08

6.1K 591 134
                                    

Yoshi akhirnya bisa tertidur pulas sambil memeluk Tara. Itu atas permintaan Tara sendiri. Dia ingin Yoshi memeluknya dan tidur bersamanya.

Sampai pada waktu malam, Yoshi mendengar suara batuk dari nenek. Yoshi terbangun dan menghampiri nenek untuk melihat kondisinya.

"Nek? Yoshi boleh masuk?"

"B-boleh uhuk uhuk!" Yoshi juga membawa minum untuk nenek.

"Minum ini nek, mana coba Yoshi liat obatnya."

Nenek memberikan obatnya pada Yoshi. "Kok nenek pake obat warung? Kenapa gak ke dokter aja?" Yoshi sangat lembut pada nenek. Lain ceritanya jika dengan Tara.

"Tidak perlu, toh nenek juga kan sakit biasa."

Yoshi tau, nenek kesulitan untuk ke dokter karena tidak ada dokter di sekitar sini.

"Bentar ya nek" Yoshi meraih ponselnya dari saku dan mencari kontak temannya.

"Halo Jae, bisa tolong bawain alat alat medis gak?"

"Ke kota xxxx"

"Bisa? Serius? Jae lo gapapa kan?"

"Ya udah besok gue tunggu ya, nanti buat tiket kereta sama yang lainnya biar gue yang tanggung biayanya"

"Sekali lagi makasih ya"

Yoshi menelfon Jaehyuk untuk mengantarkan peralatan medis dari kota nya ke kota ini. Yoshi akan menjadi dokter pribadi untuk nenek.

"Nek, kan nenek batuk. Jendela nya Yoshi tutup ya. Nenek tidur," Yoshi menyelimuti nenek. Ini seperti Yoshi yang menjadi cucu nenek, sementara Tara. Dia hanya bisa melihat betapa pedulinya Yoshi pada nenek.

Tara tau Yoshi belum makan, Tara ke dapur dan menyiapkan makan untuk dia dengan Yoshi.

"Coba kita liat ada apa aja di kulkas" Tara berbicara pada dirinya sendiri.

Tapi yang Tara lihat di kulkas hanya ada telur. Dia merasa bersalah pada neneknya, dia seperti tidak memiliki keluarga sampai sampai di kulkas hanya ada telur itu pun hanya 3 butir.

Tara duduk sebentar, dia membandingkan kehidupan royalnya di rumah dengan kehidupan nenek yang seadanya. "Ini maksud papa sama mama apa sih, dia gak pernah kirim uang apa gimana"

Tara berniat menelfonnya, namun Yoshi datang dan menahannya.

"Jangan"

"Loh kenapa? Papa sama mama harus tau apa yang aku lihat sekarang."

"Kita perbaiki semuanya besok, gak usah hubungin siapapun. Kan kita udah disini, itu artinya kita yang harus urus semua nya"

Tara menarik nafasnya, "Ya udah, kamu gapapa makan telur?"

"Kenapa nggak?"

Fyi. Keduanya berjanji untuk saling berprilaku baik dan tidak menggunakan 'saya-kamu' atau 'lo-gue'. Mereka akan mencoba menjadi pasangan.

Tara mulai memasak nasi goreng, dia tidak mungkin hanya menyajikan telur mata sapi untuk Yoshi.

Yoshi ke kamar untuk mengambil laptopnya, dia memeriksa kondiri rumah sakit sambil menunggu Tara memasak.

Doctor KanemotoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang