Haloo, akhirnya kita bisa bersua lagi di sini-!
Gimana kabar kalian hari ini?
Aku harap kalian baik dan bahagia selalu, ya!
Jadi... sesuai chapter ini, aku mau bahas tentang insecure.
Mungkin hampir dari kita semua pernah merasakan yang namanya mr or mrs Insecure.
Baik, aku mau bercerita sedikit selama aku terkena gangguan insecure saat masa-masa menulis.
Come here, lemme tell you 'bout something called insecure...
Insecure itu normal, wajar, dan jangan panik. Nggak apa-apa insecure, semua manusia hampir semuanya pernah mengalami. Namun di pembahasan kali ini, insecure tentang karya yang digarap oleh kita sendiri.
Pasti kalian pernah bermonolog tentang, "Aduh... cerita aku kok yang baca sedikit, ya?"
Atau. "Lihat deh.. penulis yang lain dapat banyak dukungan dari pembacanya. Aku kok cuma sedikit, ya?"Nah... dan aku juga pernah bermonolog paling parah yang bisa membuat aku down se nge-down nge-down-nya, yaitu...
"Kenapa yang baca sedikit? Apa aku nggak pandai dalam menulis?" Kataku waktu itu lihat penulis lain yang reads-nya sampai belasan, puluhan, dan jutaan pembaca.
Itu yang bikin aku sampai nge-drop dan selalu takut buat melanjutkan cerita. Aku bahkan sampai nulis di buku diary tentang keluh kesahku selama menulis cerita. Banyak sekali perihal aku yang nggak berbakat untuk menulis, dan 'mungkin' bakatku nggak terletak di situ aja.
Sumpah, pas itu rasanya aku mau unpublish cerita Kediri, fyi.
Namun aku kuatkan dalam hati, "Belum waktunya... nanti juga bakal ada yang baca, kok. Semangat terus, ya!" Begitu.
Penulis itu... diibaratkan seperti ruang berupa hunian empat tiang satu atap yang kapanpun siap untuk menjamu para tamu. Dan pembaca, sebagai tamu yang akan menemukan dan barangkali memilih tempat teduh untuk masa singgahnya. Mereka akan mencari letak yang 'pas' sesuai dengan sifat atau karakteristiknya.
Sampai di sini paham, teman-teman?
Tentang, mengapa penulis lain memiliki banyak pembaca? Maka jawabannya adalah....
Fokus untuk dirimu dulu.
Fokus.
Ya, jangan melihat yang paling jauh dulu. Kamu sudah belajar banyak tentang kepenulisan, proses menulis atau bahkan ada di fase mau melanjutkan cerita itu sudah bagus loh!
Ada benarnya kala orang berkata, "Jangan selalu memandang ke depan atau selalu memandang pada indahnya pusparagam kesuksesan orang lain. Cukup fokuskan dengan kinerjamu untuk yang lebih baik."
Fokuslah dengan apa yang kamu kerjakan, jangan melihat terlalu sering ke arah depan atau pun ke belakang. Tekadkan yang kuat untuk karya-karyamu itu. Percaya, deh... lama-lama kamu akan maju, maju, dan sukses.
Diibaratkan seperti kamu bermain game. Kamu fokus untuk level pertama, kamu berhasil. Lanjut ke level dua, tiga, hingga seterusnya. Lama-lama level kamu akan naik sendirinya 'kan? Nah.. seperti itu ya, teman-temanku semua 😆♡
Sebenarnya, aku pun agak insecure pas publish cerita baru Cyber Boy yang Sunoo itu. Takutnya nggak ada yang ngelirik atau bahkan mendukung dengan vote dan comment.
Serius. Pikiran negatif yang seperti itu bisa membuat kita menjadi jauh dengan puncak kesuksesan. Coba ubah mindset kita dengan hal-hal yang positif, insyaAllah semuanya akan sukses dan berjalan lancar sesuai asa, karsa, dan usaha kita sendiri.
Nggak ada yang vote atau comment? Nggak apa-apa... kamu lanjut aja menulis. Dedikasikanlah tulisanmu untuk diri sendiri. Ketika kamu mendedikasikan cerita pada dirimu sendiri, nanti kamu akan merasa bangga atas karyamu. Kaya, "Wah... ternyata aku bisa nulis sebanyak ini dalam dua jam! Wah, keren juga ya aku..."
Sepi notif karena nggak ada yang baca? Nggak pa-pa, kamu update aja terus tanpa lihat angka. Nanti pembaca akan menemukan rumahnya sendiri untuk singgah di sana, kok.
Sebab... setiap penulis memiliki 'warna'nya tersendiri. Warna apa yang dimaksud di sini? Yakni tata bahasa atau cara kamu menuangkan ide ke dalam tulisan. Entah kamu suka menulis yang berdiksi indah, suka dengan banyak dialog atau narasi sebagai ciri khas tulisan kamu yang membedakan dengan penulis lain.
Di cerita Kediri udah aku kebut selesai. Alhamdulillah nggak jadi gantungin pembaca. Bahkan enak 'kan... bacanya jadi nggak penasaran kalau sudah selesai? 😆🖐
Dari chapter-chapter sebelumnya aku sudah pernah bahas, terus berpacu pada tujuan utamamu. Tujuanmu apa dalam menulis itu?
Nah, ingat-ingat saja tentang hal tersebut. Nanti kamu akan terpacu dan mendapat semangat tersendiri, kok.Baca banyak buku, referensi, tata bahasa menurut PUEBI dan dialog tag juga.
Bagaimana? Apakah chapter ini sudah bisa menjawab segala tentang insecure?
Kalau ada yang ingin ditanyakan, tanyakan di kolom sini, ya!
Aku cukupkan dulu pembahasan mengenai insecure. Kalau kalian sedang merasakannya, coba baca lagi judul chapter ini. Apa jawabannya? Yap! Don't worry...
Baiklah, sampai jumpa di pertemuan chapter berikutnya, ya! Di sana aku bakal bahas tentang larik pertanyaan dari salah satu pembaca CMP.
Semoga bermanfaat, thank you and see u again!♡
Semangat terus yaa~♡
Salam sayang,
-L
KAMU SEDANG MEMBACA
Carut Marut Pena
CasualeKamu pemula? Intip yuk tips dan trik di Carut Marut Pena-! © lenteramalam1, 2O21🌌