Aldi sekarang terpaksa pindah ke kontrakan kumuh karena Rejali. Mau bagaimana lagi, dia harus bersama Rejali 7 x 24 jam. Yang berarti dia tinggal di sana.
"Bu, saya mau kost di sini. Ruangan ini saya sewa, untuk satu ruangan" kata Aldi sambil menyerahkan uang 10 juta di atas meja.
"Ini, ruangan ini sudah penuh, Dek" kata Ibu kos tersebut.
"Aku nggak mau tahu, semuanya harus keluar di ruangan itu kecuali anak baru yang bernama Rejali itu. Atau, pindahin aja Rejali keruangan yang sama denganku."
"Tapi, apakah mereka akan. . .??"
"Setuju? Ya harus setuju! Atau, saya akan buat kosan ini tutup. Ibu pasti bisa memilihnya dengan bijak" kata Aldi sambil tersenyum sinis.
"Baiklah kalau begitu. Aku akan siapkan kamar untukmu dan Rejali. Tapi, jangan apa-apa kan kos - kosan ku" kata Ibu kos itu mulai takut dengan ancaman anak orang kaya itu.
"Bagus. Pilihan yang bagus, serta siapkan kamar yang bagus ya. Kalau jelek, nanti terpaksa aku hancurkan kamar itu" kata Aldi sambil tersenyum puas. "Oh iya itu bayaran kos-kosan untuk 6 bulan cukupkan?"
"Cu. . . Cukup kok?"
"Kalau gitu aku pergi dulu. Aku harap, malam nanti kosannya sudah jadi" kata Aldi pergi dari rumah ibu kos itu.
😈👿☠️☠️☠️☠️👿😈
Apri baru saja membuat janji dengan teman sekelasnya.
Sekarang dia menunggu seseorang di sebuah restoran sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke arah meja.
"Maaf, aku terlambat" kata seorang cowok yang langsung duduk di sana.
"Nggak apa-apa kok"
"Ada apa kamu manggil aku?"
"Indah.... Indah minta kamu untuk jauhin Rejali. Dia bilang juga, kamu harus dihukum untuk buatin tugasnya" kata Apri sambil menjelaskan maksudnya mengundang temannya.
"Emang ada masalah apa Indah dengan dia?"
"Tidak tahu juga, mungkin karena masalah pagi tadi. Selain itu, dia tidak suka ada orang yang menghalangi dia berjalan."
"Mungkin dia cuma ancam lagi" kata Ryan masih tak percaya.
"Itu nggak mungkin. Melihat kemarahannya tadi, sepertinya dia serius kali ini, Ryan" kata Apri lagi untuk meyakinkan Ryan.
"Aku heran deh sama Indah. Biasanya kalau pun marah nggak ada hukum segala, palingan ancam saja"
"Aku juga tidak tahu. Itu saja yang mau aku bilang. Aku pergi dulu ya, lain kali hati-hati jangan menyinggung orang yang salah. Sebaiknya, cari jalan aman aja" kata Apri sambil menepuk pelan pundak temannya. Lalu pergi dari sana.
"Kamu nggak mau makan dulu?" tanya Ryan sambil menahan tangan Apri untuk tidak pergi.
"Nggak usah. Aku ingin langsung pulang aja" kata Apri sambil melepaskan pegangan tangan Ryan lalu pergi dari sana.
😈👿☠️☠️☠️☠️👿😈
Hai semuanya. Ada nggak diantara pembaca yang rindu akan kisah ini. Aku janji akan di UP nya sekali seminggu. Jika ada inpirasi yang banyak. Aku janji buat UP nya cepat.
Terima kasih bagi yang sudah mengikuti semua novelku. Walaupun lama up, tapi tetap akan di lanjut kok. Jangan lupa juga untuk mampir ke karyaku ini. Janji deh akan di up lebih cepat walaupun nggak bisa setiap hari.
@Cinta_dan_benci
Semoga kisah - kisah ini dapat menghibur kita semua.
Salam manis,
Azumi
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Melayani Anda, Tuan Putri
Fiksi RemajaTakdirku Aku... Aku pernah merasakan Apa arti kebahagiaan Namun terkadang... Kebahagiaan tak bernilai apapun Karena seseorang yang sering kulihat Jauh untuk ku gapai Orang itu selalu marah kepadaku Dan jujur aku tak tahu apa yang pernah ku perbuat A...