🔅 Jurig on Holiday 🔅

240 57 3
                                    

Setelah kejadian tadi, Yoshinori agaknya jadi overthinking.

Tante Linda apa?

Rasanya dia tidak mau percaya kata-kata Haruto tentang bagaimana makhluk ghaib tua itu sepertinya punya rasa suka pada dirinya.

Like, what the fuck

Dia juga jadi terpaksa berbohong pada Moe dan dibuat kebetulan mencari-cari alasan yang bisa dipercaya. Sudah mengantuk, misalnya.

Oh-jangan lupakan fakta kalau HARUTO MEMBAWA JURIG BERSAMANYA UNTUK LIBURAN DI BEKASI.

"Dia maksa, Bang," ucap Haruto semalam, memberi penjelasan.

Ya, tidak mungkin juga dia yang secara sukarela menyeludupkan seonggok makhluk halus untuk ikut liburan bersamanya, kan?

"Jadi, dia sekarang di mana?" tanya Yoshinori, saat ini sedang duduk di ranjang Asahi, sementara pemiliknya sedang keluar kerja kelompok.

"Itu, duduk di bahu Abang."

Yoshinori diam.

Ingin segera menggerakkan badan dan membuat makhluk itu jatuh, tapi rasanya agak mustahil.

Kan biasanya juga melayang.

"Kenapa suka sama Abang ..." kata Yoshinori lirih.

Haruto melirik ke Tante Linda, menunggu jawaban juga.

"Katanya Abang keren. Dih." Haruto memasang raut jijik saat menyampaikan jawaban dari Tante Linda.

"Heh, tapi biarpun Tante suka sama Abang, gak boleh sampai punya niat nyelakain orang." Haruto tiba-tiba mengeluarkan ceramah singkat. "Dikira nyawa orang mainan, apa."

Yoshinori capek sendiri, menyangga kepala menggunakan telapak tangan sambil menghela nafas.

"Jadi, dia maunya Abang sama Moe gak boleh deket-deket. Gitu?" Dia memastikan.

Haruto menatap Tante Linda, kembali menunggu jawaban.

"Iya," katanya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh si tante ghaib.

"Oke. Tapi jangan bikin dia kenapa-napa. Cewek itu udah dititipin ke Abang. Ada masalah dikit, bakal jadi masalah besar."

"Denger tuh, Tan?" tanya Haruto sinis.

"Sekarang gimana lagi Abang jelasin semuanya ke Moe." Yoshinori menyisir rambut ke belakang dengan jemari, lalu menutup wajah bingung.

"Yaudah ceritain aja aku bisa liat gituan. Terus, bilang kalau jinnya suka sama Abang, jadi Abang sama Moe gabisa mesra-mesraan di sini."

"Enak aja mesra-mesraan, cuma partner kerja." Yoshinori menyingkirkan tangannya dari wajah, kemudian merebahkan diri di atas permukaan ranjang yang empuk.

"Udah, sana jelasin. Daripada salah paham. Aku ga mau, ya, keseret drama-dramaan," kata Haruto.

"Iyeeee." Yoshinori mengangguk.

"Tapi, beneran gak pacaran?" tanya Haruto setelah beberapa saat hening.

Yoshinori melirik ke arah adik lelakinya, yakin jika anak itu akan mengucapkan sesuatu yang ngadi-ngadi.

"Kalau gitu ...." gantung Haruto, sesaat mengulum bibir sendiri, "boleh buat aku?" lanjutnya dengan suara super kecil.

"KAN, BENER!" Tahu-tahu, Mashiho sudah berada di ambang pintu kamar, jelas membuat Haruto dan Yoshinori terkejut sampai memegang dada masing-masing. Untung saja jantung mereka masih bertahan di tempatnya, tidak berpindah ke perut.

"Haruto, tuh, tipenya noona-noona!" Mashiho duduk di ranjang, heboh sendiri. Jarang-jarang. Makanya, Yoshinori heran. Padahal, ucapan Haruto barusan juga cukup  mengejutkan.

"Noona apaan?" Haruto mengerutkan dahi.

Mashiho menggelengkan kepala, setelah itu berdecak seakan merendahkan. "Gitu aja gak tau. Noona tuh sebutan buat cewek yang lebih tua, dari cowok. Makanya, nonton drakor bareng Nana, dong."

"Ogah." Haruto menggeser badan, jauh-jauh dari Mashiho.

"Lagi bahas Moe?" tanya Mashiho, mendekatkan diri pada kedua saudaranya.

"Enggak, Tante Linda," celetuk Haruto datar.

"Cio, kamu kenapa aktif banget?" Daripada menjawab pertanyaan Mashiho, Yoshinori malah bertanya balik. Soalnya, jarang sekali Mashiho bisa se-hyper ini.

"Oh, tadi habis minum Red Bull," jawab Mashiho enteng.

"Ini Boys' Time lagi, ya?" lanjut Mashiho, dengan semangat bersiap mendengarkan. Yoshinori malah menepuk dahi adiknya itu, lalu bangkit dari ranjang dan melangkah ke luar kamar.

"Mending kamu tidur, udah malem. Ngapain malah minum minuman berenergi?"

"Tau, nih, Bang Cio gausah kepo," celetuk Haruto, ikut pergi dari sana. Mashiho yang bingung cuma bisa planga-plongo, dan pada akhirnya ikut mengekori keduanya.

Saat berjalan ke meja makan untuk lanjut berbincang, mereka malah berpapasan dengan Moe yang sedang mengambil es krim dari kulkas.

"Loh, kenapa pada belum tidur?" tanya gadis itu keheranan seraya menutup pintu kulkas. Pikirnya Yoshinori sudah terlelap karena satu jam lalu berkata bahwa dia mengantuk.

"La-lagi insomnia."

Yoshinori ingin menjedotlan kepalanya ke tembok. Dia otomatis hanya mengingat kata insomnia saat melihat wajah Moe. Tidak masuk akal, masa mereka bertiga jadi ikut isomnia semua?

Melihat Moe yang mengangguk paham, Yoshinori pun menghela napas lega.

Sudahlah, yang penting alasannya berhasil dipercaya.

Yang perlu dia urus sekarang adalah Tante Linda yang sedang menatap sinis karena interaksi mereka, seperti apa yang dibisikkan oleh Haruto.

Ck, jadi jurig ribet amat.

Whimsical Siblings : The Next LevelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang