Chapter 3 : Way2

61 8 0
                                    

Kringg.... Kringg......
Dering telefon menguar nyaring terdengar pada seluruh penjuru ruangan. Namun tak menjadi penyegar bagi mata yang telah menahan rasa kantuknya.

"PIP"

"Halo,,," Beo rania lemah

"Halo ran,,, lo udah nyampek ngga?"

"Baru aja nyampe. Sumpah maneh teh kalo ngajak muter ngga mikir badan orang, remek semua tulang aing rasanya. Capek banget pin, ngantuk aing daah." Ujar rania sembari melepas sepatunya serta mengganti baju menjadi piyama

"Yee... Yang ngajak keliling siapa? Gua cuma ngikutin maunya elu! Dah sekarang lu tidur! Istirahat! Btw besok lu ada kelas ga?"

"Ngga ada pin, aing cuma pen molor wkwkwk" Kekeh rania

"Dih molor mulu idup lo! Jangan lupa tuh tugas dari si pak kanto!"

"Ah bodoamat sama tugas lah, kasur aing uda manggil manggil aing" Balasnya kemudian merebahkan badannya di kasur kesayangannya

"Emang bisa?"

"Bisalah!! Si kasur ngomong gini beb kemarii!! Aku siap memberimu kehangatan, kenyamanan dan kelelapan. Wkwkkwk" Rania mengubah suaranya seolah suara tersebut berasal dari makhluk lain tersebut

"Ah lu mah ada ada aja, wkwkk"

"Udah ah, aing masih mau kelonan dulu sama bebeb kasyur. Bye!!!" Kemudian mematikan ponselnya tanpa mengetahui jawaban dari lawan bicaranya.

Saat bersiap untuk tidur bahkan telah memejamkan matanya, rasa penasaran tingkat akut menyerang rania. Yups rasa penasarannya timbul karena sebuah buku yang ia beli tadi siang saat bersama fina tentunya si novel kerajaan yang katanya banyak kejutan.

Diraihnya buku yang tadi ia letakkan pada nakas, kemudian ia buka bungkus plastik dari si buku. Ya rania tidak bisa dikalahkan oleh apapun, eh kecuali rasa penasaran. Ia bahkan bisa sangat ceroboh hanya karena rasa ke ingin tahuannya yang melebihi tingkat akut.

Di elusnya cover buku tersebut. Seolah memang ada sesuatu yang menarik dalam buku tersebut. "The deep love of silver moon" Ia raba judul buku yang memiliki tulisan timbul pada covernya.

Kemudian rania mulai membaca dari chapter satu hingga chapter selanjutnya. Ia mulai sangat terlarut pada alur yang dipaparkan sang penulis. Seolah jiwanya sangat mendalami seluruh adegan.

Tertawa, kesal, sedih semua ekpresi direalisasikan oleh rania. Hingga tanpa sengaja ia melirik pada jam di samping tempat tidurnya. Dan ya jarum pendek itu sedang menunjuk pada arah angka 1.

"Woah,,, aku marathon membaca buku ternyata wkwkwk. Sudah kuteruskan esok saja membacanya. Hanya tinggal 15 part lagi,,, Hoaaaammm" Gumam rania sambil menguap

Kemudian ia lipat buku novel di halaman terakhir yang ia baca, menutup buku, meletakkannya diatas nakas, meraih bantalnya dan menuju alam mimpi

Yups rania terlelap dalam tidurnya.

****

Sinar matahari mulai menyeruak melalui celah jendela yang tertutup gorden. Namun kali ini sinar matahari bahkan tak bisa menghentikan mimpi dari seorang rania. Dalam kamar yang bernuansa aesthetic dengan warna putih tulang dan hiasan dinding yang kekinian ini masih belum terdapat tanda tanda kehidupan. Hingga.......

Gubraak

"Enghhhh,,,,, aduuh..." Rania mengelus bokong indahnya yang baru saja mendarat di lantai tanpa alas

"Yeee... Pake jatoh lagi" Lanjutnya sembari berusaha menyegarkan matanya yang masih nampak rasa kantuknya. Kemudian diraihnya handuk lalu pergi ke kamar mandi.

Setelah membereskan dirinya rania menghampiri jendela kamarnya dan tentu saja membuka jendela tersebut untuk menjadi sarana atas sebuah pergantian sirkulasi udara.

Kemudian rania menggulung rambutnya hingga atas mencegah agar ia tak kembali berkeringat saat beraktivitas. Berjalan menuju nakas mengambil buku yang belum ia tamatkan saat kemarin malam. Ohoo,, tentu saja rasa penasaran masih menderanya. Ingat Rania hanya bisa dikalahkan oleh rasa penasaran entah bagaimana jadinya ketika ia merasa masih penasaran saat ia meregang nyawa.
Tentu saja akan menjadi arwah penasaran-GA okeskip

Sembari membaca kelanjutan dari kisahnya rania berjalan menuju keluar kamarnya ya ia sedang berburu sarapan dengan mata yang terfokus pada tulisan yang tentunya lebih menarik.

Sesampainya ia di warung bubur ayam mang sholeh yang terkenal dengan jargonnya buryam mang oleh rasanya an**ng banget

"Mang,,, rania mau bubur ayam satu ngga pake kacang, krupuknya taro pinggir, sambelnya banyakin yau!" Suara keras rania menguar saat keinginannya disampaikan

"Bungkus ga neng?"

"Bungkus ngga? Bungkus ngga? Bungkus lah masa engga. Wkwkwk"

"Yee si eneng,,, ada ada aja si. Yodah duduk dulu ya neng! Ditunggu! Mamang mau bikin buryam spesial buat neng geulis!"

"Nghokeee deh mang" Kedua jari jempol rania melayang. Kemudian kembali rania terfokus pada novel yang barusan ia letakkan.

Syelamat membaca para klean kuhhhh...
Jangan lupa vote yau..
Dimohon bersabar untuk memasuki inti😂😁

Moon PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang