Part 6 ~A Black Cat~

57 5 0
                                    

    Setelah kami sampai di dalam gubuk, nenek itu senantiasa langsung membuatkan makan malam untuk kami.

      "Silahkan chu dimakan!!!" Pinta nenek ramah.

       "Iya nek, makasih" jawab Kak Sam.

       "Nenek tinggal dulu ya chu.." kata nenek yang perlahan mulai meninggalkan mereka. Semua duduk di lantai yang beralaskan tikar kusam. Kami ragu dengan makanan yang diberi nenek. Walaupun nenek itu bersikap ramah, siapa tau saja punya maksud tertentu alias 'berniat jahat' pada kami.

      "Yakin kita makan makanan ini?" Bisikku pelan ke Aqillah.

      "Iyalah.. kasihan neneknya sudah membuatnya susah payah" jawab Aqillah bijak.

      "Tapi perasaanku gak enak nih!!" Sahutku pelan.

      "Sepertinya nenek itu memang orang baik" hibur Aqillah.

       "Guys!!! Kalian merasa ada yang aneh gak?" tanya Milla.

      "Iya.. kok nenek itu sikapnya mencurigakan ya?" Tanya Michele.

        "Aku setuju!!! Mending kita cepetan pergi dari sini deh.." pintaku.

        "Jangan berburuk sangka dulu!!! Siapa tau aja nenek memang baik. Lebih baik kita makan dulu!" Sahut Aqillah bijak.

       "Gak sudi!! Mending mati kelaparan daripada makan makanan yang mencurigakan begini" gumam Alfaro melempar piringnya.

       "Faro!!!! Jangan nething dulu lah!! Setidaknya kita makan dulu baru pergi, oke?" Tanya Kak Sam.

       "Baiklah" jawab semua.

               ____________________

Setelah makan....

       Sang nenek datang kembali di tempat kami makan. Kali ini si nenek tampak lebih menyeramkan dari sebelumnya karena ia membawa seekor kucing hitam. Kucing itu berbulu hitam sepenuhnya, kurus kering, mata yang merah, dan tatapan mata yang seram seakan bisa membunuh.

        "sudah selesai Chu makannya?" Tanya sang nenek.

         "Udah nek!!" Jawab semua.

         "Makasih ya nek atas makanan lezatnya" puji Kak Sam dan semua mengangguk.

        "Sekarang kalian bisa tidur di tempat yang telah nenek sediakan.." kata nenek.

        "Gak usah nek, kami ingin melanjutkan perjalanan saja" jawab Michele dengan cepat.

       "Jangan chu.. bahaya di luar sana.. sudahh ayo ikut nenek" bujuk nenek.

         Dengan terpaksa kami semua mengikuti sang nenek hingga ke sebuah ruangan yang kotor (lebih mirip gudang) dengan bekas bercak darah. Setelah sampai, nenek menggelar tikar yang lain dibantu dengan para cowo.

       "Nahh!! Kalian bisa tidur disini untuk sementara sampai pagi, setelah itu baru kalian bisa meneruskan perjalanan" kata nenek terbata2.

       "Iya nek terima kasih banyak!!" Jawab Kak Sam.

        "Ehh nek.. kalo boleh tau, itu kucing siapa?" Tanyaku.

        "Ini kucing nenek" jawab nenek sambil membelai kucingnya. Seketika kucing itu menggeram. Sontak semua kaget dan semakin takut.

      "Tidak apa2.. kucing ini memang begitu!!" Hibur nenek sambil tertawa kecil. Apanya yang lucu hah? Nenek ini gila!! Kenapa harus kucing menyeramkan itu hah?.

        Beberapa menit kemudian kami memutuskan untuk tidur di ruangan aneh itu sampai matahari terbit.

     

The Death HolidayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang