07

3.7K 490 18
                                    

Ternyata perjalanan dari stasiun ke jalan pusat rumah neneknya memakan waktu lama.

Ini sudah setengah jam di perjalanan tapi belum sampai juga. "Kak"

Akhirnya Tara sadar.

"Udah sadar? Gimana? Apa yang sakit?"

"Kak kita nikah aja yuk" ucapan Tara membuat sopir taxi menertawakannya.

"Apaan sih random banget"

"Kak... peyuk" Tara ingin Yoshi memeluknya.

Jujur, Yoshi sangat malu pada supir taxi nya.

"Peyuuuuk" Tara dengan wajahnya yang masih berantakan pada akhirnya memeluk Yoshi duluan.

Yoshi menahan rasa malunya karena si supir taxi tidak henti henti nya menahan tawa.

Tara tertidur kembali di pelukan Yoshi. "Sampe mas, aduh kasian pacarnya belum bangun" usil si supir.

"Pak nih uang nya" Yoshi langsung keluar dari taxi dan mendapatkan seorang pria yang menyambutnya.

"Nata? Loh? Kamu siapa?" pria itu kaget saat dia malah melihat Yoshi yang keluar dari taxi.

"Ya ampun, awas awas biar saya yang gendong Nata sampe rumah"

Yoshi menyingkir, dia membawa koper nya dan Tara. Sementara pria itu menggendong Tara sampai ke rumah.

"Kamu tuh siapa nya Nata?" tanya pria itu.

"Nanti aja tanya sama Nata nya."

Saat sampai rumah, neneknya menyambut Tara. Melihat neneknya kesulitan berdiri, Yoshi membantunya. "Pelan pelan nek"

Neneknya menatap Yoshi, "Kamu ini Yoshi yang di maksud Seulgi?"

"Ya? Ah iya iya betul"

Neneknya tersenyum. "Tara kenapa?"

"Dia pingsan waktu di stasiun, tapi dia sempet bangun tadi di taxi cuma pingsan lagi" jawab Yoshi.

"Perasaan nenek nanya saya" kata pria itu.

"Kamu bisa jawab emangnya?"

Pria itu langsung diam. "Siapin teh dulu buat Yoshi, Dan"

"Oh iya nek, disini ada apotek gak?"

"Ada tapi jauh, sekitar 1 km an lah. Kamu mau beli apa?"

"Ada sesuatu yang harus saya beli buat Nata, takut sakitnya makin parah kalo gak diobatin" padahal Yoshi mau beli testpack.

"Ya udah nek, saya ke apotek dulu ya."

"E-eh jangan jalan. Kamu tuh baru dateng pasti capek. Pake motor nih"

Motor tua. Tapi gapapa, Yoshi mau memakainya.

"Boleh nek?"

"Ya boleh, kan kamu pergi buat keperluan cucu nenek"

Yoshi tersenyum dan segera meminta kunci pada neneknya.

.
.

Saat Tara terbangun, dia melihat sekeliling dan dia ternyata sudah di rumah neneknya.

Tara langsung lari keluar dan dia menemukan neneknya yang sedang duduk di teras. "Neneeek" Tara memeluk neneknya setelah sekian lama

"Nenek katanya sakit, sakit apa coba bilang ke Nata nenek sakit apa?"

Neneknya hanya mengusap wajah Tara, "Cantik banget Nata emm" neneknya menguyel uyel pipi Tara.

Beberapa lama Tara menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan nenek nya, Yoshi pun datang dengan keringat yang sudah membasahi sekujur tubuhnya.

Doctor KanemotoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang