1 | Teman?

3.3K 246 51
                                    

11 IPA-1

Kelas yang saat ini dituju oleh Reno. Baru saja ia melihat daftar nama yang ada di mading. Reno merasa biasa saja untuk hari pertama sekolah setelah libur kenaikan satu bulan.

Lagipula di sekolah, Reno hanya belajar dan pergi ke kantin untuk makan, serta ekstra kulikuler setiap hari Rabu. Menurut Reno tak ada hal menyenangkan lainnya.

Teman?
Bahkan Reno tak punya satu pun teman. Memangnya siapa yang akan berteman dengan anak aneh yang pendiam seperti dirinya? Itu yang dikatakan Reno.

“Haah...” Reno menghela nafas saat ia berada tepat di depan pintu kelas.

Perlahan Reno melangkah masuk ke dalam kelas. Tatapan aneh dan bisikan mulai terdengar. Itu sudah menjadi hal biasa bagi Reno karena sering terjadi.

Reno memilih duduk di bangku nomor dua dari pojok belakang. Reno hanya menatap keluar jendela. Sesekali mengerutkan dahi kala luka baru yang ia dapat ditangannya terasa nyeri.

“Kenapa ya gak ada setan yang mau bunuh gue gitu?” gumam Reno.

Dirinya merasa lelah untuk sekedar bernafas dan melihat dunia. Berkali-kali Reno menginginkan dirinya mati. Reno tak pernah memikirkan bunuh diri, karena ia sendiri tahu bahwa itu dosa.

Saat ini, satu yang diharapkan Reno. Seorang teman.

...

“Wih Juan, kita sekelas lagi,” ucap Adrian senang.

“Hmm... iya, kita juga sekelas sama Ervin,” sahut Juan.

Mata Adrian menyipit kala mendengar nama Ervin. Adrian merasa saat di kelas 10 tidak ada teman sekelasnya yang bernama Ervin.

“Ervin siapa?” tanya Adrian.

“Ervin si anak kelas sebelah kita dulu, anaknya ceria dan berisik, lo gak tahu?” tanya Juan balik.

Adrian menggeleng.

“Lo benar-benar introvert Adrian,” ucap Juan malas.

Adrian mengangguk setuju dengan semangat. Ya, itu memang kepribadiannya.

“Yaudah yuk ke kelas,” ajak Juan.

Juan dan Adrian berjalan menuju kelas. Mereka berdua tampak mengobrol, sampai ada seseorang yang memanggil Juan dari kejauhan.

“Juaaan!”

“Eh Ervin, ngapain lari-larian?” tanya Juan bingung.

“Hehe... gapapa cuman mau nyapa, kita sekelas loh!” ucap Ervin semangat.

“Iya udah tahu, kenalin ini Adrian,” ucap Juan sembari memperkenalkan Adrian.

“Salam kenal gue Ervin!” ucap Ervin yang masih dengan nada semangatnya.

Juan menggelengkan kepalanya melihat Ervin. Ervin itu memang selalu terlihat bersemangat, ah~ kecuali saat ia kelelahan.

“Masuk kelas yuk, ngehalangin jalan orang kalau ngobrol disini,” ucap Adrian.

Mereka kemudian masuk ke kelas. Tapi saat baru sampai di depan kelas, Ervin berhenti.

Kami Anak Indigo | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang