Karena penat dengan tugas-tugas kampus yang seakan membuat isi kepalaku terobrak abrik, iseng-iseng ku buka foto-foto kenanganku sewaktu SMA awalnya hanya sekedar melihat-lihat,
beberapa foto kenangan yang tersimpan di dalam nya. Sambil mengingat-ngingat, sambil tersenyum-senyum sendiri. Ternyata aku yang dulu memang begitu pendiam, terlihat dari beberapa foto ku yang sedikit gaya dan menunduk tidak mau melihat camera.
Aku membuka satu persatu file album kenangan itu, sampai di satu foto yang membuat dada ku sesak. Kenangan tentang seseorang yang ada di foto itu terus mengalir seperti air. Tidak bisa ku hentikan, atau memang aku tidak mau berhenti mengingatnya.
Air mata tiba-tiba mengalir, terus mengalir sampai kedua pipiku basah. Iya, kenangan itu masih tertanam kokoh di dalam hatiku.Ku klik icon close untuk keluar dari file-file itu dan aku mulai membuka MicrosoftnWord. Akan ku coba tumpahkan semua kisah masalalu ku ke dalam sebuah tulisan. Akan ku ceritakan bagaimana aku bangkit dan menikmati masa remaja ku dulu. Akan ku ceritakan juga tentang dia yang selalu menyambut ku setiap pagi.
Sebelumnya, akan ku perkenalkan dulu siapa aku. Aku Kania, Kania Meilisa Andreas. Mungkin nama ku terlalu panjang, tapi kalian bisa memanggil ku Mei. Nama belakangku di ambil dari nama belakang ayah ku. Dan aku adalah anak tunggal. Ayah seorang kepala sekolah di salah satu SMA Negeri di Ciamis. Ayah ku baik. Dia tidak pernah berkata kasar di depan ku atau di depan ibu. Ayah itu tipe laki-laki yang bertanggung jawab dan hebat menurut ku. Ayah tidak pernah mengeluh kelelahan dengan pekerjaannya yang menumpuk setiap hari. Karena selain menjadi kepala sekolah, ayah juga mengajar anak-anak yang kurang beruntung di daerah kami. Anak-anak jalanan salah satunya. Karena bagi ayah, pendidikan itu paling penting di antara yang lainnya. Aku ingat suatu hari ayah pernah berkata pada ku, entah itu menjawab pertanyaan ku atau ayah memang sedang bercerita, kalau tidak salah usia ku sekitar 6 tahun, aku lupa.
“Guru itu harus baik. Guru itu harus pintar. “Kata ayah. Aku hanya memperhatikan.
“Tapi ayah kan kepala sekolah, bukan guru.” Protes ku kemudian.
“Kepala sekolah itu atasan guru, kalo guru nya saja pintar dan baik, berarti kepala sekolah harus lebih pintar dan baik.” Jelas ayah “jadi kalau ada yang salah, kepala sekolah bisa bantu memperbaiki.”
Ku jawab dengan anggukan.
“Mei harus pintar biar tidak di bohongi orang. Dan Mei harus banyak ilmu biar bisa membantu orang.” Kata ayah lagi sambil mengacak poniku. Dan aku tersenyum.
Ayah adalah panutan ku.
Sekian cerita tentang ayah ku. Sekarang Ibu. Orang-orang yang kenal ibu sering memanggilnya Ibu Sri. Ibu kelahiran Jawa Tengah, tepatnya di daerah Solo. Ibu ku juga seorang Guru. Guru di salah satu SD Negeri tempat dulu aku bersekolah. Ibu juga baik. Tapi kata murid-muridnya ibu itu galak. Mungkin lebih tepatnya tegas. Berlaku untuk semua muridnya, kalau tidak mengerjakan PR atau gaduh di kelas, pasti kena setrap. Beruntungnya karena aku tidak pernah kena sertap, karena PR selalu ku kerjakan dan aku tidak pernah mencari masalah di sekolah. Tepatnya kalau aku nakal, pasti kena marah dua kali lipat, di sekolah dan di rumah juga masih bersambung.
Ibu ku juga hebat, walaupun dia di sibukan dengan tugas di sekolah, ibu tidak pernah lalai dengan tugasnya menjadi ibu rumah tangga. Termasuk menjadi seorang istri untuk ayah ku dan seorang ibu untuk ku. Selain itu ibu juga jago main alat musik. Seperti main gitar dan piano, kebetulan di rumah kami punya ke dua alat itu. Lagu kesukaan ibu, seperti lagu-lagu Tommy J Pissa, Ebit G Ade, Nike Ardila. Pokoknya lagu-lagu jaman dulu. Dan terkenal di masa itu. Tapi menurut ku juga lagu-lagu jaman dulu enak-enak untuk di dengar. Apalagi ntuk penghantar tidur .
Keluarga ku memang hampir semua bekerja di Pegawai Negeri Sipil. Kebanyakan di bidang pendidikan, tapi aku sama sekali tidak berminat terjun seperti mereka. Aku malah ingin menjadi dokter, terlebih ada satu kejadian yang membuatku ingin sekali menjadi dokter spesialis.
Spesialis apa itu? tenang saja nanti akan ku ceritakan sedikit demi sedikit kisahnya.Untuk malam ini, hanya sedikit cerita tentang keluarga ku, supaya kalian mengenal ku dan latar belakang ku. Karena itu juga nantinya akan melengkapi sejarah hidup ku.
Waktu sudah menunjukan pukul 00:31. Pantas saja kelopak mataku sudah terasa perih dan berat. Sudah ingin di pejamkan ternyata.
Ku ucapkan selamat beristirahat untuk kalian. Selamat terpejam dan semoga besok pagi kalian tidak lupa untuk tersenyum.Good night.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTARI DI MUSIM DINGIN
Teen FictionTuhan mempertemukan aku dengannya bukan tanpa alasan. Aku melengkapi dia, dia melengkapiku. Kisahnya akan ku ceritakan pada kalian. Walaupun hanya dari sebuah tulisan, ku harap kalian bisa ikut merasakan. Happy reading