viii. fade.

129 25 3
                                    


Eunbi menghela nafas dalam-dalam. Ayo bisa Eunbi.

Satu minggu ini ia merenung.

Tentang apa yang akan ia pilih.

Atau lebih tepatnya, siapa yang akan ia pilih.

Eunbi sudah menimang-nimang dengan sangat teliti. Rasanya lebih membingungkan daripada tesisnya yang baru disidang beberapa minggu yang lalu.

Seongwoo atau Hyewon.

Jujur Eunbi bingung.

Kang Hyewon.

Cinta pertamanya. Pacar pertamanya pula, semua hal yang berbau romantis ia lakukan pertama kali bersama Hyewon.

Ia ingat bagaimana waktu itu Hyewon mengantarnya pertama kali ke kosan, awalnya canggung tetapi akhirnya bisa menjalani obrolan yang satu arah. Mulainya dari situ, sampai seterusnya Hyewon selalu mengantar jemput dengan alasan kosan Eunbi yang waktu itu searah dengan jalur ke sekolah. Sampai ada kebiasaan baru mereka menugas bersama di kamar kosan Eunbi, dimana sebuah momen bersejarah yang hanya disaksikan oleh mereka berdua terjadi. Itu adalah salah satu momen yang paling penting di hati Eunbi.

Dan akhirnya mereka menjalin hubungan. Selama empat tahun Hyewon kuliah S1, dan Eunbi yang mengambil gelar sarjana lagi supaya bisa satu kampus dengan Hyewon. Mereka dicap sebagai pasangan menikah oleh teman-teman mereka berdua, karena mereka pasti selalu bersama kemana-mana. Bahkan apartemen Hyewon yang sudah dijual itu seperti punya mereka berdua, bagai bayangan masa depan Eunbi bersama Hyewon di masa tua yang akan datang. Jujur saja, itu sempat menjadi mimpi sang empu. Ia ingin menghabiskan hidupnya bersama Hyewon.

Sampai datanglah seorang lelaki bernama Ong Seongwoo.

Tetangganya yang tinggal di akhir lorong lantai 10.

Teman satu angkatan S2.

Seorang yang selalu menemaninya ketika Hyewon tidak bisa.

Seseorang yang selalu hadir di hari-harinya ketika Hyewon pergi untuk melejitkan karirnya.

Ia ingat pertama kali Seongwoo menenangkannya setelah pertikaian pertama ketika masih berpacaran jarak jauh dengan Hyewon. Karena sama-sama lelah setelah menjalankan hari-harinya, yang seharusnya menjadi sesi temu kangen malah menjadi pertikaian adu nasib. Hyewon yang masih menjadi karyawan baru dan Eunbi yang sibuk dengan tugas S2 nya, hal-hal pahit yang mereka rasakan di lingkungan masing-masing menjadi buyar karena tak kuat dipendam. Ketika Eunbi memutuskan panggilan, ia menyesali perbuatannya dan jatuh menangis. Kebetulan Seongwoo sedang mampir ke situ.

Mulai dari situ Seongwoo dan Eunbi menjadi dekat. Anekdot-anekdot dari keseharian Eunbi dan Seongwoo selalu menjadi topik di ruang chat mereka, sampai waktu luang yang sedikit pun mereka habiskan bersama. Eunbi senang bisa mempunyai teman yang bisa menjadi tempat sambatnya tentang kisah percintaannya yang rumit. Bahkan cerita-cerita dari Hyewon pun ia bagikan kepada Seongwoo, ingin sekali ia membagikan kebahagiaannya itu dengannya.

Tetapi semakin kesini, mereka menjadi terlalu dekat.

Bisa dibilang Eunbi sekarang lebih dekat dengan Seongwoo daripada ia dengan Hyewon.

Seongwoo yang hampir sempurna, dan Hyewon yang apa adanya.

Jadi siapa yang akan ia pilih?

Setelah beberapa pertimbangan kemudian, Eunbi akhirnya membulatkan sebuah keputusan.

Ia mengambil kunci apartemennya, memakai sepatu sendal lalu ia pergi keluar dari kamar apartemennya untuk mengunjungi satu orang di ujung koridor.

Tujuan pertamanya, Seongwoo.

-

"Yang."

Hyewon menoleh ke arah kirinya, "kenapa?"

"Nanti kita bisa kaya gitu gak?"

Hyewon mengikuti arah telunjuk Eunbi, ke arah kedua mempelai yang sedang berbahagia itu menaiki tangga pelaminan sambil bergandengan tangan. Keduanya terlihat sangat gembira dengan sumringah yang lebar pada wajah mereka, menyinari ruangan dengan senyuman yang menular.

Hari ini Eunbi dan Hyewon sedang menghadiri acara pernikahan salah satu dari teman seangkatan S1 Hyewon, dan pemandangan ini membuat Eunbi menggambarkan tentang masa depannya bersama Kang Hyewon. Bisa saja mereka nekat seperti temannya Hyewon ini yang menikah di tengah-tengah kesibukan skripsi, tetapi mereka memilih untuk tidak karena belum waktunya.

Nanti pasti ada waktu yang tepat.

Hyewon terkekeh pelan, tangan Eunbi yang dipakai menunjuk digenggam olehnya, dikecup punggung tangannya sambil tersenyum.

"Bisa Eun."

-

Eunbi mengetuk pada pintu kamar Hyewon di rumah kediaman Kang. Jantungnya berdetak kencang sekali.

Tadi dia sudah mengunjungi Seongwoo di kamar apartemennya, dan membicarakan tentang apa yang sudah ia pilih dari antara kedua orang paling berharga di hidupnya itu.

Ia tak bisa konsentrasi dengan reaksi Seongwoo, karena ia terlalu sibuk memikirkan tentang Hyewon.

Hyewon, si diplomat yang akan berangkat dua hari lagi itu.

Hyewon, si orang paling penting di kehidupan Eunbi tapi akan pergi meninggalkannya lagi.

Ketika Hyewon membuka pintu dan tersenyum simpul padanya, Eunbi terkesiap.

Ia padahal sudah bersiap-siap untuk ini, tetapi sepertinya itu tidak cukup.

"Kenapa Eun?"

Pertanyaan Hyewon yang disusul senyuman hangat khasnya, seakan ia tahu siapa yang telah Eunbi pilih. Seakan ia sudah tahu jawabannya, dan hanya pasrah menerimanya.

"Aku udah milih."

Hyewon menggumam, kepalanya mengangguk memberi isyarat untuk lanjut berkata.

"Aku pilih Seongwoo."

jaga.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang