Kesialan dan Kebahagian

7 2 0
                                    

Fauzan dan Resan, dari tadi terus aja membuat rancangan rencana untuk mengerjai cowok yang telah menyinggung gadis mereka.

Gumpalan-gumpalan kertas-kertas sudah bertebaran di ruangan itu akibat dari rencana mereka yang tidak sesuai dengan keinginan Indah.

Hari sudah menunjukkan jam 7 malam, mereka berdua belum sempat makan. Jangankan makan,  beranjak dari ruangan itu saja belum. Sejak tintah Sang Ratu mereka belum terpenuhi.

Sudah 3 jam mereka mengirimkan rancangan yang berbeda kepada Indah. Tapi semua pesan mereka jangankan dibalas, dilihat saja tidak. Mereka berdua sangat frustasi, keadaan mereka berdua sangat kacau sekarang.

Mereka sangat takut, jika nanti mereka dikeluarkan dari kampus, serta tidak pernah lagi melihat Indah, karena kesalahan mereka ini.

"Zan, gimana nih?? Indah masih belum balas! mana perut lapar nih?!" keluh Resan sambil mengusap perutnya yang terus berbunyi.

"Sama dong, Res. Apa jangan-jangan Indah tidak suka ya rancangan kita?" ucap Fauzan mulai takut.

"Jangan pikir gitu deh, jadi merinding nih. Bisa-bisa besok diusir dari kampus. Emang mau??" tanya Resan.

"Ya enggaklah, kamu aneh. Kamu bilang jangan pikirin gitu, tapi malah kamu yang nakutin aku."

"Iya - iya. Maaf, Zan. Aku enggak maksud gitu."

Di tengah pembicaraan mereka, tiba-tiba HP Fauzan dan Resan malah berdering. Mereka berdua menatap layar HPnya yang memperlihatkan nama Indah tertulis di sana.

Mereka berdua meneguk ludah mereka sambil menatap satu sama lain. Hingga akhirnya mereka berdua menganggukan kepala, lalu mengangkat telepon itu secara bersamaan.

"Kalian ke mana aja, lama banget jawab panggilan aku" semprot Indah sambil menatap tajam kearah mereka. Di sana mereka bisa melihat rambut Indah yang berantakan serta bajunya yang sudah kusut.

"Maaf Nona, maafin kami. Kami tahu kami salah, kami siap dihukum" kata mereka berdua serempak tanpa dikomando.

"Udah-udah, suasana hati gue lagi baik. Nggak mau hukum kalian" kata Indah dengan wajah yang sudah mulai bersahabat." Resan, Fauzan, gimana??"

"Semua udah kami kirim Nona" kata Fauzan.

"Ke mana?"

"Grub WA yang biasanya" kata Resan menjawab.

"Haistthh, kalian goblok atau gimana sih?? Disana ada Aldi? Kita tidak tau Aldi berpihak pada kita atau malah. . . "

"Maaf Nona" kata mereka berdua serempak. Tidak ada diantara mereka yang berani menatap wajah Nonanya.

"Yaudah, buat lagi rancangan yang baru, lalu kirim ke grup ini. Grub ini baru saja gw buat khusus kita bertiga."

"Baik Nona" cicit mereka lagi.

"Kalian udah pulang?"

"Belum" kata mereka serempak lagi.

"Loh, kok belum?"

"Kami lagi ngerjain tugas dari Nona" kata Resan.

"Kalian dimana?" tanya Indah dengan nada khawatir.

Indah walaupun seorang gadis arogan. Tapi dia memiliki hati yang lembut. Dia sangat perhatian sama sahabatnya walaupun tidak dia tunjukkan.

"Kami berdua masih dikampus" kata Resan.

"Haist, kalian berdua udah makan kan?"

"Belum nih" kata Resan lagi.

"Loh kok belum sih?"

"Kan. . ." Fauzan tidak melanjutkan kata-katanya. Dia takut Indah akan marah.

"Yaudah aku mengerti, kalian berdua pulanglah dan makan. Besok gw traktir kalian. Ingat jangan sampai sakit."

"Baik Nona" kata mereka berdua serempak.

"Nona Indah, gimana dengan tugas kami?" tanya Fauzan.

"Besok aja kalian kerjakan lagi. Setelah pulang dan makan, istirahatlah dulu" kata Indah lagi.

"Baik Nona" kata mereka berdua kembali serempak.

"Ok, Gue tutup teleponnya dulu ya. Selamat malam" kata Indah lagi.

Setelah itu, layar ponsel mereka memperlihatkan wajah Indah yang tidak bergerak lagi.

Mereka berdua menutup WA mereka, lalu memasukkan HP mereka ke kantong celana mereka. Fauzan dan Resan malah merasa senang dengan perhatian yang ditunjukkan oleh Indah. Mereka berdua malah tersenyum, lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

😈👿☠️☠️☠️☠️👿😈

Terima kasih bagi yang sudah mengikuti semua novelku. Walaupun lama up, tapi tetap akan di lanjut kok. Jangan lupa juga untuk mampir ke karyaku ini. Janji deh akan di up lebih cepat walaupun nggak bisa setiap hari.

@Cinta_dan_benci

Semoga kisah - kisah ini dapat menghibur kita semua.

Salam manis,

Azumi

Siap Melayani Anda, Tuan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang