***
Sudah beberapa bulan berlalu. Kehidupan Singto dan Krist semakin membaik. Termasuk perasaan mereka masing-masing.Sampai akhirnya, musim semi akan segera berakhir. Dan seperti biasanya, Desa Quebec, mengadakan 'Festival Akhir Musim Semi' tiap tahunnya.
Dan malam ini, Singto dan Krist berada di alun-alun untuk mengikuti festival.
Begitu banyak orang yang bergembira. Singto yang tidak biasa tempat ramai, menarik Krist untuk ke tempat yang lebih sepi. Mereka berdua duduk disebuah bangku.
"Meriah, ya!" Krist membuka percakapan.
"Ya, seperti itulah festival. Ini pertama kalinya aku ikutan."
"Aku juga."
Suasana menjadi canggung. Dua pihak saling berdiam diri.
"Krist." panggil Singto.
"Ya?"
"Ada yang ingin aku katakan padamu."
"Apa itu?"
"Kau tau sebelumnya aku sangat membenci musim semi dan bunga. Bahkan aku sampai melukaimu. Tapi perasaan benci itu tidak ada lagi. Semuanya tergantikan dengan 'musim semi' lain yang datang di hidupku."
"Kamu, Krist. Kamu musim semi itu. Kamu yang merubah aku menjadi Singto yang sekarang. Aku mencintaimu Krist. Bukan karena kamu ciptaan Arthit. Tapi karena itu kamu. Aku mencintaimu. Dan aku tidak mau kehilanganmu." Singto berterus terang tentang perasaannya.
"Singto. Jujur aku juga mencintaimu. Sangat malah. Tapi, maaf aku tidak bisa selamanya disini," ucap Krist sedih.
"Tapi, kenapa?"
"Aku musim semi-mu. Musim semi akan segera berakhir dan aku pun akan segera berakhir." Mata Krist mulai membasah.
"Kumohon jangan tinggalkan aku. Tidak adakah cara agar kamu bisa tetap disini?" Krist menggeleng.
"Nyatanya, penciptaku, mengatur agar aku pergi ketika musim semi berakhir." Singto menghela napasnya berat dan pasrah.
"Tapi, ada satu hal yang penciptaku sediakan. Ia tak mau kamu sedih dan kesepian. Ia hanya mau kamu mencintai musim semi," ujar Krist memberi harapan.
"Apa itu?"
"Berjanjilah padaku untuk menjaga bunga Azalea yang akan aku tinggalkan! Rawat dia seperti kamu merawatku. Anggap dia adalah aku. Sampai akhirnya ketika musim semi datang, aku akan datang dan mekar kembali sebagai Krist-mu."
Singto mengusap wajah Krist dan menatapnya dalam.
"Berjanjilah padaku untuk benar-benar datang saat musim semi!" Krist mengangguk dan menghapus air matanya.
Terdengar alunan musik dansa. Banyak pasangan yang sudah berdansa. Singto berdiri dan mengulurkan tangannya untuk Krist.
"Mari berdansa!" Krist dengan senang hati menerima ajakan Singto.
Alunan nada demi nada menjadi pengiring gerakan mereka. Ditengah dansanya, Singto mencium puncak kepala Krist. Mereka mendekatkan kepala mereka, saling menyalurkan perasaan masing-masing.
Meskipun mereka segera berpisah, tapi cinta mereka tetap abadi nan kekal.
***
Paginya, Singto terbangun dan bergegas menuju kamar Krist. Dan benar saja, tidak ada pria itu di sana. Hanya meninggalkan sekuntum bunga Azalea.
Singto mengambil bunga itu. Ia seperti melihat Krist dalam bunga itu. Lalu ia menghirupnya.
Wangi tubuh Krist.
Singto tersenyum menatap bunga itu.
"Aku akan menjagamu, Krist."
***
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
[SingtoKrist] I Told Spring About You
Fanfic• Completed • Singto sangat membenci musim semi, dan Arthit, tunangannya sangat menyukai musim semi. Ketika pernikahan mereka berlangsung, mendadak Arthit lenyap. Bertepatan dengan itu. Seorang pria muncul dalam kehidupan Singto. Pria yang mengaku...