan untuk duduk terlebih dahulu sembari menunggu mereka.
Selang beberapa detik, Mila yang entah dari mana datang, "Oy, Re! Tumben nih orang dua belom dateng?"
"Nggak tau juga gue Mil. Telat paling" jawabku asal.
"Oh iya, gue lupa bilang"
"Apaan?"
"Gue barusan lewat depan ruang guru, trus Bu Nina bilang kalo ada tugas soalnya dia kayaknya bakal nggak masuk karna ada acara apa gitu"
"Yaudah, lo umumin aja tuh ke anak - anak"
"Eh, tapi kayanya belom masuk semua deh Re. Gue bilangin lewat grup chat aja kali ya?"
"Serah lo deh, Mil. Kan lo ketuanya...." sahutku agak kesal.
"Kalo gitu, gue mau nyari wi-fi dulu Re. Ngirit kuota ah" Sontak kutatapnya dengan sinis setelah mendengar tuturannya yang malah ia balas dengan tawa setan.
"Mukanya biasa aja bisa nggak Re? Kayak orang nggak makan sebulan aja" Celetuk Bonita yang baru datang padaku dengan suara cemprengnya.
"Hah?!" Responku karna kaget.
"Hahehaheh! Kenapa sih lo? Sini - sini cerita sama gue" ucapnya antusias.
"Apanya?"
"Itu tadi ngapain lo ngelamun?"
"Ck. Nggak sengaja gue"
"Oh... gitu. Syukurlah. Gue pikir lo kenapa deh".
"Btw, lo udah tau belom?" Tanyanya lagi setelah duduk di bangkunya.
"Apalagi?"
"Katanya bakal ada anak baru di kelas kita"
"Oh ya? Udah kelas XII masih pindah? Boy or girl?"
"Eh, udah kayak lagi hamil aja pake 'boy or girl'. Cowok sih katanya. Nggak tau juga kenapa pindah - pindah begitu"
"Tau dari mana? Cepet banget kalo urusan begitu"
"Lo nya aja yang kudet. Udah dikasih tau sama Bu Eka kemaren"
"Ganteng gak?"
"Ye! Situ juga sama aja kan. Giliran cowok aja lo gercep" Kini giliran Bonita yang memutar bola matanya jengah.
"Hayo..lagi pada ngomongin apa nih?" Tanya Sindi yg baru datang.
"Jam berapa ini baru berangkat, Nona Sindi yang teladan?" Tanya Bonita dengan nada sindiran setengah bercanda.
Bukan apa - apa, pasalnya sekarang sudah jam tujuh lewat dua puluh menit dan Sindi baru datang.
"Eh, Bon. Lo sendiri tuh tas masih nyantel aja di punggung. Baru dateng juga kan? Udahlah sesama murid teladan juga" ucap Sindi sembari menunjuk ke arah tas Bonita.
"Enak aja, orang gue dari perpus. Gue sih iya teladan. Lo mah telatnya tiada aturan"
Beruntung, jam pertama adalah Bahasa Indonesia dan karena Bu Nina sedang ada urusan, kami hanya diberi tugas.
"Kesel banget gue disuruh buat ecobrick tuh di depan gegara telat 10 menit doang. Mana sampahnya basah dan bau banget lagi. Udah gitu, disuruh sapu halaman depan sampe bersih pula. Kalo tadi nggak selesai, fix kayaknya bakal alih profesi deh gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Say "No" to first love
Roman pour AdolescentsBukan perihal urutan pertama, ke dua, dan seterusnya. Namun yang mampu berdiri di sisimu tanpa permainkan asa.