Pada suatu malam di kediaman anak-anak Chiba di Bekasi, terlihat tiga orang manusia sedang berdiskusi di dalam sebuah ruang kecil, ditemani oleh beberapa gitar yang ikut mengedengarkan. Yeji bersama Hyunjin pergi ke acara di rumah kerabat mereka sejak sore hari, sedangkan Yoshinori sedang membeli sesuatu di pusat perbelanjaan bersama Nako dan Asahi. Tentu saja, karena akal-akalan Mashiho supaya dia dan Tante Linda tak berada di rumah untuk sementara waktu.
"Aku udah hubungin ustad yang di Facebook itu. Tapi, katanya dia lagi sibuk," kata Mashiho sambil duduk di atas kursi yang terbuat dari kayu ulin.
"Kalau si dukun?" tanya Moe.
"Enggg, orangnya agak aneh. Masa pas aku chat, malah dikasih nomor togel," jawab Mashiho dengan dahi mengeryit, "bikin curiga banget, deh."
"Terus gimana?" Haruto mengambil sebuah gitar dan memainkan senarnya pelan.
"Mau coba sendiri?" tanya Mashiho, mendapat respon diam dari keduanya.
"Kalau gagal, bakal susah, sih. Bisa aja makhluk itu marah dan makin menjadi-jadi," respon Moe ragu.
Mashiho meletakkan tangan di bawah dagu, sibuk berpikir.
"Hmm, sebelum itu, kayaknya ada yang harus kita lakuin," celetuk Haruto.
"Apa?" Mashiho langsung menoleh.
"Coba panggilin seseorang ke gudang, terus kunciin dan tunggu lima menit."
Mendengar itu, tanpa aba-aba, Mashiho langsung mengangguk dan bergegas mencari seseorang untuk 'ditumbalkan'.
Kebetulan, dia melihat seonggok manusia sedang berbaring santai di sofa. Tampaknya bisa dimanfaatkan.
Mashiho kemudian memanggil nama orang itu, dengan ekspresi wajah yang tampak kesulitan.
"Bisa tolong bantu ambilin raket di atas lemari gudang? Aku gak sampai."
Orang itu mengangguk malas, lalu bangkit dan berjalan ke gudang. Baru satu langkah, tubuhnya didorong dari belakang oleh Mashiho. Pintu dikunci.
Mashiho segera berlari meninggalkan lantai satu, kembali ke tempat Haruto dan Moe. Terdengar suara gedoran pintu yang tak santai dari arah gudang.
"Udah?" tanya Haruto.
Mashiho mengangguk.
"Oke. Kita tunggu lima menit," kata Haruto, beranjak dari lantai dan mengajak ketiganya turun, "btw, siapa?"
"Minhee," jawab Mashiho santai.
"Kirain Jaemin."
"Gapapa, kan?" Mashiho tiba-tiba merasa tak enak pada Minhee. Padahal, dekat dengannya juga tidak.
"Ya udah, mau apa lagi."
Mereka lalu menuruni tangga dan duduk di sofa ruang tengah. Moe mengambil sebuah bukud dari lemari dan membabolak-balik lembarannya. Walau tak mengerti isinbuku itu, dia dengan wajah tertarik menatapi gambar yang ada di dalamnya. Di sisi lain, Haruto dan Mashiho masih sibuk membahas hal yang akan mereka lakukan setelah waktu lima menit berlalu.
"Sekarang gimana?" tanya Mashiho ketika melihat jam di dinding yang menandakan bahwa mereka sudah menunggu tujuh menit.
"Buka pintunya. Mudahan aja sesuai rencana," kata Haruto.
Mashiho menghela napas. Hari ini dia merasa diperlakukan seperti babu karena Haruto terus-terusan menyuruhnya melakukan ini-itu.
Namun tetap saja, karena yang tahu harus apa hanya Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whimsical Siblings : The Next Level
FanfictionKelanjutan kisah Chiba bersaudara