Bagian 2: Sama Riweuhnya

613 86 2
                                    

Jadid dan Jefri sekarang lagi bingung banget sambil liatin layar ponsel masing-masing. Ya gimana, Wira sudah berkali-kali di telpon dan spam chat tapi tetap tidak kelihatan tanda-tanda aktifnya. Padahal kemarin sudah janji mau kerjain tugas kelompok di caffe punya kenalannya Jefrian, tapi udah 2 jam berlalu keadaannya masih sama aja. Agak mencurigakan karena Wira bukan orang yang suka ingkar janji.

"Did, Kalau kayak gini Wira ketiduran gak sih??" Tanya Jefrian.

"Nggak deh, Wira tipe orang yang kalau udah janji bakalan totalitas. Gua aja kaget pas tau ternyata sampai duluan di sini. Biasanya kan Wira paling on time," Bantah Jadid, "Mau susulin aja gak ke Rumahnya?"

"Nah itu, gua ngeri ada apa-apa di Rumahnya. Lu tau sendiri kan om Cahyo suka ngadi-ngadi. Tapi nanti pas kita ke sana malah Wira lagi perjalanan ke sini lagi."

Seakan-akan mendengar keresahan mereka, ponsel Jefrian tiba-tiba berdering karena panggilan masuk. Eh ralat, maksudnya video call. Langsung dari si Wira.

"Nah nongol juga akhirnye."

Jefrian segera men-slide lingkaran yang berwarna hijau untuk menerima videocall dari Wira. Mukanya langsung terpampang di layar ponsel, tapi Jefrian terkejut saat melihat latar dimana Wira berada.

"Wir?! siapa yang sakit?!"

Jadid awalnya cuma mau mendengarkan, tapi karena reaksi terkejutnya Jefrian dia jadi pindah duduk ke sampingnya untuk ikut melihat Wira.

"Lha Wir?! Di Rumah Sakit lu?!"

Di sisi lain, Wira menghela napasnya. Sedikit lelah menghadapi reaksi berlebihan dari 2 orang di sebrang sana.

"Iyee, gua abis nganterin umi sama Rifki," Jawabnya. "Makanya spam chat ama telpon kalian gak gua bales, sorry ya. Gua tadi lagi nyetir soalnya."

"Jadi yang sakit si umi apa Rifki??" Karena Wira sering bilang umi, Jefri kadang suka kelepasan manggil tante Wirda pake Umi.

"Si Rifki, gua gak sengaja nimpa dia."

"HAH?!"

"HAH HEH HAH HEH biasa aja kali lu pada."

Wira pun menceritakan seluruh kronologi tadi pagi ke 2 sahabatnya yang pada akhirnya cuma menganga. Kalau itu Jefri dia sudah tidak heran karena anaknya memang dramatis, cuma Jadid...

Ini pasti gara-gara ketika liburan saat itu mereka kebanyakan nonton drakor bersama Dimas.

"Gila, punggung dia gak remuk tuh? lu kan berat banget Wir kayak babon," Celetuk Jadid kemudian.

"Sialan antum, tapi begitulah ceritanya. Maaf ya sekarang gua gak bisa ikut kerja kelompok dulu sama kalian, selesaiin bagian masing-masing dulu ye. Kalau udah nanti kirimin ke email aja biar sekalian gua masukin ke PPT," Pesan Wira. Dia dipanggil sama umi tadi disuruh ke lantai 2 soalnya Rifki mau dipindahin dari UGD. Makanya mau buru-buru closing.

Closing banget gak tuh bahasanya?

"Oke-okee, nanti kalau sempet kita dateng ke sana ya Wir. Rifki di rumah sakit mana??" Tanya Jefrian.

"Sari Asih. Yang di jalan imam bonjol itu lho."

"Oh iya iya tau."

"Tapi kayaknya gak usah repot-repot dulu deh Jef, ini aja gak tau si Rifki di rawat apa nanti sore pulang. Minta do'anya aja ya. Udah dulu, gua dipanggil umi tadi. Did, Salamualaikum."

"Waalaikumussalam."-Jadid.

Wira mematikan video callnya sepihak setelah itu.

"Yaudah, sekarang gimana Jef?" Tanya Jadid.

Keluarga RT 09 | SMTownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang