Part 13 ~ Penjelasan

74 9 0
                                    

••••

Mungkin mereka bisa dibohongi,
tetapi tidak denganku.
~Rendra~

••••

Setelah Seno pergi meninggalkan Achel dan teman-temannya, sontak saja mereka langsung mendekat ke arah Achel dan menatap Achel dengan tatapan mengintimidasi.

"Ya ampun... Dedek gemes, ini tangannya kenapa coba? Kenapa bisa di gips begini?" Tanya Galang.

"Iya, Chel. Lo utang penjelasan sama kita pokoknya." Tuntut Dera.

"Oh... Pasti dia kan yang udah bikin tangan lo kayak gini?" Tuding Ranya.

"Sembarangan lo! Mana mungkin gue ngelukain cewek gue. Gak ada untungnya juga." Jawab Rendra.

"Ya kan bisa aja." Balas Ranya.

"Terus tadi lo kenapa di kamar mandinya lama?" Tanya Lisya bingung.

"Nah... Ini yang dari tadi gue pengen tanyain," ujar Dera.

"Sampe kita itu khawatir tau." Ucap Ranya.

"Apalagi bodyguard lo itu," sambar Fian.

"He em," balas Galang dengan anggukkan mantap.

"Daripada kita berdiri gini, mending duduk aja yuk." Ajak Achel lalu berjalan menuju sofa diikuti oleh teman-temannya dibelakang.

"Jadi?" Tanya Dera.

"Aku juga butuh penjelasan dari kamu, kenapa tangan kamu bisa kayak gitu?" Tanya Rendra juga.

"Emangnya tangan lo kenapa? Kok sampe di gips gitu?" Tanya Lisya.

"Retak." Bukan, bukan Achel yang menjawab melainkan Rendra.

"Retak!?" Beo mereka bersamaan.

Achel meringis mendengarnya, lalu ia mengangguk ragu. Sebenarnya ia bingung harus jujur atau bohong. Kalau jujur nanti pasti mereka bakal ngelabrak senior itu, terus nanti ujung-ujungnya gue lagi yang kena. Tapi kalau bohong, Rendra udah tau ditangan gue ada bekas kuku. Pikirnya.

"Gue bohong aja dulu kali ya, mereka kan juga gak tau. Tapi Rendra gimana? Apa nanti gue jujur aja sama Rendra?" Batin Achel bingung.

"Woi... Malah diem." Celetuk Ranya yang membuat Achel tersadar.

"Emm... Tadi gue kepleset waktu di kamar mandi, terus pas gue mau pegangan tapi tangan gue gak nyampe. Akhirnya tangan gue cuma nyentak wastafel." Jelasnya. Untung saja ucapannya lancar, kalau tidak mampus deh.

"Serius lo?" Tanya Dera memastikan lalu Achel mengangguk mantap.

"Oke gue percaya. Lo sih, mau ditemenin gak mau. Kalo gue tadi ikut kan gue bisa nolongin lo."

Sedangkan Achel hanya nyengir yang menampilkan deretan giginya yang putih dan rapi. Achel lalu mengalihkan pandangannya ke arah Rendra yang disambut senyum miring oleh pria itu.

"Mungkin mereka bisa dibohongi, tapi tidak denganku," batin Rendra.

••••

Karena hari sudah sore, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Kini menyisakan dua insan yang berbeda jenis sedang duduk di sofa ruang keluarga. Keadaan menjadi hening, salah satu diantara mereka tak ada yang mau membuka suara terlebih dahulu. Karena keadaan hening dan itu adalah hal yang paling dibenci oleh Achel, Achel pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju tangga lalu menaikinya satu per satu.

Me and The Posessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang