Regret

260 9 1
                                    

Cast Pair: Yeji x Seungmin

Yeji berlari sekuat tenaga, tak peduli air hujan yang sedikit demi sedikit menyentuh kulitnya. Yang dia butuhkan hanyalah sampai lebih cepat di rumah sederhana tempat dia merasakan kebahagiaan yang tiada tara. Rumah tempat dia kembali dan rumah tempat dia pulang dikala lelah. Air mata hendak jatuh tapi dia usap paksa dengan tangannya. Tidak mau terlihat lemah, tidak mau terlihat hancur. Pokoknya dia harus tersenyum saat sampai di sana.

Satu belokan lagi, Yeji tersenyum akhirnya dia segera sampai. Dilihatnya pagar kayu sederhana yang tak terkunci, dia segera masuk dan mengetuk pintu dengan keras. Air matanya hendak turun lagi.

Penantian Yeji berakhir, begitu pintu terbuka dan menampakan sesosok pemuda dengan hoodie hitam, seketika pertahanan Yeji runtuh. Ia segera memeluk laki-laki di depannya. Menenggelamkan wajahnya di dada sang pemuda.

"Yejii" ucap pemuda itu, mau tak mau ia menepuk pelan punggung Yeji yang bergetar. Meski canggung dan seharusnya ini tak boleh terjadi lagi.

"Sebentar aja,"

Pemuda itu akhirnya mengalah, membawa Yeji masuk. Udara dingin di luar sedang tidak bersahabat. Dingin, seperti hati keduanya. Mereka berdua duduk di sofa ruang tamu, masih pada posisi yang sama. Yeji enggan melepaskan pelukannya.

"Yeji, ini Kak Minho. Kakak mohon jangan seperti ini." ucap laki-laki bernama Minho. Ia masih tak kuasa melihat Yeji yang malah semakin terlihat menyedihkan setelah mengatakan sederet kalimat itu.

Yeji akhirnya sadar, ia menarik kepalanya dan memandang Minho dalam. Wajahnya basah karena menangis.

"Katakan pada Seungmin Kak, Yeji gak bisa" Ia kembali menangis. Entah sudah berapa kali, dia mengulang adegan ini. Dia sudah lelah, tapi tak bisa berhenti. Dia rindu Seungmin, rindu rumahnya.

"Tolong katakan pada Seungmin Kak, Yeji gak akan maksa lagi. Yeji bakal nungguin dia"

Minho kembali tertarik pada dimensi waktu sebelumnya. Di mana Yeji dan adiknya Seungmin selalu bersama. Yeji memang tidak pernah selalu ada, dia akan pergi, lalu Seungmin akan bersedia menunggu.

Ada, kapanpun saat Yeji membutuhkannya. Lantas, buah kesabaran Seungmin tidak pernah berakhir menyedihkan. Setelah pergi, Yeji akan kembali padanya. Selalu pulang ke rumahnya dan mengulang kisah bahagia kembali.

Minho membawa Yeji ke pelukan. Kali ini, dia akan berbaik hati membiarkan Yeji dengan segala kesedihannya. Berdoa, agar kesedihannya habis hari ini, agar dia bisa merelakan Seungmin.

Ditepuk lagi punggung ringkih Yeji, bibirnya menggumam lagi yang biasa Seungmin nyanyikan saat Yeji hendak tidur. Lullaby yang juga sering dilantunkan ibunya.

Perlahan lengan Yeji melemas, dia tertidur. Tak pikir panjang Minho mengangkat tubuh Yeji ke kamar Seungmin yang sangat rapi, kamar itu kosong sejak ditinggal empunya satu bulan yang lalu.

Setelah menidurkan Yeji, Minho meraih bingkai foto di samping tempat tidur. Di sana Seungmin dan Minho sedang tertawa lebar. Ia ingat, saat itu, adalah momen paling membahagiakan karena Seungmin bisa diterima salah satu Universitas terbaik di Korea. Mereka pergi liburan bersama di pantai sebagai reward.

"Kamu tahu Dek? Yeji masih belum bisa merelakanmu, begitupun Kakak. Harusnya kamu kembali"

Pecah sudah, Minho menangis lagi, ia sangat rindu sosok adiknya yang manis dan jahil itu. Andai waktu itu, dia tidak membiarkan Seungmin sendiri mungkin adiknya itu masih ada di sini.

****

Seungmin menggigil saat itu. Dia merasa kurang sehat, kegiatan kampus dan sejumlah proyek membuatnya sangat sibuk dalam 3 hari terakhir. Pening menyerangnya bertubi-tubi, ia akhirnya memilih untuk tidur meski waktu menunjukkan pukul 6 sore.

"...Step out them voices..."

Seungmin terbangun, sesaat setelah ponselnya berdering. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 12, lalu segera mengangkat telepon dari seseorang yg disayanginya.

-Yeji

"Hallo, min, kok lama sih angkatnya? Hiks"

"Sorry aku ketiduran, kamu kenapa?"

"Min temenin aku minum"

"Kenapa lagi? Ji bilang ke aku! Ada apa?"

"Kalau kamu peduli sama aku, kesini hiks"

"Plis, jangan gitu lagi"

"Pokoknya, gak mau tahu. Kamu dateng ke Icy club atau aku hubungin Soobin"

"Tapi..."

Tuttututt

Tuhan apa lagi, rutuk Seungmin dalam hati. Sudah jelas Yeji tidak bisa minum. Begitupun dirinya, Seungmin selalu berusaha menjauh dari berbagai minuman yang memabukkan.

Ia menguap, rasa kantuk menyerangnya lagi ditambah kepalanya yang pening tak kunjung reda.

Mau tidak mau dia bangkit, ambil jaketnya dan bersiap untuk pergi ke tempat yang Yeji sebutkan.

"Ka aku pergi dulu" pamitnya pada Minho

"Seungmin hey mau kemana? Sini dulu"

"Kenapa Ka?"

"Yeji lagi? Di luar hujan Min. Kamu bilang aja ke manajernya buat jangan nurutin Yeji"

"Gak bisa Ka, Kaka tahu sendiri kalau Ka Mark selalu ngalah sama Yeji. Apalagi dia juga suka minum-minum. Malah dia bakal biarin dan lindungin Yeji biar gak ketahuan agensi lagi" jelas Seungmin

"Tapi di luar hujan, kamu juga keliatan pucat"

"Udah ya kaaa Seungmin gak papa, jangan nungguin. Seungmin bakal lama. Seungmin sayang Kaka" Seungmin pun ke garasi dan menghidupkan mesin mobilnya.

"Ah" Seungmin mengaduh, saat pening itu makin menjadi. Kepalanya terasa ditusuk, badannya semakin menggigil.

"Sial, kayaknya gue demam" lirihnya sembari menyentuh kening. Sementara itu tangan sebelahnya masih sibuk mengemudikan mobil. Seperempat jalan lagi, ia akan menemui gadis pujaannya.

Namun sial, diperempatan jalan sebuah truk menghalau lampu merah dan menabrak telak sisi kursi kemudi tanpa ampun. Sebelumnya, Seungmin mendengar klakson kencang dibunyikan dari arah datangnya truk, namun karena sibuk mengendalikan rasa sakit di kepalanya ia tak sempat untuk menghindar.

Mobil hitam itu terseret cukup jauh dan menimbulkan kerusakan yang sangat parah hingga mobil terbalik karena menabrak tiang di paruh jalan dengan kencang.

Yang Seungmin rasakan saat itu hanyalah rasa sakit yang tak tertahankan. Tubuhnya kaku, pandangannya memburam karena tertutup darah yang mengucur dari kepalanya.

Dibayanganya kini ada wajah sang Kakak, ia tak sanggup berkata lagi. Dalam hati merapalkan kata maaf karena tak menuruti perintah Kakak satu-satunya tersebut. Lalu, bayangan Yeji yang sedang tersenyum serta kenangan indah mereka ketika bersama.

Kemudian rasa sakit kembali membawanya dalam kondisi saat ini. Ia benar benar pasrah, jika Tuhan memang akan membawanya saat itu juga. Hingga perlahan sakitnya kian menghilang, ia mati rasa. Tubuhnya benar-benar ringan sekali, hela satu tarikan nafas panjang dan akhirnya kegelapan membuat segalanya berakhir.

-Fin or Tbc?

Kali ini aku bawa castnya b x g dulu ya ^^ Ditunggu vote dan komennya kalau berkenan.

Btw, maaf ya bawa cerita sedih lagi. Aku lagi pengen update tapi yang kayaknya siap cuma cerita ini. Semoga suka... Kalau ada yang mau nyumbang ide boleh banget komen. 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Bee's KneesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang