Bagian 5: Dia Masih Kecil

536 75 0
                                    

Sore-sore gini enaknya ngemil pisang goreng dan minum teh manis hangat. Tapi, mengingat dia hanya sendirian di Rumah, Stefano kembali malas dan lanjut berbaring di tempat tidurnya sambil bermain game online.

Ayah belum pulang kerja, mama ke rumah mbah uti soalnya tantenya telpon kalau mbah uti gak mau makan lagi.  Kak Jelita?? Dia baru aja izin keluar mau main bareng teman-temannya. Gapapa sih, Stefano juga tidak begitu dekat dengan kakaknya. Tapi, terkadang dia iri karena teman-temannya yang lain akur dengan saudara masing-masing. Apalagi Kanua, dia memperlakukan Kun sudah seperti teman sendiri.

"Ya Allah, aku bosen banget. Ngapain ya enaknya??" Stefano bicara sendiri.

Pada akhirnya dia memutuskan untuk keluar kamar dan pergi menuju dapur. Stefano membuka kulkas bagian freezer dan dia menemukan ada 3 es krim stroberi yang entah milik siapa.

Mau Stefano ambil, tapi takut itu punya kakaknya. Stefano malas diomeli Jelita, jadi dia mengurungkan niatnya dan beralih pergi ke ruang tamu setelah menutup kulkas.

Di meja tamu, Stefano melihat ada kertas binder warna merah muda yang terlipat dan ditindih oleh vas bunga. Karena penasaran, dia mengambilnya dan ternyata ada selembar uang 50 ribu didalamnya yang sudah dilipat-lipat menjadi kecil.

Dari tulisan tangannya Stefano kenal sekali itu milik Jelita. Dia hampir tidak percaya jika Jelita menuliskan itu untuknya.

To : My dearest little bro, Fano ^^

Hai dek, maaf ya aku tuh jarang banget ngobrol sama kamu beberapa tahun ini. Semenjak kapan sih kita gak deket lagi? Pas aku masuk SMA kalau gak salah, terus waktu itu kamu masih baru naik kelas 6, kan??

Aku bener-bener sibuk sama kegiatan sekolah (sekarang kampus sih) sampai lupa kalau ada kamu.

Saking capeknya juga, aku suka tiba-tiba marah ke kamu, kan? Sorry. Keknya itu udah nyakitin hati kamu banget sampai-sampai gak berani deketin aku lagi.

Aku sadar banget, kamu jadi menjauh. Dan kalau kamu liat surat ini, please forgive me.

Oh iya, Berhubung kayaknya kamu bakal sendirian sampai nanti malam, aku kasih 50 ribu tuh buat beli lauk matang. Mama gak masak, dan kayaknya bakal pulang lumayan malam dari rumah mbah uti. Ayah dari kantor langsung nyusul ke sana.

Aku lagi sama Dimas, Kun, Tendra. Kita lagi pusing sama skripsi tapi tetap harus semangat dong. Doain aku cepet lulus ya dek. Ntar kalau aku udah kerja sama punya gaji yang lumayan, aku bakalan sering beliin sesuatu yang kamu mau deh.

Kayaknya itu dulu sih. Maaf ya, aku gak bisa jadi kakak yang baik kayak kakaknya temen-temen kamu...

Your big sist..

Jelita

Stefano udah mau nangis, tapi air matanya langsung dihapus. Dia sebenernya kurang suka suasana yang mellow begini, makanya tiap ada moment-moment menyentuh, Stefano bakalan menghindar.

Setelah itu, Stefano menyalakan ponselnya dan langsung mencari kontak Jelita untuk mengucapkan terima kasih.

Tidak masalah tidam langsung dibaca, Stefano tau kakaknya itu lagi sibuk sekali sebagai pejuang skripsi. Yang penting, sekarang perasaannya lega dan tentu saja dia senang banget Jelita ternyata tidak berubah.

//

"Mas Yaya, ini buang sampah dulu yaa sebelum makan," Pinta Ibun saat melihat Yandra masuk ke dapur dan mau menuju kulkas. Ibun sendiri sekarang lagi goreng ikan asin buat lauk makan malam. Request-an si ayah tadi, katanya sudah lama tidak makan itu.

Keluarga RT 09 | SMTownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang