6. Incidet

17 1 0
                                    

Manfaat liburan ke Korea Selatan saat grup yang kamu idolakan itu sedang dalam masa-masa comback adalah banyaknya aktivitas yang mereka lakukan, seperti berbagai macam promosi dalam banyak acara.

Dari awal aku datang ke sini sudah banyak keberuntungan yang aku dapat, salah satunya adalah melihat idola secara langsung. Aku yakin kalau banyak penggemar di luar sana yang iri dengan keberuntunganku kali ini dan aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat idola lebih 'dekat'.

Aku melihat berbagai informasi dari sosial media kalau jadwal promosi EXO akan dilakukan di Music Bank untuk mempromosikan lagu barunya kemarin. Aku refleks senyum-senyum seperti orang sinting sambil goleran di kasur. Cia yang sedang maskeran sembari tiduran di sofa kamar belum menyadari sikapku.

"Ci," panggilku masih senyum-senyum salah tingkah. Cia tidak menyahut, antara dia malas menjawab atau karena dia ketiduran.

"CIAA!" teriakku yang langsung mendapatkan umpatan keras darinnya.

"Kampret! Nggak usah teriak-teriak, aku denger," umpatnya tanpa menoleh ke arahku.

"Ya, abisnya lo nggak jawab. Btw, besok temenin gue ke Music Bank, yuk. Sekalian cuci mata, elah. Mumpung gratis."

"Kapan emang?"

"Dua hari lagi sih."

"Pengin banget sih sebenernya ikut, tapi kayaknya nggak bisa deh."

Aku mengerutkan kening. "Lah? Kenapa?"

"SEVENTEEN nggak masuk line-up. Lagian juga besok mereka bakal ada acara National Republic. Aku mau liat mereka, plus aku udah janjian juga sama kenalaku."

Aku diam agak lama.

"Kamu nggak pa-pa kalau pergi ke sana sendiri? Atau kamu ada kenalan ke sananya?" tanyanya.

"Gue tuh sebenernya nggak pa-pa kalau pergi sendiri asal bahasa Korea gue lancar. Tapi, gue cuma bisa ngomong 'Oppa, saranghaee. Mianhae. Gomawo. Jinjja? Oppa jjang!'. Itu juga gara-gara gue sering nonton drakor sama variety show. Kan nggak lucu kalau gue nyasar terus ketemu orang dan gue malah nggak bisa ngomong apa-apa."

"Kamu berangkat bareng aja sama kenalan kamu."

"Nggak bisa. Dia harus kerja."

"Nggak ada kenalan lain apa?"

Aku hanya menggeleng. Cia hanya mengembuskan napas, bingung, sama sepertiku.

•••••

Selama dua hari kemarin aku gunakan untuk belajar bahasa Korea sebisa mungkin, Cia yang mengajariku. Walaupun bahasa Korea dia tidak terlalu lancar, tapi itu sedikit membantuku. Belajar bahasa Korea tidak semudah yang dibayangkan; dua hari tidak langsung bisa berbahasa Korea, bahkan tidak ada apa-apanya, hanya bisa memahami tata krama bahasa di sini.

Aku berangkat pukul 02.05 siang waktu setempat dari apartemen. Cia sudah pergi ke acara National Republik SEVENTEEN.

"Ini kamu beneran bisa pergi sendiri? Ntar kenapa-kenapa lagi," omelnya di seberang telepon.

"Yaelah, santai aja kali. Gue aja santai."

Iya santai, ini dalem hati udah jedak-jeduk nggak karuan, bangke.

Cia langsung mendengus, "Nggak papa, nggak papa. Kamu tuh anaknya panikan."

"Bismillah siapin mental."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Go [With EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang