[ Petra & Astra ]
Setelah pertengkaran kecil lewat telepon, Astra dan Petra pun melihat ke sekeliling. Di samping mereka ada pet shop, juga ada anjing yang belum diamankan.
"Pet, lihat tuh. Dua orang itu." Astra menunjuk kearah dua orang wanita yang ada di pet shop. Satunya terlihat pucat, dan yang satunya lagi sedang terduduk lemas.
"To...long..." Ucap mereka lirih.
"Yang rambut hijau itu sudah pucat, yang satunya lagi terlihat baik-baik saja tapi lemas," bisik Astra pada Petra. Mereka berdua pun menghampiri wanita rambut hitam yang terduduk lemas.
"Tolong aku... Aku c-cuma disuruh untuk meng... Mengikuti seorang gadis... A-aku tidak tahu... K-kenapa bisa jadi... Begini..." Katanya dengan nada kaku dan bergetar.
Astra menghela napas berat. "Yah, ini akibatnya kalau kalian mau-mau saja bekerja untuk sembarang orang."
"Ka-kami tidak tahu siapa mereka... A...aku hanya anak jalanan... M-mereka memberi kami makanan, uang, baju, ba-bahkan tempat tinggal..."
"Mereka? Seperti apa mereka?" Tanya Petra.
"M-mereka menyuntik kami dengan sesuatu... Ka-katanya hanya alat pelacak, tapi... Uuukh!!" Dia berteriak sebelum sempat meneruskan kata-katanya.
Tangan gadis itu berubah menjadi besar.
"Tidaak!! Aku nggak mau! Tolong!!"
Dia mulai berubah! Pikir Astra dan Petra bersamaan.
[ Jayden & Aya ]
Mereka selesai mengevakuasi manusia-manusia yang ada di barat.
"Huh... Capeknya..." Keluh Aya.
Sementara Jayden, dia tengah kebingungan karena dia kerepotan membawa anak yang barusan diselamatkan.
Jayden pun memanggil salah satu manusia yang belum keluar dari sana. "Hei kau! Anak ini, bisakah kau..."
Baru saja mau menitipkan batita itu, berbagai pikiran buruk melintas di kepala Jayden.
Tunggu, apa ini pilihan yang benar menitipkan anak ini pada sembarang orang? Gimana kalau dia dijual? Diajak ngemis, atau paling parah dijadikan sop bayi! Di internet kan banyak berita seperti itu!
"Sudah! Pergi kau, perempuan jahat!" Usir Jayden pada wanita itu.
Aya yang melihat kejadian itu dan tahu apa yang dipikirkan Jayden, tertawa sampai suaranya tidak terdengar dan napasnya sesak.
"HHHHHHAAAAHAAAaaahhh..."
"Jangan tertawa, dasar rambut janda!" Ejek Jayden.
Jayden menoleh ke sampingnya, ke toko barang antik. Dia pun masuk kesana dan mengambil pedang antik tua yang sudah bergerigi.
Dia melepaskan sarung pedang yang menutupinya, dan berpose dengan keren. "Waktunya kita membantai mereka semua. Kau juga mau membalaskan dendam keluargamu kan?" Tanya Jayden pada batita yang dia gendong.
Sementara batita yang dia gendong sedang bermain korek api.
"..."
"HIIIH! Kecil-kecil sudah main api! Taruh, bahaya! Kau dapat darimana itu?!"
"Hueeee!!" Anak itu menangis.
Aya bengek. "JAHAHAHAHA...HAHAAAaaaa..aaa..."
[ Nirmala, Rayn & Seren ]
"Kyaaa! Monster!" Seorang gadis SMP berteriak histeris, menyebabkan penguntit yang kakinya sudah berubah menjadi seperti kaki kuda itu melompat kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴʏᴀᴡᴀ | ᴷᵘᵖᵐⁱˡʸ ᵖʳᵒʲᵉᶜᵗ
FanficKami hanya memiliki satu nyawa. Meski begitu, kami adalah orang-orang terpilih yang beruntung. Kami adalah prajurit, kami adalah petarung, kami adalah orang-orang yang mempertahankan nyawa kami. "Kau tidak boleh menyia-nyiakan nyawa yang kau punya...