-Enjoy reading-
"Dia terlihat berbeda. Tapi dari segi apa ya?"
.
.
.....
Pulang dari jalan-jalan, Sonya turun dari motor Malik. Melepaskan helm, memberikannya pada Malik dengan senyuman. "Makasih untuk hari ini Kak," ucap Sonya tulus. Ia sungguh bahagia, baru kali ini ia merasa menjadi istimewa lebih dari martabak di luar sana. Hwa, dan ia juga masih merasa tidak percaya Malik menyamakannya dengan boneka kelinci yang sangat lucu. Gimana Sonya tidak terperosok semakin dalam di dunia halunya coba.
Malik membalas senyum Sonya tidak kalah manis. Tangannya mengelus rambut Sonya sebelum pamit. "Duluan yah," pamitnya.
Sonya semakin menarik lebar senyumnya. "Iya hati-hati kak," balasnya ceria. Ia memasuki rumah dengan riang.
"Baru pulang dek?" pertanyaan menyebalkan dari kakaknya yang sangat amat rajin kepo.
"Iya nih kak," balas Sonya sambil terus berjalan ke kamar.
Eko mengikuti Sonya yang berjalan ke kamar. "Pulang-pulang nggak bawa makanan. Nggak asik kamu, habis kencan kan?"
"Pengennya sih gitu. Tapi nggak tahu deh," balas Sonya membingungkan.
"Ha? Ngomong apa sih?" tanya Eko tidak paham.
"Kepo deh."
"Kalau nggak kepo. Ngga dapat info."
"Udah deh kak. Jangan ganggu, aku lagi seneng tahu. Pokoknya aku tadi hanya diajak jalan, bukan kencan. Jadi bye," tukas Sonya lalu menutup pintu kamarnya tidak membiarkan Eko masuk.
Eko tersenyum. "Yaya sudah besar ternyata," gumamnya sambil menjauhi kamar Sonya. Senyum geli juga terlukis di wajahnya.
Sonya guling-guling di kasur. Berhenti sejenak menciumi gulingnya. Ha rasanya ia menjadi gila seketika.
Ia masih tidak percaya, orang sekeren Malik mau mendekatinya.
Anak basket lagi.
Tinggi juga, memperbaiki keturunan sekali.
Wajah tidak perlu diragukan ketampanannya.
Gemes banget sikapnya, bikin anak orang meleleh aja.
Harapannya Malik saat ini tidak khilaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Cahyaning Bumi
FanfictionNyaman? Suka? Terbiasa? atau Cinta? Itu semua tergantung orangnya. Karena setiap orang punya tolak ukurnya masing-masing. "Aku hanyalah matahari terbenam yang kamu lupakan setelah ada bulan yang menemani malammu," ucap (?) sendu kepada lawan bicaran...