"Hadeeeeh, kuliah itu capek banget ya" keluh Rejali yang baru saja pulang dari kampusnya. "Nggak seasyik di film-film itu" gumamnya lagi kepada dirinya sendiri. "Mana tugas banyak lagi" keluhnya lagi lalu berbaring di tempat tidurnya.
Selama dia kuliah, dia menginap di sebuah kamar kost kecil yang berisi untuk empat orang sekamar. Harga kosnya ini, sangatlah di luar pikirannya. Bisa dibilang sangat mahal dibandingkan harga uang asrama teman sekelasnya yang masuk asrama.
Dia sangat tidak beruntung, padahal sebagian besar teman-temannya merupakan anak asrama. Tapi karena nilainya yang tidak begitu tinggi yang membuatnya tidak bisa mengikuti asrama selama 1 tahun.
Pikirannya kemudian tertuju pada seorang gadis cantik yang tadi dia temui. Gadis yang membuatnya, mendapatkan kartu merah. Padahal dia tidak tahu kesalahannya ada di mana.
"Udah pulang ya, Dek" kata seseorang yang baru saja masuk ke kamar kos itu, sehingga membuyarkan lamunannya.
"Eh....eh, udah, Bang" kata Rejali gugup saat tersadar dari lamunannya. Dia pun bangun dari tidurnya lalu duduk di kasurnya.
"Gimana kuliahnya? Menyenangkan?" tanya Ryan. Kakak seniornya itu kemudian duduk di sampingnya.
"Sangat menyenangkan, Bang. Teman-temannya lumayan baik, tapi banyak tugasnya, Bang. Kok kuliah itu nggak seperti di film-film ya, Bang" keluhnya kepada seniornya. "Yang biasanya dengarin dosen ngoceh trus langsung pulang. Tapi nih banyak tugas resume, makalah, belum lagi presentasinya. Ada sih, dosennya baik banget yang presentasinya sama teman - teman sekelompok, nggak ada resume. Ada juga dosennya yang super kejam, malah presentasi sendiri trus tambah makalahnya. Aduh kalau kayak gini bisa mati dong" lanjut Rejali panjang lebar.
"Ya - iyalah film kok dipercaya. Jangan gitu loh, jalani aja dulu, pasti bisa" kata Ryan terkekeh geli sambil mengacak-acak rambut Rejali yang hanya tersenyum.
Tiba-tiba saja HP Ryan bunyi, dia melihat ke arah layar HPnya.
"Aku angkat dulu ya" kata Ryan pamit menjauh dari sana, yang hanya dianggukkan bukan oleh Rejali.
Tak lama kemudian, Ryan kembali ke kamar itu.
"Reja, aku pergi keluar dulu ya" pamit Ryan sambil mengambil jaketnya lalu mengenakan jaket itu.
"Oke, Bang. Bang kuncinya bawa aja, soalnya aku mau tidur dulu" kata Rejali sambil menujuk ke arah lemari yang terdapat kunci kamar di atas lemari tersebut.
"Baiklah, emang nanti kamu nggak keluar untuk makan?" tanya Ryan lagi.
"Masih ada sambal yang dibuat Ibu kemarin Bang. Lagian pagi tadi udah masak nasi juga kok"
"Oke, aku pergi dulu" kata Ryan sambil mengambil kunci kamar lalu pintu pun tertutup kembali.
Tak lama kemudian terdengar suara azan yang sayup-sayup. Tiba-tiba saja Rejali malah menyesal dengan keputusan yang dibuatnya. Seharusnya, dia saja yang memegang kunci itu, sehingga dia bisa shalat di masjid kampusnya.
Jarak antara kampusnya dengan kos-kosannya kurang dari 200 M. Hanya butuh beberapa menit saja, dia berjalan kaki hingga sampai ke gerbang kampusnya.
Dia pun beranjak dari tempat tidurnya lalu menuju kamar mandi. Setelah berwudhu dia pun langsung menunaikan shalat Ashar-nya.
Setelah menunaikan shalat, dia pun memutuskan untuk tidur karena badannya yang sudah terlalu kelelahan.
😈👿☠️☠️☠️👿😈
Ada nggak yang nungguin novel ini untuk up. Ini di up lagi, loh. Tapi maaf ya pendek. Lain kali janji deh akan di panjangin ceritanya seperti novelku yang lain.
Terima kasih bagi yang sudah mengikuti semua novelku. Walaupun lama up, tapi tetap akan di lanjut kok. Jangan lupa juga untuk mampir ke karyaku ini. Janji deh akan di up lebih cepat walaupun nggak bisa setiap hari.
@Cinta_dan_benci
Semoga kisah - kisah ini dapat menghibur kita semua.
Salam manis,
Azumi
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Melayani Anda, Tuan Putri
Teen FictionTakdirku Aku... Aku pernah merasakan Apa arti kebahagiaan Namun terkadang... Kebahagiaan tak bernilai apapun Karena seseorang yang sering kulihat Jauh untuk ku gapai Orang itu selalu marah kepadaku Dan jujur aku tak tahu apa yang pernah ku perbuat A...