part three

469 55 3
                                    

Author pov

Mingyu mengenakan jas hitam dan juga celana bahan berwarna sepadan dengan jas yang ia kenakan dan juga dasi yang sudah rapih melingkar di lehernya. Setiap hari baju yang digunakan nya hanyalah setelan jas berwarna hitam. Jika di tanya orang lain mengapa selalu menggunakan pakaian yang sama terus, ia menjawab karena menyukainya saja.

Tidak ada yang tahu alasan dibalik omongan belaka itu.

Hari ini. Lagi.

Pria tan itu diam terduduk disisi tempat tidur. Tatapannya kosong dan terasa sangat hampa.

Hanya dia dan kesunyian yang selalu menemaninya.

                  ******************

"Mingyu-ssi?" Wonwoo memanggil namanya dengan membawa nampan nasi berisikan kaldu ayam bercampur nasi dan juga air putih.

Namun pria itu berpaling berjalan dengan tongkatnya tanpa mempedulikan tangan kedua tangan Wonwoo yang sudah pegal karena memegang nampan.

Gimana mau mengakrabkan diri. Aku seperti berbicara dengan batu.

Wonwoo tetap menghampiri Mingyu yang sedang duduk di sofa kebun belakang halaman rumah. Bagaimana pun juga ia sudah menerima pekerjaan ini jadi ia harus tabah menghadapi pria yang setahun lebih muda darinya itu.

"Mingyu-ssi aku sudah membawakanmu kaldu ayam, kau suka kan? makanlah ini dibuatkan bibi," Ucap Wonwoo sedikit menggerutu dalam hati karena sikap keras kepala pria yang sedang duduk di depannya ini.

"Ini sangat enak! aku sudah mencicipinya. Memang bikinan bibi sangat memuaskan!" Ucap Wonwoo. Namun ia menggaruk tengkuknya canggung saat tidak melihat reaksi apa-apa dari Mingyu.

Karena Wonwoo sudah menyerah membujuk pria itu jadi dia hanya duduk terdiam sampai Mingyu berbicara dengannya.

Darisini Wonwoo bisa melihat kelopak mata Mingyu yang terlihat bagus namun sayang pupil itu terlihat meredup- tidak ada pancaran sinar berseri-seri disana. Sangat berbeda dengan dirinya. Apakah Mingyu selalu seperti ini? entahlah ia tak tahu. Tapi melihat Mingyu seperti ini membuat hati Wonwoo terasa sesak seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Wonwoo tidak tahu perasaan aneh apa yang sedang menghinggapinya kini. Pria itu membuat Wonwoo dapat merasakan sirat kesedihan yang ia sembunyikan di wajah minim ekpresinya.

Tiba-tiba saja Mingyu mengambil kaldu ayam yang berada di hadapannya.

"kau menangis?"

Wonwoo kaget saat mendengar suara berat di depannya. Bagaimana ia tahu dan Wonwoo agak kaget- baru kali ini ia mendengar suara Mingyu bahkan ia mengira Mingyu bisu karena tak pernah berbicara. Tanpa sadar sedari tadi cairan bening mengalir di wajah putihnya.

"A-ah tidak. Hanya kelilipan," Ucap Wonwoo lalu dengan cepat menghapus air matanya buru-buru.

"Aku senang kau sudah mau berbicara denganku Mingyu-ssi," Ucap Wonwoo lagi dengan senyum hangat.

Mingyu tidak mempedulikan Wonwoo- ia sibuk menghabiskan kaldu ayamnya.

"Tidak usah percaya diri," Ucap Mingyu yang lalu berdiri dengan tongkatnya dan meninggalkan Wonwoo sendiri di sofa dengan mangkuk yang sudah kosong.

"Sangat sombong," Ucap Wonwoo lirih.

                    *****************

"Kita harus bicara"

Langkah Mingyu terhenti saat mendengar suara Jeonghan yang memanggil namanya dari belakang.

Mingyu duduk di sofa ruang kerjanya dengan Jeonghan yang berada di hadapannya.

oceane; meanie•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang