Aku menceritakan tentang giveaway yang membuatku menang dengan perasaan yang masih tidak percaya. Teman-teman perempuanku jelas langsung heboh.
"DEMI APA LO, HAHH?! IHHH!!" teriak Salma tepat di depanku.
"Gilaa! Mimpi apa lo semalem sampe seberuntung ituu??"
"Ihhh, gue ikut giveaway begituan berkali-kali nggak pernah menang."
"Beruntung banget lo."
"Sumpahh, iri banget guee, tauuuk."
Bahkan sampai ada yang berkomentar aneh.
"Pake susuk lo, ya?"
"Jangan-jangan nyimpen tuyul, ya, lo? Kasih tau jampi-jampinya dong. Mau deh gue nyimpen tuyul juga biar beruntung."
Ah, terserahlah. Aku bahakan masih setengah percaya. Jangan-jangan ini betulan mimpi. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu tentang akun yang mengadakan giveaway tersebut setelah pulang sekolah. Setelah mencari info sana-sini lewat beberapa website, akhirnya aku menemukan titik terang. Giveaway tersebut ternyata bukan penipuan karena memang sudah disponsori oleh beberapa agen travel, pihak penerbangan dan juga dari tempat penginapan selama di Korea Selatan.
WHATT THE ...?!!
•••••
Aku benar-benar tidak bisa tidur malam ini. Bukan berarti masalah tentang giveaway itu selesai begitu saja. Kalau aku betulan pergi ke Korea Selatan, apa orang tuaku akan mengizinkan? Aku pasti akan dianggap halusinasi. Apalagi tiga hari lagi aku akan mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas XI.
Hadiah tiket liburannya untuk dua orang dan aku bebas membawa siapa saja ke sana. Aku sudah mengajak Salma, tapi dia tidak bisa ikut karena tidak diberikan izin oleh orang tuanya. Akhirnya aku memutuskan untuk memberanikan diri membicarakan soal hadiah giveaway ini kepada orang tuaku di kampung lewat telepon (karena di Jakarta ini aku tinggal bersama Pakde dan Budeku). Awalnya Ibuku memarahiku habis-habisan, beliau menganggapku sinting, tapi aku meyakinkannya kalau ini sungguhan. Aku dan Ibu berdebat sampai berjam-jam soal ini, untungnya Bapakku berhasil meyakinkan Ibu kalau tidak perlu khawatir karena pihak penyelenggara giveaway akan menjamin keselamatanku selama di sana dan meraka juga akan menghubungi orang tuaku langsung untuk meminta izinnya.
Masalah ini harus segera kuselesaikan agar aku bisa tenang untuk mengerjakan ujian beberapa hari lagi. Lagipula, jadwal penerbangan liburan ke Korea Selatan akan dilaksanakan saat liburan kenaikan kelas, dan di sana selama dua minggu dengan beberapa destinasi wisata yang sudah ditentukan. Di sana nanti kami juga akan tinggal di apartemen dengan biaya penginapan dan makan yang sudah ditanggung pihak penyelenggara giveaway. Itu juga berarti aku punya waktu sekitar satu minggu lebih untuk mengejar jadwal EXO selama di sana dan semoga saja uangku cukup untuk biaya hidup dan mengejar beberapa jadwal EXO nantinya.
•••••
Tidak terasa, sudah dua minggu lebih aku lewati untuk fokus mengerjakan ujian kenaikan kelas dengan hasil yang tidak mengecewakan. Dan dua minggu itu juga digunakan untuk mengurus paspor penerbanganku dan Patricia ke Korea Selatan. Ya, akhirnya aku mengajak temanku yang di kampung untuk liburannya, kebetulan juga dia anak K-Popers. Jantungku benar-benar berdebar saat membayangkan bagaimana nanti kalau aku sungguhan melihat EXO di depan mata.
Gila, gila, gilaa! Ini gue beneran mimpi nggak sih astaga. Kalau ini mimpi please jangan bangunin gue dulu.
Tanganku masih gemetar saat kami keluar dari peswat dan berjalan melewati garbarata di Bandara Incheon, mataku berkaca-kaca, begitu juga dengan Patricia. Ini masih terasa mimpi bagiku. Kuhirup udara dalam-dalam. Cia memegang tanganku erat sambil mengucapkan terima kasih. Ah, harusnya aku yang mengucapkan terima kasih karena dia sudah mau menemaniku ke sini. Cia cepat-cepat mengambil ponsel di saku jaketnya dan mengajakku berswa foto beberapa kali setelah turun dari garbarata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go [With EXO]
Fanfiction"Patah hati pertama gue itu gara-gara Sehun!" -Nirada •••• Posisikan dirimu sebagai Nirada, seorang fangirl yang hanya bisa modal kuota internet untuk dapat fangirling, tapi tiba-tiba mendapat notifikasi kalau dirimu menang giveaway tiket liburan ke...