Penyabar - So Junghwan

4.9K 619 112
                                    

Hi Teume~~

Gak nyangka ini adalah cerita terakhir di work ini, aku sangat-sangat berterima kasih untuk dukungan yang kalian berikan❤

Jangan kangen yaaa, insyaAllah kalo aku punya inspirasi-inspirasi kedepannya, aku bakal bikin pt.2 nya❤

Sayang kalian💖, yuk halu bareng untuk yang terakhir kali yuk😊




.





"(y/n), mana suami kamu?" Tanya Tanteku sambil memandang jijik rumahku dan Junghwan tentunya.

"Junghwan masih jualan Tante, ada apa?"

"Pantesan kamu hidup gini-gini mulu, lagian ngapain sih orang tua kamu ngerestuin kamu nikah sama dia, kalo aja waktu itu kamu jadi nikah sama si Samuel, hidup kamu gak bakal gini."

Tak ada salahnya pendapat dari Tante, semua memiliki sudut pandang masing-masing. Salahnya adalah Tante mengungkapkan pendapatnya saat Junghwan berada di ambang pintu rumah.

Wajahnya lelah setelah bekerja seharian. Junghwan bukan anak kalangan atas sepertiku. Namun, Junghwan dan keluarga sederhananya berhasil membuatku terpikat.

"Kamu udah pulang, aku udah siapin makan buat kamu." Ucapku sambil menghampiri Junghwan dan mencium punggung tangannya.

"Gara-gara kamu, ponakanku yang cantik ini jadi hidup susah. Besok Tante kirim mesin cuci buat kamu, biar gak repot ngucek." Entah sejak kapan, Tante sudah berada di sebelahku dan bersikap keras seperti biasanya.

"Maaf Tante, bukannya menolak. Tap--" Ucap Junghwan terpaksa dipotong oleh Tanteku.

"Udah deh gak usah nolak, lagian kamu gak mampu kan beliin mesin cuci? Udah kamu diem aja!"

Aku memegang lengan Junghwan untuk menenangkannya dan dia terus tersenyum saat perkataan Tanteku serasa seperti menusuk sampai ulu hati.

Tin tin

"Yaudah Tante balik dulu, Suami Tante sudah jemput tuh. Lihat, kalo kamu jadi nikah sama Samuel, kamu bakal jadi persit kayak Tante, gak hidup susah kayak gini." Setelahnya Tante meninggalkan rumahku Junghwan masih tetap terpaku dengan senyum manisnya.

----

"Nasinya mau tambah lagi?" Tanyaku membuat kepalanya menggeleng pelan.

"Maafin aku ya (y/n), sampe sekarang aku belum bisa buat kamu seneng. Kamu jadi gak bisa belanja kayak temen-temen kamu. Kamu juga gak bisa perawatan bahkan ikut arisan."

"Junghwan, kita udah pernah bahas ini kan sebelumnya? Aku memilih kamu, artinya aku udah siap sama apapun risikonya."

"Maaf." Ucapnya sambil mengambil tanganku dan mengusap jari manisku yang terpahat cincin pernikahan kami.

"Aku gak papa, justru aku yang minta maaf karena ucapan Tanteku tadi nyakitin kamu. Jangan dimasukin ke hati ya?"

"Iya, makasih udah mau bertahan sama aku." Lagi-lagi sikap sederhananya mampu membuatku terpikat.

Sungguh aku tak masalah dengan hidupku yang ikut sederhana bersama Junghwan. Jika kalian tahu, sebelum aku bertemu Junghwan aku bukan gadis baik-baik.

Aku bahkan sering ke club untuk sekedar menikmati wine, lalu pulang dengan keadaan mabuk. Tak hanya itu, aku juga sering shopping mengikuti lifestyle teman-temanku.

Halu 1.0 || Treasure & You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang