Apri masih menatap layar teleponnya yang sudah berwarna hitam. Dia baru saja menghubungi Indah untuk melaporkan pekerjaannya.
Dia tak habis pikir. Indah yang merupakan Primadona kampus, tetapi banyak disukai lelaki dan juga sekaligus dibenci sebagian warga kampus karena sifat kejamnya yang satu itu. Kenapa harus mencari gara - gara sama seorang cowok yang baru saja datang dari kampung itu? Lebih tepatnya memepermainkan dia. Tapi dia tidak pernah bisa membencinya. Apapun yang dilakukan Indah, dia hanya memaklumi saja tingkah Indah yang masih kekanak - kanakan menurutnya itu.
Setelah sekian lama mengenal Indah, dia merasa Indah bukanlah gadis yang kejam, kecuali sedikit arogan.
Mungkin karena kurangnya kebersamaan dari kedua orang tuanya, itu yang selalu dipikirkannya.
Dia sengaja memberikan kabar itu terlambat. Dia tahu, Indah tidak akan pernah menghukumnya. Diantara teman-teman yang dekat dengan Indah, dialah satu-satunya mendapatkan hak istimewa yaitu boleh memanggil namanya saja, di saat mereka berbicara berdua.
"Apri, loh kok bingung gitu?" tanya seseorang yang membuyarkan lamunannya.
"Eh....eh Kak, Kakak ada apa?" tanya Apri saat sudah sadar dari lamunannya. Dia melihat Alicia kakak kandungnya yang sudah berada di sana.
"Kamu lagi mikirin apa sih? Kok bengong gitu? Apalagi senyum-senyum kayak orang gila gitu!" kata Alicia menghampiri adiknya, lalu mengelus kepala adiknya.
"Nggak lagi mikirin apa-apa"
"Yakin nih. Ayolah cerita sama Kakak! Ini pasti tentang Indah lagi kan?"
"He....he...he. Kok kakak tahu aja?! Oh iya, tadi kakak ngapain bersama cowok itu? Nanti In....., Maksudku Nona Indah bisa saja menghukum kakak loh!" ucap Apri dengan wajah yang khawatir.
"Nih Adik, nggak perlu segitu khawatirnya. Kakak tahu kok, batasan Kakak. Kita memang tidak bisa melawannya. Tapi haist, keluarga kita bukanlah, keluarga yang terlalu lemah loh. Aku hanya memperingatkan Reja saja, tidak lebih kok!" ucap Alicia kepada adiknya. "Selain itu, kita juga bisa pindah ke kampus lain kok. Bukan cuma di sana aja, kampus satu-satunya di sini" lanjut Alicia.
"Katanya memperingati doang, kok namanya tahu? Jangan - jangan....," ucap Apri saat setelah mendengar ocehan dari kakaknya.
"Jangan-jangan apa?" tanya Alicia menatap tajam adiknya.
"Jangan-jangan...., Kalau Kakak suka sama dia" jawab Apri dengan wajah yang dibuat seserius mungkin.
"Dasar kamu, adik durhaka" kata Alicia sambil memukul-mukul lengan adiknya.
"Kakak, udah Kak. Sakit tau. Adek cuma bercanda." Tawa Apri pun pecah seketika karena kata - katanya yang penuh manja kepada Kakaknya.
"Ihhss. Jijik" jawab Alicia. Beberapa menit kemudian, tawa dari mulut Alicia pun pecah, setelah mengucapkan kata - kata itu. "Lagian mana mungkin Kakak suka sama dia" kata Alicia setelah menghentikan tawanya.
"Loh kok nggak mungkin, Kak?" tanya Apri penasaran.
"Ya nggak mungkin ajalah, lagian Kakak baru saja kenal sama dia. Dan juga dia bukan tipe Kakak loh"
"Terus tipe Kakak kayak gimana? Kayak aku ya?" jawab Apri dengan percaya dirinya.
"Ya nggaklah kayak kamu. Jangan sampai lah"
"Loh kenapa, Kak? Aku udah ganteng, baik hati, suka menolong dan sering jadi korban bully Kakakku sendiri di rumah loh. Masa Kakak nggak suka sih? Atau jangan - jangan Kakak suka sama cowok galak ya?"
Alicia seketika memukul kepala Adiknya. "Jangan sembarangan kalau ngomong. Mana mungkin tipe Kakak suka galak? Malahan Kakak suka sama cowok yang imutnya kayak kucing dan penurutnya kayak anj***"
"Emang ada ya, Kak? Jangan bermimpi disore hari, nggak baik loh tidur itu disore hari. Lagian aku rasa Kakak lebih suka dengan cowok galak kali, soalnya Kakak suka sekali ngajak aku berantem"
"Ada. Lagian mana ada kamu yang jadi korban? Biasanya juga sering aku yang ngalah loh sama kamu" kata Alicia tak terima.
"Itu kalau udah ada Mama dan Papa yang belain Kakak" jawab Apri juga tak mau kalah.
"Wanita itu kan perlu dibela. Lagian salah sendiri nggak mau ngalah sama Kakak"
"Kakak" teriak Apri sambil menatap tajam kearah Kakaknya.
"Apa? Marah? Nggak terima?" tanya Alicia yang juga menatap tajam Adiknya.
"Aku doain Kakak dapat cowok galak Aamiin" kata Apri lalu berlari keluar dari kamarnya, sebelum dia kena amukan dari Kakaknya.
"APRIIIIII" teriak Alicia dari dalam kamar.
Kemudian dia pun keluar kamar adiknya, lalu mencari adik kurang ajarnya itu di setiap tempat dirumah besar itu.
Sementara itu, Apri sekarang lagi bersembunyi di dalam kamar Kakaknya. Dia tau tempat yang paling aman adalah tempat yang paling berbahaya. Biasanya di sering bersembunyi disana, saat setelah dia membangkitkan kembali perang dunia keduanya dengan kakaknya.
Untuk pertama, tatapannya tertuju kesesuatu diatas meja. Dia pun berjalan mendekat kearah meja, serta menemukan sebuah foto asing disana.
😈👿☠️☠️☠️☠️👿😈
Menurut para pembaca, Foto siapa yang di temukan oleh Apri??
Pernahkah para pembaca mengalami kejadian diatas?
Terima kasih bagi yang sudah mengikuti semua novelku. Walaupun lama up, tapi tetap akan di lanjut kok. Jangan lupa juga untuk mampir ke karyaku ini. Janji deh akan di up lebih cepat walaupun nggak bisa setiap hari.
@Cinta_dan_benci
Semoga kisah - kisah ini dapat menghibur kita semua.
Salam manis,
Azumi
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Melayani Anda, Tuan Putri
Teen FictionTakdirku Aku... Aku pernah merasakan Apa arti kebahagiaan Namun terkadang... Kebahagiaan tak bernilai apapun Karena seseorang yang sering kulihat Jauh untuk ku gapai Orang itu selalu marah kepadaku Dan jujur aku tak tahu apa yang pernah ku perbuat A...