Nona Besar Yang Galak

8 3 0
                                    

"Maksud kakak, aku dalam bahaya gitu?"

"Iya, biasanya jika ada yang dapat kartu, pastinya akan dapat kartu kuning. Kami cuma dikasih peringatan aja, untuk tidak menyinggungnya lagi lain kali. Tapi, ini untuk pertama kalinya aku melihat kartu merah. "

"Terus kenapa Kakak dekat denganku?" tanya Rejali dengan wajah yang makin bingung.

"Karena aku cuma ingin memperingatkan kamu. Aku merupakan salah satu mahasiswa yang terkena kartu itu" kata Alicia sambil tersenyum.

"Kalau gitu aku pergi dulu ya, jaga diri kamu baik-baik." Alicia pergi menjauh dari sana.

Sementara itu di sisi lainnya, Indah berada di sebuah ruangan. Ini merupakan ruangan pribadi yang disediakan oleh Papanya di kampus.

"Apps, selidiki orang tadi! Aku mau data-datanya dalam waktu 15 menit " kata Indah yang sudah duduk di atas meja dengan menyilangkan kakinya.

"Baik Nona" kata Apri. "Kalau gitu aku pergi dulu." Apri berjalan meninggalkan ruangan itu.

Sebelum dirinya benar-benar menghilang, Indah kembali memanggil namanya.

"Ada apa nona?" tanya Apri dengan wajah binggung sambil melongokkan kepalanya di depan pintu.

"Jika telat dikit aja, lo akan habis sama gue" kata Indah sambil menatap tajam.

"Baik Nona."

"Kalau gitu lo boleh pergi" kata Indah sambil mengibas-ngibaskan tangannya ke udara. Seakan-akan mengusir Apri dari sana.

Apri pun menghilang dari sana sebelum terkena semprotan oleh Nonanya lagi.

"Res, lo ada ambil foto dia?!"

"Ada Nona" kata Resan sambil menghampiri Indah dan menyerahkan foto seorang cowok yang terkena kartu merah tadi. Dia tadi sempat mengambil foto cowok itu sebelum pergi dari sana.

"Bagus Res" puji Indah dengan wajah senang. "Letakin foto itu di sana!"  perintah Indah sambil menunjuk ke arah papan bidikan.

Resan hanya menuruti kata-kata Indah tanpa banyak bertanya.

"Al, anak panah!" kata Indah sambil menampungkan tangannya.

Aldi pun menyerahkan satu anak panah dart ke tangan Tuan Putri itu.

Indah kemudian langsung melempar anak panah itu ke arah bidikan yang terdapat foto seorang cowok, sehingga panah pun melesat lalu menancap di foto tersebut.

"Siapapun yang berani mengganggu gue, dia akan menderita" kata indah dengan tatapan membunuh, lalu dia pun turun dari meja.

"Kalian semua, susun rencananya" kata indah sambil menatap kearah 3 cowok yang ada di sana.

"Zan, awasi dia. Gue mau tahu tentang dia 7×24 jam!"

"Baik Nona" kata Fauzan pergi dari sana.

Ini baru pertama kalinya dia melihat Indah, wanita yang disukainya marah besar. Dia pun pergi mencari jalan aman.

"Zan" panggil Indah lagi.

"Apa Nona?" tanya Fauzan dengan takut-takut sambil berbalik.

"Mau ke mana?"

"Ma... Mau ngawasin dia "kata Fauzan gagap.

"Apa udah gue suruh pergi?" tanya Indah dengan tatapan tajam.

Fauzan hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengeluarkan suaranya karena takut.

"Kalau belum disuruh pergi, jangan main pergi-pergi aja."

"Ma. . . Maaf Nona" kata Fauzan.

"Ya udah pergi sana, gue juga muak liat muka lo. Oh iya, sebelum lo pergi, beliin gue minum! Gerah nih" perintah Indah.

"Baik Nona, kalau gitu aku pergi dulu "kata Fauzan berlalu di sana.

"Res, Al, ingat tugas kalian. Kalau tidak kalian akan habis. Oh iya, jika Apri datang suruh dia hubungin gue" ucap Indah sambil berlalu dari sana.

"Oh iya, gue lupa. Kalau Fauzan datang, suruh dia minum minuman itu! Gue udah nggak haus lagi" kata Indah sebelum benar-benar pergi dari sana tanpa membalikkan badannya.

Setelah mengucapkan kata-kata terakhir, Indah pun menghilang dari sana.

😈👿☠️☠️☠️👿

Terimakasih sudah mengikuti novel - novel saya yang karya recehan. Oh iya jangan lupa mampir kekarya saya lainnya.

@Cinta_dan_benci
@Menggapaimu

Siap Melayani Anda, Tuan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang