Di ruang rawat vvip yang sedang ditempati ara saat ini. Keluarga carlos saat ini ikut menunggui ara disana.
" Eungh " lenguh Seorang mulai terdengar, sepertinya lenguhan ara yang baru saja Sadar.
" Nak kamu sadar?" tanya Feby khawatir dan mendekati brankar ara, ara menatap Feby bingung siapakah wanita didepannya?
" Ra Lo udah sadar? " cera ikut bertanya kepada sahabatnya itu, diangguki oleh ara.
" Shh .. Ara dimana?" tanya Ara ketika melihat ruangan ini bernuasa putih semuanya. Juga tercium bau obat obatan yang sangat menyengat di indra penciumannya.
" Di rumah sakit, Lo pendarahan tadi " jawab Cera membuat ara kalang kabut., apa terjadi sesuatu sama bayinya? Pikir ara
" Pendarahan, bayi nya nggak papa kan " ucap ara membulatkan matanya dan mengusap perutnya. Rasanya ara tidak rela akan kehilangan bayinya meski bayinya itu dianggap anak haram.
" Anak Lo baik baik aja "
" Alhamdulillah " ucap Ara bernafas lega. Lalu mengelus perut ratanya dengan lembut. Perhatian ara teralih lagi ke Feby yang tak kunjung keluar.
" Sebelumnya kenalkan, saya Feby mami dari Carlos dan Cera " ucap Feby memperkenalkan diri supaya ara tidak bingung siapa orang di hadapannya saat ini, dilihat dari tatapannya sepertinya Feby orang yang lembut dan penuh kasih sayang.
" Saya Marco papinya "
" Saya Ara om Tante " ucap Ara sopan, ia harus hormat bukan dengan orang yang lebih tua, selama ini ara tidak pernah bertemu orang tua cera.
" Anak yang sopan " batin Feby menatap ara penuh kasihan. Bagaimana bisa anak sesopan dan sebaik itu akan mendapatkan masalah berat ini.
" Panggil mami papi aja!" ucap Feby membuat ara menahan malu masa iya ara harus memanggil mami papi, dan Feby meminta ara memanggil mami papi karena ara akan jadi menantunya, sudah jelas ara sedang menggandung cucunya.
" Iya " ara hanya menjawab jawab saja, mana mungkin ara memanggil Feby dengan sebutan itu.
" Carlos, kamu temui Ara dong " ucap Feby memanggil putranya yang sibuk main hp di luar, dan langsung saja Carlos masuk dengan santainya sambil menggenggam hp di tangannya.
" Kamu, pergi .... kamu jahat " teriak Ara histeris saat melihat Carlos, wajah pria brengsek yang sangat dibencinya sekarang dan selamanya mungkin, telah ada dihadapannya.
" Ara, tenang Ra " ucap Cera memeluk Ara. Cera tau ara pasti trauma atas kejadian yang dialaminya, bahkan melihat kakaknya saja ara enggan.pasti kejadian itu sangat membekas.
" Cera dia jahat Cera ,dia jahat. dia jahat " berontak Ara di dalam pelukan Cera, ara terus mengatakan bahwa carlos jahat dan tak mau melihat muka carlos, pria brengsek sangat sangat brengsek di hidup ara.
" Iya gue tau di jahat, tenang ya "
" Hiks ... Cera kenapa Ara ketemu dia lagi hiks ..." sudah jelas jelas carlos kakaknya cera ya pasti ketemu lah.
" Carlos ayo ikut papi keluar sebentar " ucap Marco mengajak Carlos keluar karena kasihan melihat keadaan Ara yang nampak ketakutan pada Carlos.
" Arghhh ... " teriak Ara mencengkeram erat perutnya, sepertinya perutnya keram lagi. Mungkin efek dari kehamilan kembar 3 itu.
" Lo kenapa ra?" tanya Cera menatap ara yang tengah meringis kesakitan.
" Sakit hiks.... " ucap Ara memegangi perutnya sambil merintih kesakitan. Cera yang panik bingung harus melakukan apa.
" Perut Lo kenapa?"
" Cera sakithhh ... " jawab Ara masih memegangi perutnya . Cera masih terdiam dia panik makanya gitu.
" Sabar mami panggil dokter dulu " ucap Feby yang diam kemudian bergegas memencet tombol bantuan dengan panik.
" Mohon maaf ibu, pasien harus diperiksa ibu dan adek, silahkan keluar sebentar " ucap dokter lalu Cera dan Feby pun keluar.menuruti perintah dokter.
" Ada apa?" tanya Carlos tampaknya carlos sedikit panik saat dokter tergesa gesa ke ruang rawat ara.
" Ara perutnya sakit " jawab Feby panik, menatap ke dalam ruangan terus menerus.
" Carlos papi fikir, gadis itu trauma sama kamu "
" Terserah " jawab Carlos mencoba acuh saja, toh jika ara trauma itu bagus tidak ada yang akan memaksa carlos menikahi ara nantinya. Alasan terbaiknya ara trauma.
" Bang, nggak ada gunanya Lo disini, pergi aja Lo itu cuma bisa nyakitin sahabat gue aja " ucap Cera mengusir dengan nada kesal campur marah.
" Cera tenang, ini rumah sakit " ucap Feby menenangkan sang anak yaitu cera. Cera dalam hati terus mengucapkan doa agar tak terjadi sesuatu dengan ara.
....
...
....
...
....
...
....
KAMU SEDANG MEMBACA
married by accident (Revisi)
Teen FictionAllah tidak akan memberikan kita cobaan diatas batas kemampuan seseorang ( SEBAGIAN PART DIPRIVAT, FOLLOW UNTUK MEMBACA DAN MELIHAT ) Aku yakin ini adalah ujian dari Allah dan aku bisa melewatinya meskipun dirimu tak kunjung mengucapkan kata tanggu...