1 | Tenang namun Berbahaya

620 65 12
                                    

Pemilik nama lengkap Adisti Hanasta Pradipta itu mendengus sebal. Sisa hari yang seharusnya ia habiskan dengan beristirahat malah harus menemani Elena, sepupu tersayangnya, berkeliling perpustakaan nasional yang berada di ibukota.

"Tumben lo gak sama Abidzar?" Adisti melirik pada Elena yang bersikap acuh pada pertanyaan yang baru saja di lontarkannya. Elena aneh sekali hari ini.

Dia menghentikan Adisti yang bergegas ingin pulang dan meminta Adisti untuk menemani dirinya pergi ke perpustakaan. Biasanya sepupunya ini akan memilih pergi dan berkencan bersama pacarnya, Abidzar.

Mungkin kah mereka sedang bertengkar?

Adisti ragu untuk bertanya padanya, bagaimana jika tiba-tiba saja sepupu laknatnya ini malah menangis? Tidak, itu ending yang buruk bagi Adisti. Merepotkan.

"Kan dia lagi keluar negeri, Dis, jengukin keponakannya."

Ternyata Adisti tidak perlu meribetkan diri untuk bertanya lebih banyak, Elena sudah memberitahunya. Baguslah kalau begitu, tekadnya Adisti kembalikan lagi. Disimpan untuk nanti, kali aja butuh.

Adisti menjawab, "oh, yang di profile dia itu lagi di luar negeri ya, Len? Gue kira dia lagi nongkrong di warung nasduk."

Elena memukul bahu Adisti, "jangan menghina cowok gue." Ucapnya tak terima.

"Sensi banget perasaan," pekik Adisti pada Elena, "gue mau muter-muter nyari buku saja deh. Eneg gue duduk lama-lama di sini sama lo." Sambung Adisti yang kemudian bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Elena bersama novel yang sedang dibacanya.

Adisti berjalan mengelilingi isi perpustakaan ini sebanyak tiga kali, namun dirinya masih merasa belum ada yang menarik perhatiannya. Barisan rak novel dari berbagai genre pun sudah Adisti jelajahi berkali-kali. Adisti ingin menyerah saja, ia pun beranjak pindah ke section sejarah. Kumpulan buku sejarah di sini banyak sekali, Adisti yakin Pak Dipta, yakni ayahnya akan senang berada di perpustakaan ini. Ayahnya sangat suka sekali hal yang berbau sejarah.

Adipti menatap satu persatu buku yang dikumpulkan berdasarkan tahun terbitnya itu. Ketika mata Adisti melihat rak buku yang tahun rilisnya 2000 ke bawah, somehow, Adisti merasa sangat tertarik dengan buku yang terlihat amat tua dan rapuh. Ditariknya buku itu, ia membawa kepangkuannya.

Judul buku ini pun sudah tidak terlihat, mungkin buku ini di rilis tahun 2000an kebawah, pikir Adisti.

Adisti mengelus cover buku itu sebelum membukanya dengan perlahan, seolah jika dilakukan tidak pakai hati, buku itu akan hancur. Kemudian gadis itu mengerutkan keningnya, tanda bingung dengan isi tulisan buku itu. Apa maksudnya?

Adisti membalik ke halaman berikutnya dan berikutnya lagi, namun kosong. Ternyata yang terisi hanyalah halaman pertamanya.

"Apaan sih maksudnya?"

Adisti menatap penuh tanya tulisan timbul itu. Bukan gaya tulisannya yang membuat bertanya-tanya, hanya saja apa maksud dari tulisan itu?

 Bukan gaya tulisannya yang membuat bertanya-tanya, hanya saja apa maksud dari tulisan itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Into The Book [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang