06

88 12 5
                                    

Ceye (manager)

Hari ini lo ada jadwal.
Jam 12 di Hotel Grand Mentari.
Gua langsung ke sana buat prepare semuanya.
09.35

Iya ini mau otw, sorry kalau telat dikit. Mobil gua tadi ga bisa nyala. Gua bawa motor aja.
12.05

Jean menyimpan ponselnya lalu bergegas menaiki motornya, entah kenapa pagi ini mobilnya mogok tiba-tiba. Membuat ia harus menggunakan motor CBR 250 miliknya yang sangat jarang ia pakai.

Jean mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, sesekali ia melirik jan tangannya.

"Ah telat banget, Jean bego."

Jean memacu motornya semakin kencang, tepat di perempatan tiba-tiba seorang remaja menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri.

Jean refleks mengerem motornya dan membanting stir ke bagian kiri jalan. Tubuh jangkung itu terpental beberapa meter.

Jean merasakan seluruh tubuhnya sakit, terlebih bagian bahu kirinya. Ia meringis di balik helm full facenya.

"Nak, kamu bisa denger saya?"

Jean menganggukkan kepalanya pelan. Bapak-bapak tadi langsung membantu melepaskan helm Jean dibantu beberapa warga lainnya.

"Shhh.... Bentar pak, bahu kiri saya sakit." Jean menahan beberapa bapak-bapak yang ingin menggendong tubuhnya.

"Tolong telpon ambulans, takut mas nya patah tulang," ujar salah satu warga.

Jean meraba saku jeans miliknya saat merasakan getaran di sana, "Pak tolong, hp saya di saku kanan."

Bapak tadi langsung mencari hp Jean dan menemukannya.

"Ceye manager, mas."

"Tolong jawab pak."

"Jean lo di mana?? Kok kaga sampe ini Bu Arum ngamuk."

Suara Ceye terdengar jelas karena loudspeaker yang di nyalakan.

"Gua kecelakaan, di jalan Rajawali. Lo bisa--"

"HAH? JEAN LO SERIUS HEH?? TERUS GIMANA? GUA SUSULIN YA?"

"Gausah, langsung susulin ke RS aja," sahut Jean.

"RS mana?"

"Nanti lo bakal di telpon sama orang yang nolongin gua. Udah ya, gua lemes jujur, hehe." Jean terkekeh di akhir kalimatnya.

Telpon langsung di putuskan sepihak oleh Ceye, tak berselang lama ambulans datang. Jean langsung di larikan menuju rumah sakit bersama dengan remaja yang hampir ia tabrak tadi.

.
.
.
.

"Bahu saudara Jean mengalami dislokasi. Untuk sekarang Jean di sarankan beristirahat dan mengurangi aktivitas dengan tangan kirinya. Saya juga sudah menghubungi dokter Wirya, sepertinya sebentar lagi beliau akan ke sini."

"Baik dok, terima kasih." Ceye membungkuk hormat.

"Sama-sama, saya permisi dulu. Mari." Dokter Aris langsung berjalan meninggalkan Jean dan Ceye berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary Untuk Dewa (JaeSung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang