Bagian 8: Hebat di Masing-Masing Bidang

371 64 2
                                    

"Jerico, lu umpetin glitter-nya dimana?!"

"Lha mana tau. Main nuduh aja lu anying, gua dari tadi ngeliatin lukisannya Gerhana!"

"Iiih. Siapa sih yang ngumpetin!!"

"Pake yang ada dulu aja Na. Ini punya gua."

Pada akhirnya Kayna menggunakan glitter milik Rifki walau sebenarnya ia sedikit enggan. Daripada kericuhan ini terus berlanjut dan berakhir tugasnya tidak selesai, lebih baik untuk saat ini Kayna diam sebentar.

Lagipula katanya itu hal lumrah. Saat kita sedang membutuhkan sebuah barang, dia pasti suka tiba-tiba menghilang dari pandangan dan membuat kesal karena tidak dapat ditemui ketika telah dicari kesana sini. Tapi, bila sudah tidak dibutuhkan, maka barang itu akan menampakan wujudnya sendiri secara tiba-tiba di depan mata.

Kayna tidak paham mengapa bisa begitu dan siklusnya selalu terulang. Yang jelas, itu adalah hal yang sangat menyebalkan karena mampu menguras kantungnya untuk membeli lagi barang baru yang sama.

Ngomong-ngomong apa yang sedang Kayna dan teman-teman satu gangnya lakukan sekarang?

Singkat cerita, satu angkatan kelas 11 di sekolah mereka dapat tugas dari guru SBK untuk membuat lukisan berbahan dasar cat akrilik. Terserah apa temanya, dan dimana membuatnya. Yang penting sebelum hari kamis depan, sudah dikumpulkan ke ruang galeri sekolah untuk diberi penilaian. Nanti lima siswa terpilih yang lukisannya mendapat nilai paling bagus akan jadi perwakilan sekolah mengikuti lomba melukis tingkat kabupaten.

Tapi kenapa guru SBK mereka sampai menyuruh satu angkatan segala untuk diseleksi? Padahal belum tentu pontensi seluruh siswa adalah bisa melukis.

Dengar-dengar, beliau ingin sekalian mengambil nilai praktek kenaikan kelas supaya anak kelas 11 nantinya tidak perlu pusing terbebani oleh tugas praktek SBK ketika sudah masuk musim ujian praktek. Mereka cukup fokus saja dengan pelajaran yang lain.

Bagi yang belum tau, lukisan memakai cat akrilik yang dimaksud adalah seperti ini.


Diberi tugas sekaligus seleksi untuk lomba melukis ini, tentu saja Rifki yang paling antusias dan mengharapkan dirinya jadi kandidat. Dari dulu dia memang sudah kelihatan ada minat dengan dunia lukis-melukis, tepatnya sejak usia taman kanak-kanak.

Rifki juga mempunyai banyak cat akrilik. Ada yang beli sendiri, berasal dari hadiah orang-orang saat dia ulang tahun, dan pemberian cuma-cuma guru SBK nya. Tidak ketinggalan dengan kuasnya pula. Rifki punya bermacam-macam jenis, mulai dari yang kecil dan tipis, sampai besar dan lumayan tebal.

Berhubung ada kesempatan, Chandra yang biasa tidak modal segera memanfaatkan momen ini. Dia membujuk Rifki supaya diizinkan meminta sedikit cat akrilik darinya. Chandra berjanji nanti saat sudah selesai ia akan mentraktir sahabatnya yang mudah mengomel itu mie ayam yang biasa lewat di komplek mereka saat sore hari.

Tapi kalau tidak jail bukan anak kedua pak Bayu namanya. Tanpa diduga Chandra ternyata juga mengabari yang lain dengan mengatakan jika Rifki ingin bagi-bagi cat akriliknya untuk tugas SBK alias mereka tidak perlu membeli sendiri.

Karena teman-temannya yang lain ternyata ikut datang ke Rumah, Rifki bisa apa? Mau tak mau ia merelakan koleksi catnya dipakai oleh 6 orang yang lain, asal tidak boros dan dibuang-buang sembarang.

Sekarang mereka berdelapan sedang berkumpul bersama di balkon rumahnya Rifki, melukis bersama bermodalkan cat akrilik dan kuas si tuan rumah. Untuk kanvas dan bahan tambahannya untung mereka cukup tahu diri. Mereka membelinya sendiri. Tentu saja, Rifki tidak sebaik itu hingga sukarela memberikan semua yang ia punya.

Keluarga RT 09 | SMTownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang