Part 10 ~Waiting...~

50 5 0
                                    

      "Hei!! Kenapa kau diam saja? Bantu" Bentak Alfaro kepadaku karena tiba2 aku melamun.

      "Maaf maaf" jawabku.

      "Hei!! Jangan membentak dia!!" Bela Aqillah.

       "Udahlah!! Jangan membela dia.. kau sedang terluka saja masih bisa membelanya, kenapa hah??!! Sok pahlawan?" Ketus Aqlfaro.

       "Sudahlah!!!" Gumamku sebal.

       "Kau tidur saja.. jangan khawatirkan aku!!" Hibur Aqillah. Bagaimana bisa aku tidak khawatir hah?! Orang yang kucintai sedang terluka..
      "Terus saja bela dia!!" Gumam Alfaro nyindir.

       "Diam kau!!"  Bentaknya.

       "Aku tidak akan meninggalkanmu" bantahku dan berusaha untuk tidak menghiraukan Alfaro.

      "Kenapa??" Tanyanya heran.

      "Karena aku benar2 khawatir padamu!!" Jawabku lembut .

       "Terima kasih" aku tersenyum simpul lalu ia tertawa kecil.

        "ha.. haa.. ha.. Lucu sekali bung!!" Sahut Alfaro sebal karena ia terlihat seperti obat nyamuk yg tak berguna diantara kami. Seketika Alfaro terdiam dan wajahnya kembali menunjukkan raut wajah yg sedih.

       "Kalian saling tertawa seperti sepasang kekasih, sedangkan aku  baru saja kehilangan pasanganku.." gumam dia sedih. Mata kami membelalak. Aku dan Aqillah saling memandang sekilas. Aku memutar bola mataku mendengar perkataan Alfaro barusan.

        "KAMI BUKAN SEPASANG KEKASIH!!!"

                -------------------------------

        Lukanya Aqillah sudah diobati dengan daunan obat yang ditemukan Kak Sam Michele yang kemudian dibalut oleh sehelai saputangan milikku.

        Kami semua duduk termenung di pinggir api unggun. Kami takut akan ada korban lagi

         "Kira2 siapa yang berani melukai mu?" Tanga Sam sambil menoleh ke arah Aqillah. Aqillah hanya menggeleng cuek.

         "Apa mungkin si nenek gila itu?" Tanyaku heran.

       "Nampaknya kalo si nenek gila itu gak mungkin deh.." jawab Michelle.

        "Aku setuju!! Lagipula menurut logika ku, nenek peyot itu gak mungkin berani ngelawan Aqillah" Sahut Kak Sam.

       "Angkat celurit saja sudah gak kuat!!" Ledek Alfaro dengan nada humornya yang sontak membuat semua tertawa.

         "Berarti ada orang lain yang sedang mengintai kita?!" Sahutku yang seketika membuat semua berhenti tertawa dengan mata yang membelalak.

        "Iya! Kau benar! Pasti ada orang lain!!" Jawab Kak sam cepat.

         "Apa mungkin orang dalam?" Tanyaku. Seketika aku melihat mata Aqillah terbelalak lebih besar.

       "Tidak mungkin!! Tidak mungkin orang dalam! Pasti orang lain!!" Jawab Alfaro cepat.

         "Sudahlah!! Jangan mengada ngada!!" Sahut Kak Sam.

         "BTW, sekarang jam berapa ya?" Tanya Michelle.

        "Hmm.. sekitar jam 3" jawab Alfaro.

       "Lama juga ya waktu berlalu" gumam Michele.

      "Kenapa emangnya?" Tanya Kak Sam.

       "Kan kalau sudah pagi kita bisa mendapat sinyal dari ponsel dan mencari bantuan" jawabku.

      "Nah betul tuh!!" Jawab Michele.

      "Yasudah.. kalian lebih baik jangan tidur dulu karena siapa tau aja orang itu mau menyerang kita lagi sekarang!!" Pinta Kak Sam

       "Oke!!" Jawab kami serempak.  

      Kami semua duduk mengelilingi api unggun. Semua wajah nampak lelah dan lesu dengan terlihatnya lingkaran hitam di sekitar mata.

       "Sepertinya bila diam seperti ini sangat membosankan!" Seru Alfaro.

       "Baiklah.. apa yang kau inginkan?" Tanya Kak Sam.

      "Tapi janji gak akan nolak?" Tanyanya.

      "Iyaa" jawab semua serempak.

      "Telling a horror stories!!"

    

The Death HolidayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang