part thirteen

637 46 20
                                    

Author pov

"Kau suka kepadanya ya hyung?"
Ucap Bohyuk tiba-tiba, sambil menatap langit-langit kamar Wonwoo. Nada suaranya di mainkan, sengaja menggoda sang kakak.

"S-siapa maksudmu?" Ucap Wonwoo dengan gugup. Apakah wajahnya sangat terbaca kalau ia menyukai pria berkulit tan itu..?

"Siapa lagi kalau bukan Kim Mingyu~, hyung terlihat sangat menyukainya- kau tidak bisa berbohong kepadaku hyung," Balas Bohyuk.

Ugh, adiknya ini benar-benar menyebalkan.

"Aniya.., aku hanya sebagai pekerja disini Bohyuk. Hyung tidak mungkin menyukainya, itu mustahil" Dusta Wonwoo yang diam-diam meringis di dalam hati karena takut ketahuan.

"Benar juga, tapi kau terlihat sangat menyukai pria itu hyung"

Wonwoo berdecak sebal saat mendengar perkataan adiknya yang susah sekali untuk mengalah. Ayolah dia sudah mengantuk.

"Tidak usah berkata aneh-aneh. Lebih baik sekarang kau tidur..," Ucap Wonwoo untuk mengakhiri percakapan yang menurutnya sangat menjengkelkan.

Adik-kakak itu tidur sekasur berdua, di kasur Wonwoo yang bisa dibilang tidak terlalu besar. Wonwoo sudah menyuruh Bohyuk untuk tidur di kasur lipat, namun adiknya lebih memilih tidur berdua dengannya. Yah, kau tahulah sifatnya yang keras kepala itu.

Berakhir dengan Wonwoo yang merasa kegerahan, apalagi saat mendengar orokan Bohyuk yang keras membuatnya semakin susah untuk terlelap, sedangkan bocah bodoh itu sudah tertidur nyenyak.

Ugh, sepertinya ia harus bersabar.

Saat sudah mulai terlelap, tiba-tiba saja Wonwoo sudah terjatuh ambruk di lantai dengan posisi tengkurap, karena tendangan maut Bohyuk.

Pria bermata monolid itu menghela nafas lelah. Sungguh, ia menyesal memperbolehkan adiknya itu untuk menginap. Wonwoo ingin kembali tidur di kasurnya, namun kasur empuk ternyaman nya itu sudah di kuasai oleh Bohyuk.

Bocah bodoh, tak tahu diri. huft.

Wonwoo berkacak pinggang. Menatap sang adik dengan liurnya yang sudah membuat peta melewati bantal Wonwoo- melihatnya saja membuat Wonwoo bergidik geli.

Ia harus bagaimana?




"Mingyu.."

Wonwoo mengetuk pintu kamar Mingyu pelan. Ia memutuskan untuk menumpang tidur di kamar Mingyu setelah lama berperang batin. Ia malu untuk meminta izin, tapi mau bagaimana lagi. Bohyuk memang menyusahkan.

Wonwoo membuka pelan pintu kamar Mingyu, lalu menghampirkan Mingyu yang sudah tertidur damai. Wonwoo jadi tidak tega untuk membangunkan pria itu.

"Gyu," Ucap Wonwoo sedikit berbisik.

Tak lama kemudian Mingyu terbangun saat mendengar suara dalam Wonwoo. Dengan perlahan, ia menyibak sedikit selimut yang menutupi bagian atas tubuhnya yang telanjang.

"Hyung? mengapa kau kesini..?"
Tanya Mingyu dengan suara serak.

"B-bolehkah aku menumpang tidur di kamarmu?" Balas Wonwoo dengan canggung. Ia meringis kecil di dalam hati karena merasa sangat tidak tahu diri. Sial, semuanya karena Bohyuk.

Wajah Mingyu memerah padam.

"Kamarmu?"

"Itu..a-aku, ehm. Aku sedang tidak bisa tidur, j-jadi yah..aku ke kamarmu hehe"

Balas Wonwoo berbohong dengan suara nada yang gugup. Ia tidak mungkin bilang ke Mingyu kalau dirinya kesini karena adik keras kepalanya itu.

Mingyu menggeserkan tubuhnya, memberi Wonwoo ruang untuk di tiduri. Ia menepuk-nepuk kasurnya, menyuruh Wonwoo untuk segera tidur di sampingnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

oceane; meanie•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang