"Margooooo!" teriakan seseorang di luar menginterupsi kedamaian pagi. Itu suara cempreng Agi, abangnya yang sangat penyabar, tapi selalu habis kesabaran setiap membangunkan Margo.
Monda mendecak. Kembarannya memang selalu sulit bangun pagi.
"MARGO!!!"
Eh, tapi suara itu seperti berada tepat di daun pintu kamarnya. Mungkin abangnya yang sudah uzur itu lupa bahwa ini kamar Monda, bukan kamar Margo. Malas-malas, Monda beranjak.
"Kamu ini selalu susah dibangunkan! Merepotkan saja!" Agi mengomel, wajahnya merengut jengkel.
"Sana mandi! Lihat tuh kembaranmu sudah siap dari tadi. Atau kamu mau ditinggal saja?" ancam Agi.
Matanya mengekori telunjuk Agi yang mengarah ke ruang makan di lantai satu.
Glek. Ia mundur satu langkah.
Tak ada angin, tak ada hujan. Bocah gendut itu dengan serius melakukan manuver dengan dumbell di tangannya. Seorang Monda berolah raga. Dajjal pasti bentar lagi turun ke bumi.
"Kamu kenapa sih mukanya kaget begitu? Sudah, sana mandi!" perintah pria berkacamata itu dengan judes.
Monda menurut. Ia ambil langkah seribu ke kamar mandi. Ditatapnya bayangan di cermin, dan lemak-lemak bandel itu sungguh pergi. Wajah tuna rupa itu berganti wajah elok luar biasa yang selama ini membuatnya dengki setengah mati. Jin Selat Sunda bernama Monda itu bukan dirinya lagi.
Ia adalah Margo sekarang
***
Agi menyetir, Monda duduk di sebelah Agi, sementara Margo duduk di belakang--sibuk mengagumi bayangan dirinya sendiri.
Betapa gantengnya diri ini. Bisa nih gue narik upeti dari orang-orang yang ngeliatin muka gue.
"Agi," panggil Monda dengan mulut penuh. "Marsodi kapan ke sini?"
"Rhapsody!" ralat Agi jengkel. Rhapsody adalah pacar Agi yang cantik dan hobi bagi-bagi duit. Mereka sudah berpacaran sekitar sembilan tahun lamanya.
Agi menukas. "Kamu jangan ikut-ikutan Margo deh." Maksud Agi, Margo selalu salah menyebut nama Rhapsody.
"Iya itu maksud gue Raksodi. Dia kapan ke sini, Gi?"
Agi menggeleng. "Tidak tahu. Kenapa?"
"Mau minta duit." Monda memajukan telapak tangannya dengan cuek.
"Heh!" Agi menoyor bahu Monda. "Kamu hari ini kenapa sih, Nda? Kok aneh ya, jadi mata duitan kayak Margo."
Tatapan Agi digulirkan lewat spion tengah. "Margo kenapa dari tadi senyum-senyum sambil kedip-kedip begitu? Cacingan kah?"
Glek. Ternyata Agi memperhatikan.
***
Semalam, Milo mimpi bertarung dengan Diana. Dalam mimpinya, tersisa dua jasad perempuan untuk diisi ruh masing-masing. Jasad itu kelak berperan sebagai casing. Satu casing wanita jelmaan bidadari, satu wanita mirip pegangan pengki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunarupa ✔️ | FLUFFY Short Story
SpiritualitéKalau cantik itu ujian, berarti jelek itu kutukan. "Biasanya orang yang bilang "love yourself" itu orang yang udah cakep dari sononya. Yah, kalau gue secakep mereka sih gue juga bakal cinta diri sendiri lah." -Milo "Kegantengan itu lotre genetis pa...