Pagi ini Jean sibuk berkutat dengan panci dan wajan di dapur. Ia bahkan tidak peduli dengan badannya yang meronta untuk beristirahat.
Laki-laki 28 tahun itu tidak tidur sejak pulang dari bar pada pukul tiga dini hari.
Setelah sup ayam dan juga nasi gorengnya jadi, Jean langsung menatanya di meja makan.
Jean mengambil sticky note biru muda lalu menulis pesan untuk adiknya, Dewa.
Ia meletakkannya di antara mangkuk berisi sup dan sepiring nasi goreng. Laki-laki dengan rahang tegas itu mengambil ponselnya yang berbunyi.
"Ah, iya bentar gua berangkat sekarang. Maaf, Ye. Gua telat pulang kemaren habis dari bar." Jean mengambil jaket kulitnya yang tergeletak di sofa ruang keluarga. Ia langsung memakainya lalu pergi dari sana.
Tanpa Jean sadari di anak tangga paling atas ada Dewa yang memperhatikannya sejak Jean memasak.
Dewa berjalan turun lalu membaca sticky note yang ada di meja makan.
Terserah mau makan yang mana. Yang penting gua udah masakin. Kalo ga mau makan juga bodo dah. Jangan lupa ke rumah sakit siang ini hasil pemeriksaan lu udah keluar kata Wirya.
Dewa menghela nafasnya. Ia ingat hari ini tepat hari kelima sejak ia memeriksakan kesehatan ke rumah sakit karena sakit tenggorokan yang tidak pulih, bahkan sampai hari ini.
Dewa memasukkan potongan wortel dan nasi ke dalam mulutnya dengan malas. Tenggorokannya masih sakit bahkan sangat.
Ia melepaskan sendok dari genggamannya kemudian berlalu mengambil kunci motornya dan melesat pergi.
🐭🐭🐭
Jean memasuki sebuah cafe kemudian ia langsung menghampiri temannya yang sudah menunggu.
"Sorry, Ye. Ngurus anak ayam dulu," ujarnya. Ceye hanya berdehem lalu membuka map yang ada di meja.
"Hari ini lo ada pemotretan BA salah satu parfum. Jadwalnya pukul dua belas siang sampai tiga sore." Ceye menyerahkan berkas itu kepada Jean.
"Oke. Kalau gitu kita santai dulu di sini." Jean kemudian memanggil pelayan dan memesan makanan.
"Lu gak ada niatan ambil hasil tes kesehatan lu sama Wirya?" tanya Ceye.
"Kaga. Gua baik-baik aja. Kemarin mules gara-gara maag paling," ujar Jean lalu menyeruput kopi yang ia pesan.
"Tapi Je--"
"Hasil pemeriksaan kesehatan adek gua lebih penting. Gua takut ada sesuatu sama dia, hari ini hasilnya keluar." Mata tajam itu seketika menyendu. Ada gurat aneh yang bisa Ceye rasakan saat menatap mata hitam Jean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Untuk Dewa (JaeSung)
FanfictionPermintaanku tidaklah banyak, aku ingin kau menceritakan kisah kita. Agar banyak orang yang belajar bagaimana arti saling menjaga walaupun ada rasa benci diantara kita.