Chapter 24 ; Sailing 🔞

1.5K 114 7
                                    

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞

Tungkai Yeonjun buru-buru melangkah kearah pintunya yang saat ini digedor beberapa kali oleh orang yang sangat ia kenali. Ia hanya melihat sosok berbaju hitam tengah berdiri didepan pintu rumahnya dan sudah memahami siapa sosok itu.

Jika orang waras, pasti akan meminta tolong disaat seseorang mengusik libur nasional yang sedang dinikmati, dan kenapa ia harus dihadapkan dengan pekerjaan ketika ia sedang berlibur? dan bahkan jika bisa ia akan membiarkan orang itu menggedor pintu rumahnya hingga malam nanti, atau ia bisa langsung meminta polisi untuk menangkap orang itu atas tuduhan membuat onar dan pencurian atau pun sekedar tindakan yang tidak menyenangkan.

Tapi justru Yeonjun malah melangkah cepat untuk membukakan pintunya.

Perlahan daun pintunya terbuka dan menunjukkan sosok lelaki tinggi dengan wajah yang tertutupi oleh topinya. Sesaat setelah terbuka lebar, orang itu melepaskan topinya cepat lalu menghambur memaksakan bibirnya menemui bilah bibir Yeonjun.

Tanpa babibu Yeonjun mengalungkan tangannya ke leher sosok itu.

Dengan lihai, sosok itu mengunci pintu dibelakangnya saat ini kemudian dengan cekatan mengalungkan kedua kaki Yeonjun pada pinggangnya. Menggendong surai hitam yang lebih kecil masih dengan tautan bibir yang enggan terlepas.

Yang digendong mempererat pelukan dilehernya dan memajukan tubuhnya rakus melahap bibir yang tengah memeluknya saat ini.

Tungkai pemuda itu membawa Yeonjun menuju kamarnya.

Oh Tuhan, bau Yeonjun menyeruak ke dalam pernafasan lelaki itu. Masih setia meraup rakus bibir Yeonjun, yang selama ini ia rindukan.

"Soobin—" lenguhan Yeonjun terdengar lemah kala ia meraup oksigen untuk pernafasannya yang memendek kala beradu lidah dengan Soobin— lelaki yang saat ini tengah menidurkannya dikasur miliknya.

Kedua manik mata mereka bersibobrok kemudian Yeonjun mengikis jarak diantara wajah mereka. Mendekat pada Soobin dengan bantuan sikunya yang bertumpu dibelakangnya, menahan tubuhnya agar bisa menatap Soobin sambil memajukan dadanya sedikit demi sedikit. Tangannya yang satu lagi dibawa untuk membelai lembut rahang tajam milik sosok yang sedang mengungkungnya diatas tubuhnya.

Yeonjun merasakan tubuhnya meremang kala tangan besar Soobin mengusap punggung hingga panggulnya secara perlahan, menahan bobot tubuh yang lebih kecil.

Hanya deru nafas mereka yang terdengar. Gemuruh dalam dada tidak mampu di tutupi. Kedua nafas mereka menyatu, terlihat dari nafas tak beraturan yang saling menahan nafsu mereka.

Sebelum akal sehat benar benar hilang, keduanya saling melempar tatapan. Detik kemudian semua kembali memabukkan bagi keduanya.

Bibir Yeonjun bagai candu dan bibir Soobin bagai penawar racun.

Sensasi panas meremangkan kulit menjalar ditubuh Soobin kala kulit telanjangnya kembali bersentuhan dengan kulit Yeonjun. Kulit lembut dan putih seputih salju yang semakin membuat libido Soobin terpacu. Tangan kekarnya dengan bebasnya menggerayangi tubuh yang lebih tua, sesekali merematnya hanya untuk meninggalkan jejak merah kebiru unguan. Yeonjun menyukai tiap sentuhan Soobin yang mendominasi dirinya.

Lenguhan pelan dan racauan putus asa itu semakib terdengar jelas kala jemari Soobin meremat bongkahan kenyal milik Yeonjun dibawah sana. Bongkahan sintal yang selama ini menghimpit milik Soobin hingga sang empu meringis merasakan nikmat seperti disurga.

Yeonjun begitu gila dengan sensasi panas yang Soobin berikan. Wajah tampan dengan rahang tajam itu sesekali menghisap dan menjilat kedua gundukan kecil dibagian dada Yeonjun. Tubuhnya benar benar memohon lebih banyak afeksi dari Soobin, lebih banyak sentuhan yang memabukkan.

ProbablyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang