Chapter 4

12 3 0
                                    

[ Alfrend usia 13 tahun ]

"Selamat pagi pemirsa, Seputar Info kembali hadir di sela-sela aktivitas Anda, bersama saya Sinta Kasih yang akan memberikan berita-berita terbaru dan teraktual," ucap pembawa berita yang terpampang dalam layar kaca pukul 07:30 dini hari.

"Pemirsa, berita terbaru tentang penculikan anak terjadi semalam, korbannya seorang anak perempuan berusia 10 tahun. Ia dilaporkan oleh pihak keluarga pada kepolisian karena tidak kembali pulang ketika pergi ke warung pada malam hari. Pihak kepolisian meyakini hal ini ada hubungannya dengan kasus penculikan yang beredar akhir-akhir ini..," End mendengar berita yang disampaikan pembawa berita sambil tetap fokus memakan sarapannya.

Hari ini End akan mendaftar masuk ke SMP.

"End kalau kamu sudah selesai sarapan, segera siap-siap kita akan berangkat sebentar lagi."

"Okay mom, I finished breakfast," End bergegas siap-siap, mematikan televisi, mencuci piring, dan tidak lupa mengenakan jaketnya.

xxxxx

Berjam-jam telah berlalu, akhirnya mereka berdua dapat kembali pulang setelah mengantri panjang untuk mendaftar sekolah. 

Sesampainya mereka di rumah, terlihat mobil polisi terpakir di depan rumah tetangganya, lebih tepatnya di depan rumah keluarga Angel.

Firasat End tidak enak.

"Ada apa ini?" tanya ibu End keheranan. "End kamu penasaran juga?" End menggangguk, mereka pun masuk ke dalam rumah tetangganya.

Terlihat suasana di dalam rumah tampak suram. Ada dua orang dari kepolisian sedang berbincang dengan ayah Angel, raut wajahnya menandakan ia sedang dalam keadaan sedih dan ibu Angel sedang duduk menangis tak berdaya.

Ibu Angel yang melihat ibu End datang langsung berlari memeluknya. Ibu End masih dalam keadaan bingung namun sebisa mungkin menenangkan ibu Angel yang terus menangis dalam pelukannya. Ke dua polisi menjelaskan keadaan apa yang sedang terjadi.

End dan ibunya tersentak kaget, terutama End ia merasa sekujur tubuhnya tidak dapat digerakan.

'Angel diculik?!' batin End berteriak, pikirannya kosong, tatapannya menjadi gelap.

Beberapa saat berlalu dua orang dari kepolisian telah kembali ke kantornya untuk menyelidiki kasus ini lebih dalam. Suasana rumah Angel menjadi sangat hening, ayah Angel pergi untuk mencari Angel, dan ibu Angel masih berusaha ditenangkan oleh ibu End.

"End kamu pulanglah duluan, kamu pasti lelahkan. Tidak usah khawatir Angel pasti akan ketemu," ucap ibu End. Walaupun End tidak memperlihatkan secara jelas kekhawatirannya, namun ibunya pasti sangat mengerti apa yang sedang dirasakan End sekarang.

End tidak langsung beranjak pergi. "Mom, I want to find Angel."

"Tidak perlu End, ini urusan orang dewasa kamu masih anak-anak nanti jika kamu juga diculik mom akan sangat sedih, biarkan para polisi yang mengurusnya."

"Okay, aku akan berada dikamar."

End terus berjalan dengan menundukan kepalanya, tanpa sadar ia sudah berada tepat di depan pintu kamarnya. 

Di dalam kamar End kebingungan, tidak tau apa yang harus ia lakukan. Wajar saja baginya merasa bingung, karena ini pertama kalinya ia merasakan rasa khawatir.

End merasa ia tidak bisa diam saja. Tanpa berfikir panjang lagi End segera mengunci pintu kamarnya dari dalam dan bergegas keluar lewat jendela, agar seakan-akan ia tetap berada di kamarnya saat ibunya pulang.

xxxxx

Seperti biasa suasana taman tidak ada yang berubah, orang-orang berlalu lalang fokus pada aktivitasnya masing-masing. Angin sepoi-sepoi menerpanya memberikan kesan dingin pada End.

End lupa mengenakan jaketnya yang ia simpan di ruang tamu ketika masuk ke dalam rumah. End melipat kedua tangannya di depan dada untuk melindungi dirinya dari udara dingin sambil terus berjalan tanpa arah.

Hari semakin sore, taman dan jalanan sekitar mulai sunyi semua orang sudah kembali kerumahnya masing-masing. Tersisa End yang sedang duduk sendirian di bangku taman, sambil tetep menyilangkan lengan di depan dada. Jika ada seseorang yang melihatnya mungkin orang itu akan mengira End adalah anak hilang.

Sebenarnya sudah dari beberapa saat yang lalu End merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari jauh. Awalnya ia tidak mempedulikannya sampai.., kemana pun End melangkah orang itu tetap memperhatikannya.

Karena lelah End memutuskan untuk duduk diam di bangku taman, menunggu orang itu menghampirinya.

"Nak dimana orang tua mu?"

'Ini dia,' batin End. Setelah sekian lama menunggu akhirnya orang itu menghampirinya, jika saja orang itu tidak menghampirinya dalam beberapa menit ke depan, End akan segera berlari pulang  agar dirinya tidak diikuti hingga ke rumah.

"Aku tidak tahu..," jawab End dengan raut wajah menyedihkan. Jika yang melihat kondisinya saat ini adalah orang baik maka bisa dipastikan orang itu akan membantu End pulang dengan selamat. Namun jika yang melihatnya saat ini adalah orang jahat maka akan menjadi keuntungan yang besar bagi orang itu.

"Kalau begitu biarkan aku membantu untuk mengantarkanmu pulang," ucapnya sambil menjulurkan tangan. End mengangguk dan meraih tangannya.

Dalam perjalanan End terus melirik pada manusia yang berada di sampingnya, memperhatikan setiap inci tanpa disadari oleh orang yang dimaksud. Pria tersebut memiliki badan yang besar, wajahnya tidak terlihat karena menggunakan masker serta topi.

'Benar-benar seperti penculik.' batin End.

Mereka sampai di depan mobil Jeep hitam TJ Wrangler (1997-2006). Pria itu membukakan pintu dan berkata, "Masuklah."

End melangkah masuk dengan pecaya diri, seakan-akan ia tidak curiga sama sekali pada pria itu. Baru saja End duduk di jok mobil, sebuah tangan langsung membekam mulutnya dari belakang. Ternyata pria tersebut tidak sendirian, ia bersama temannya yang sedang menunggu di dalam mobil.

Sontak kaget End langsung berusaha melepaskan tangan yang membekam mulutnya. Matanya mulai kabur, dalam hitungan detik End sudah terjatuh pingsan.











Saat End tersadar ia sudah berada di ruangan yang gelap dan lembab. Pencahayaan di sana sangat minim, tercium bau darah dari segala sudut. End hampir saja muntah ketika berusaha untuk bernafas, aroma di ruangannya berada saat ini benar-benar bau busuk.

End melihat pintu yang sedikit terbuka menuju ruangan lain, pencahayaan disana lebih terang. Namun, tercium juga bau busuk yang sangat kuat dari sana.

End bangkit lalu melangkah mendekat secara perlahan, sambil menutup hidungnya. Ia mengintip dari celah pintu untuk melihat keadaan ruangan tersebut.

"HAHAHAHA... ES IST VERRÜCKT!!!," End tidak sanggup menahan tawanya. Tidak habis pikir lagi sepertinya ia benar-benar telah masuk ke kandang macan.

Di dalam ruangan tersebut banyak mayat anak kecil yang telah dimutilasi. End telah masuk ke tempat perdagangan gelap organ anak.

End menyisir rambutnya kebelakang dengan tangan kiri dan tangan kanannya memegang pinggang, sambil menunduk kebawah, tidak lagi mempedulikan bau busuk yang terus tercium saat ia bernafas. Berfikir bagaimana caranya agar ia segera keluar dari tempat memuakan ini.

Sebelum itu ia juga harus menemukan di mana keberadaan Angel, karena End yakin orang yang telah menculik Angel sama dengan orang yang telah menculik dirinya.

Terlebih lagi udara di tempat itu sangat dingin, salah satu yang paling dibenci oleh End di dunia ini adalah kedinginan.

Membunuh, KARENAMU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang