"Kamu tau apa itu rindu? Dekatnya bagaikan jantung yang berdetak, namun sejauh langit yang tak tergapai,"
-Salsa 1998-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku terkejut saat mendapati berita tentang pernikahan kakak ku, ya kak Ksatria. Yang lebih mengejutkan nya lagi kak Ksatria sendiri lah yang memberi undangan kepada ku sambil berderai air mata.Awalnya ku fikir ia menangis karena bahagia akhirnya bisa menyusul ku menikah, namun kenyataannya ia menangis karena tidak tau harus berbuat apa dengan pernikahan ini.
Hal yang paling lebih mengejutkan nya lagi adalah...
....ia tidak mencintai perempuan yang akan menjadi pengantin nya, nan ia menikah karena kecerobohan nya lima hari yang lalu.
Mengambil hal yang paling berharga dari gadis itu nan membuat nya hamil.
------
Kini diriku nan kakak ku sedang duduk disofa sambung ruang tengah, kakak ku terus menerus menangis, menyesali perbuatannya yang membuat nya menjadi pria brengsek.
Ku elus punggung lebar kakak ku satu satu nya itu "Udah bang, jalanin aja dulu pernikahan ini, kalau anak nya udah lahir kalian bisa cerai... bagaimana pun lu harus tanggung jawab saat ini." Ujar ku.
Ku akui diri ku lumayan hebat menenangkan seseorang, walaupun tak sehebat sahabat ku itu.
Ahh... tiba tiba diriku merindukan sahabat konyol ku itu.
Bicara tentang nya, sudah seminggu lebih kita tidak bertemu lagi, tapi kita masih saling tukar kabar. Ia bilang dirinya kini sedang berada di Dubai, bukan untuk berlibur melainkan ada masalah disana.
"Tapi dek, lu tau kan perasaan gue ini buat siapa?" Aku mengangguk "..Gue nggak bisa nerima pernikahan ini begitu aja dek... gue disini masih nunggu salwa..."
Ah iya! Ngomong ngomong kak Ksatria belum mengetahui bahwa sahabat ku itu sudah kembali, aku ingin memberitahunya namun Salwa melarang nya karena ia sudah tahu perasaan kakak ku terhadap nya.
Bukan maksudnya menolak perasaan kakak ku itu, namun ia masih belum ingin menjalin hubungan seperti itu.
Kalian harus tahu, sahabat ku satu ini kini sudah berubah. Ia sangat suka menyendiri dari pada mempunyai pasangan, bahkan dirinya tidak peduli dengan perasaan seseorang kepada nya.
Itu semua ada alasan nya kata dirinya.
"Kak... pliss, tapi kali ini bener bener kesalahan lo sendiri," berhenti sejenak ku genggam tangan kakak ku "..kalo Salwa ada disini pun, dia bakal nyuruh lu buat tanggung jawab." Lembut ku, berusaha untuk menenangkan kakak ku itu.
Kak ksatria tidak menjawab, ia memilih diam dibanding menjawab ku. Wajahnya sangat frustasi nan matanya sembab juga ada lingkaran hitam dibawah matanya.
Aku menghela nafas frustasi, aku lelah. Diriku sangat lelah karena hal ini, seharusnya aku sadar, tidak ada gunanya aku membujuk kakak ku itu untuk menyakinkan bahwa dirinya harus tetap bertanggung jawab.
-----
"Kapan pulang?"
"Em.., kurang tau sa, kenapa emang nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salwa&Salsa |BFF✅[REVISI]
Non-Fiction"Bukan kisah cinta dua sejoli yang berjuang demi cinta nya katanya tapi kisah dua sahabat yang berjuang agar tali persahabatan nya tidak putus" My book: 1. Salwa&Salsa ||BFF✅[REVISI] 2.Without me ||Na Jaemin sebenarnya kisah ini diangkat dari kisah...